Aku telat sih, tapi aku mau bilang SEMANGAT YA YANG PTS/UTS POKOKNYA JANGAN LUPA BELAJAR DAN KU DOAKAN LANCAR YA!🤗♥️
Btw, aaa seneng deh HAPPY 10K guys🤗♥️😭
Makasih yang udah setia sama karya ku😭♥️
Caraku memang salah, tapi bisakah kali ini kamu mengerti aku sejenak saja?
🕊️
"Agasa tunggu dulu!"
Terpaksa langkah Agasa terhenti kala suara Diana memanggil namanya. Hari ini mereka akan berkumpul di apartemen baru Zemi. Bahkan keduanya sudah siap dan tinggal selangkah lagi masuk ke mobil, tapi entah ada apa Diana menghentikannya dengan memanggil namanya.
"Ada apa?" tanya Agasa terpaksa balik badan menghadap Diana yang tadi berada di belakangnya.
"Kamu berubah," ucap Diana lirih.
Beberapa hari setelah kepulangan mereka dari pertemuan dengan dokter Evellyn, Diana merasa jika Agasa berubah.
"Maksud kamu apa?" Agasa berlaga pura-pura tak tahu.
"Aku tahu kamu marah soal yang waktu ke dokter Evellyn kan?"
Agasa diam, dia juga tidak tahu kenapa rasanya akhir-akhir ini mood nya sedikit buruk jika berhadapan dengan Diana. Entah kebetulan atau memang iya hal itu terjadi saat mereka selesai dari pertemuan dengan dokter Evellyn saat itu.
"Aku minta maaf, tapi asal kamu tahu aku ngelakuin itu juga ad–"
"Masuk!" potong Agasa. "Yang lain udah dateng, cuman kita yang belum."
Diana menatap sendu Agasa yang masuk ke mobil. Diana tahu dia salah, tapi dia juga punya alasan dan dia belum siap jika harus mengatakannya sekarang. Sungguh, tidak mungkin dia bertindak tanpa alasan.
"Aku tahu kamu marah, dan aku minta maaf karena cuman itu yang bisa aku lakuin sekarang."
***
"Astaghfirullah bisa gak sih pelan-pelan?!" Devon menepis tangan Bianca yang semula mengompres lukanya akibat tamparan yang bertubi-tubi beberapa menit lalu.
"Makanya kalau gak mau kayak gini jangan so’ jadi playboy cap nila. Jadi, gini kan? Habis pipi lo kena gampar!" omel Bianca membuat Zemi dan Naka menahan tawanya.
"Lo tuh ya, mana gue tahu kalau ending nya bakalan kayak gini, dodol! Biasanya juga engga gini. Pengalaman baru sepanjang sejarah semenjak gue menyandang status playboy di dunia fana ini."
"Dih mit–"
"Assalammualaikum!"
Ucapan Bianca terpotong oleh salam Diana dan Agasa yang baru tiba di apartemen Zemi. Sontak melihat Diana datang Bianca langsung berdiri dan berlari ke arah Diana lalu menghamburkan pelukan pada sahabatnya itu.
"Ya ampun, Di, gue kangen!"
"Baru juga ketemu beberapa hari lalu, Bianca. Kenapa sih? Cengeng."
Sontak Bianca melepaskan pelukannya dan menatap Diana sebal seraya berdecak pinggang bak ibu kos-kosan. "Mirip mamih," batin Diana kala melihat Bianca seperti itu.
"Lo kok gitu sih, Di?! Gue kan kangen. Apalagi sama ponakan gue. Kangen berat tahu, ih bukan rindu itu berat."
"Iya-iya, gue becanda kok." Diana mengulas senyum manisnya membuat Bianca ikut tersenyum kemudian kembali memeluk Diana erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Diana [ Completed ]
Teen Fiction#AgasaDKKSeries1 Kisah seorang anak yang menjadi korban perceraian orangtuanya membuat dirinya selalu berusaha tersenyum dan tertawa di depan semua orang, meskipun hatinya tengah terluka. Diana Tresya, namanya. Gadis yang memiliki topeng yang bisa...