Prolog

20K 590 52
                                    

Note: Karena beberapa hal aku memutuskan untuk narik naskah dan aku bakalan repost cerita ini sampai di akhir, nantikan ya, aku repost sehari satu part. Semoga kalian bisa menikmatinya😍




Luka terbesar seorang anak adalah ketika melihat kedua orang tuanya bertengkar hebat.

—Tentang Diana.

🕊️

"Abang, kenapa akhir-akhir ini Abang cuek sama Ana?"

Gadis kecil dengan seragam putih merah itu menarik-narik seragam Abangnya.

"Abang, Ana ada salah ya?"

"Atau gara-gara Ana makan jeruk Abang kemarin?"

"Atau juga gara-gara Ana manja?"

Gadis kecil itu terus saja menghujani sang Abang dengan pertanyaan polosnya.

Pasalnya Ana merasa jika Abangnya berubah akhir-akhir ini dan itu sangat menganggu pikirannya.

Ana rindu Abangnya yang baik, suka bicara padanya dan yang paling penting suka mengajaknya naik sepeda dan membeli eskrim.

"Na, Abang ngantuk!"

Sang Abang bangkit dari duduknya membuat Ana mengerucutkan bibirnya, pertanda gadis mungil ini kesal. "Yaudah, Abang tidur yang nyenyak ya." Meskipun kesal, Ana tahu diri jika Ana tidak boleh melarang Abangnya untuk tidur.

***

"Aku minta cerai, Mas! Kamu tuli?!"

"Kenapa? Kenapa harus cerai?" Pria berumur 32 tahun itu menatap sendu pada sang istri yang sedari tadi memintanya untuk menggugat cerai.

Jika sampai ini terjadi bagaimana dengan nasib kedua anaknya, terlebih putri bungsunya yang belum mengerti apa-apa.

"Harusnya kamu sadar dari awal aku gak pernah cinta sama kamu! Aku muak, Mas! Kalau aja gak ada Daffa gak mungkin aku setahan ini sama kamu."

Ada tangan tak kasat mata yang mampu meremas relung hati pria berumur 32 tahun yang bernama Adimas itu. Rasanya baru kali dirinya merasakan sakit karena mencintai.

Kenapa rasanya sesakit ini?

"Mas tahu? Aku nikah sama kamu karena almarhum Kakak mas yang minta karena Mas adik kesayangannya beliau. Aku kira aku bakalan jatuh hati dan itu benar, tapi aku merasa Mas terlalu sibuk dengan profesi, Mas dan Mas tidak pernah setuju jika aku menggugurkan Diana. Aku muak!!!!"

"SHERENA PERGI KAMU DARI RUMAH INI! AKU GAK SUDI PUNYA ISTRI SEPERTI KAMU YANG TEGA BERPIKIR AKAN MEMBUNUH DARAH DAGING SENDIRI!" Wajah Adimas memerah bahkan urat di leher pria itu tercetak jelas membuat siapapun tahu jika pria ini sedang marah besar.

"Baik! Itu yang aku tunggu, Mas. Karena kamu tahu kan Mas? Aku gak pernah mau punya anak dua!!!!" Setelah mengatakan itu Sherena bergegas menuju kamarnya dan suaminya ah bukan mantan suami maksudnya.

Sedangkan Adimas hanya bisa mengacak rambutnya frustasi. Ternyata apa yang selama ini dia pertahanan berakhir perpisahan.

Tentang Diana [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang