Bab 50 - Akhir Semuanya

6.4K 197 48
                                    

Pada akhirnya aku sadar skenario Tuhan memang lebih indah dari rencana yang sudah ku siapkan dengan matang.

—Tentang Diana.

🕊️

"Diana."

Diana menoleh ke arah Devon yang baru saja memanggilnya.

"Ada apa?"

Devon duduk di samping Diana yang kini duduk di sofa ruang tamu apartemen Zemi. "Harusnya gue yang nanya lo kenapa."

Diana meringis kecil. "Kelihatan ya?"

Devon mengangguk mantap.

"Agasa akhir-akhir ini beda, Dev."

"Beda?" Diana mengangguk. "Beda gimana?"

"Dia cuek sama gue dengan alibi tugas lah, capek lah bahkan setiap mau tidur juga dia gak meluk gue lagi."

Flashback on

"Gas."

Agasa melirik sekilas Diana kemudian menatap fokus kembali pada laptopnya. "Ada apa?" tanyanya.

"Kamu sibuk ya?"

"Hm."

Diana tidak bodoh menyadari perubahan sikap Agasa padanya. Dia tak bodoh akan hal itu, tapi satu yang Diana tak tahu. Apa alasannya? Apa salahnya?

"Aku ada salah ya, Gas?"

"Gak," jawabnya singkat.

"Ini udah jam sepuluh malam, Gas. Tidur yuk!" Diana tak akan kehabisan ide untuk bisa berinteraksi dengan Agasa dan berharap Agasa kembali seperti semula.

"Duluan aja."

Jawaban yang singkat, hanya dua kata, tapi kenapa rasanya sakit.

"Gak usah nungguin, tugasnya banyak banget," sambungnya.

Diana mengangguk lesu kemudian naik ke kasur dan menatap nanar pada Agasa yang masih sibuk dengan laptopnya.

Diana tahu Agasa sibuk, tapi Agasa tak pernah sampai secuek ini padanya.

Flashback off.

"Emang sih, Na, akhir-akhir ini tugas banyak banget. Maklum bentar lagi ujian."

Diana menyunggingkan senyumnya sekilas kemudian bangkit dari sofa meninggalkan Devon yang hanya bisa menghembuskan nafasnya gusar.

"Gue salah ngomong gak sih?" batinnya.

***

Kali ini Diana masih stay di lobi apartemen Zemi menunggu Agasa yang katanya akan menjemput dirinya, tapi sudah terhitung setengah jam dirinya berdiri di sini, tapi tak ada tanda-tanda Agasa datang.

Tentang Diana [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang