51. Apa Yang Berbeda?

46 5 9
                                    

Nih, Rindu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nih, Rindu

_

Hari ini adalah waktunya untuk mengumumkan hasil dari pertandingan Pekan Olahraga beberapa hari yang lalu. Dari dulu sampai sekarang, SMA Gemilang memang selalu mendapatkan perfect all kill. Siswa-siswi dari sekolah lain pun terkagum-kagum, pasalnya semua mata olahraga didominasi oleh SMA Gemilang.

Mulai dari basket sampai bela diri, totalitas juara satu. Gila, mereka begitu bersemangat sampai bisa mendapat piala dan penghargaan sebanyak itu. Lemari untuk menyimpan piala saja sudah penuh, dan baru beberapa hari ke belakang dari pihak sekolah sudah membeli lagi.

"No cepetan ke depan noh, udah dipanggil!" ucap Argi setengah berteriak, Keano yang sedang asik memainkan ponsel jadi mendongak. Mereka berpandangan. "Si anjir malah lihatin. Suka lo sama gue?!"

Keano melengos. "Lo aja." Dia malah kembali menunduk menatap ponsel, tidak tertarik untuk maju. "Lo aja yang maju."

"Lah kok?! Elu Kaptennya ngapain gue yang maju?" protesnya tidak mau mengalah. Tidak ada balasan dari Keano, Argi menggerutu dan maju untuk mengambil piala serta mendali penghargaan. Terpaksa.

Darel menyenggol lengan Arion, memasang eskpresi serius. "Ar, Ar! Kemarin gue nonton yang lagi renang," ucapnya.

"Ya terus? Lo ngikut nyebur?" Arion memicing, mengalihkan pandangan sebelum mengaduh terkena toyoran dari Darel. "Sakit woy!"

"Lagian orang lagi serius! Elo tuh kebanyakan nonton The Legend of the Blue Sea!" teriaknya kesal, lalu berdecak mulai serius lagi. "Gue speechless dong, renangnya udah kayak Ubur-ubur. Lincah amat."

"Kalau gak lincah ngapain ikutan lomba?"

"Serah lu!" Darel memilih pergi, menyisakan teman-temannya yang sedang berteriak bangga karena perwakilan dari sekolahnya bisa mendominasi dan menjadi kebanggan.

Berdiri di lapangan itu panas.

Tapi karena semangat mereka, panas pun tidak terlalu terasa. Lapangan dipenuhi siswa-siswi dari banyak sekolah, menunggu pengumuman selanjutnya. Dari kejauhan Leon bisa melihat Riana, gadis itu sedang minum susu kotak sendirian. Ah, teman-temannya sedang membeli permen kapas ternyata.

Dia tersenyum samar, lalu berjalan mendekati Riana. Gadis itu melirik Leon, kemudian kaget saat susu kotak ditangannya kini sudah Leon ambil alih. Pria itu meminumnya lewat sedotan, seketika pipi Riana merona. Lagi.

"Kak ih, itu bekas aku!" ucapnya sebal. Leon hanya menatap Riana lekat, tidak berniat menjawab. "Kan bisa beli lagi. Jangan punya aku!"

"Kenapa?" Leon membalikkan badan, mengayunkan tangannya bersamaan dengan masuknya kotak susu yang sudah habis ke dalam tempat sampah.

Riana menghela napas, menggigit bibir bawah teringat lagi kejadian kemarin. Hah, salahkan saja Leon Anggara yang pandai membuat Riana salah tingkah. Dia juga ingin melihat Leon tersipu, sepertinya akan menyenangkan.

RL's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang