Caraku memang berbeda, tapi harus kamu tahu kita sama, sama-sama saling mencinta.
—Tentang Diana.🕊️
Tepat pukul sembilan malam Diana sudah terbaring di kasurnya, tapi rasanya dia enggan menutup matanya. Alasannya satu: HARI INI DIA TAK LAGI TIDUR SENDIRI MELAINKAN BERDUA DENGAN AGASA.
Apa yang harus dia lakukan?
"Belum tidur?"
Sontak Diana terlonjak kaget mendengar suara Agasa.
"Maaf ngagetin," ujar Agasa kala menyadari gerak-gerik Diana.
Diana semakin mempererat genggamannya pada selimut yang dia kenakan. Jantungnya kian berdebar lebih cepat membuat tangannya berkeringat.
"Kalau kamu gak siap tidur berdua ak–"
"Tidur di sini aja, tapi...." Diana duduk dari tidurnya kemudian tangannya menyimpan guling kesayangannya di tengah-tengah kasur miliknya. "Lo jangan berani lewati batas itu apalagi sampai macem-macem," jelas Diana.
Agasa paham dengan kondisi Diana sekarang, lagipula dia tidak masalah dengan batas itu karena dia sudah menyiapkan ide cemerlang nantinya.
"Iya, kalau itu yang kamu mau."
Akhirnya Diana bisa bernafas lega kemudian dirinya kembali berbaring membuat Agasa merayap ke atas kasur untuk terbaring di samping Diana.
"Awas ya kalau sampai ngelewatin batas," ujar Diana mengingatkan.
"Iya, Na, engga akan."
Agasa hanya bisa menatap punggung istrinya karena Diana memang tidur memunggungi dirinya. Sedangkan Diana kini perlahan matanya mulai terpejam dan tubuhnya terbawa alam mimpi.
Mendengar nafas Diana yang teratur Agasa kembali turun dari kasur dan berjongkok menghadap Diana yang tertidur pulas.
Perlahan tangannya mengelus wajah ayu milik Diana, rasanya nyaman. "Aku sayang banget sama kamu, Na, dan aku mohon semoga hari ini menjadi awal yang baik buat kita."
Agasa tidak pernah menuntut apapun dari Diana, dia hanya berharap bahwa Diana tidak akan pernah meninggalkannya lagi.
Agasa kembali memberi kecupan ringan tepat di dahi istrinya kemudian kembali berbaring di samping istrinya, tapi lihat dia akan membuang guling yang menjadi batas antara mereka berdua.
"Maaf aku ingkar," ucapnya seraya membalikkan tubuh Diana perlahan kemudian menariknya ke dalam dekapannya.
Awalnya tubuh Diana menggeliat tak nyaman, tapi berkat elusannya kini Diana nyaman berada dalam dekapannya.
Agasa tersenyum tipis seraya mengelus lembut surai istrinya.
"Kamu boleh bilang engga di mulut, tapi hati dan tubuh kamu gak melakukan hal serupa."
Agasa semakin mempererat pelukannya pada Diana dan setelahnya menyusul istrinya ke alam bawah sadar.
Rasanya ini untuk kedua kalinya mereka tidur bersama dengan posisi saling memeluk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Diana [ Completed ]
Teen Fiction#AgasaDKKSeries1 Kisah seorang anak yang menjadi korban perceraian orangtuanya membuat dirinya selalu berusaha tersenyum dan tertawa di depan semua orang, meskipun hatinya tengah terluka. Diana Tresya, namanya. Gadis yang memiliki topeng yang bisa...