Bab 38 - Adimas VS Agasa

2.8K 162 35
                                    

Dia perempuan yang nyaris sempurna dan yang memilikinya adalah pria beruntung di dunia, tapi sayang pria itu bukan aku melainkan dia.

—Tentang Diana.

🕊

"Agasa."

Agasa yang tiba-tiba menerima pelukan sang istri cukup terkejut. Namun, selanjutnya Agasa tersenyum lebar dan membalas pelukan Diana. Tak biasanya Diana seperti ini dan Agasa yakin pasti ada apa-apa.

"Ada apa, Na?"

Diana menggeleng bahkan wanita itu tak bisa menyembunyikan isaknya membuat Agasa lantas mengurai pelukannya dan menangkup kedua sisi wajah sang istri.

"Are you okay, Na? Ada apa? Jangan nangis, Na. Jangan bikin aku panik."

Diana tetap menggeleng membuat Agasa semakin bingung bahkan pria ini lupa tugas kuliah yang harus dikumpulkan senin nanti.

"Yakin gak mau bilang sama aku? Atau mau aku sendiri yang cari tahu."

Baru saja Agasa akan beranjak, tapi niatnya pupus kala tangan Diana menahannya bahkan kini Diana menatapnya dengan matanya yang kian memerah.

"Aku minta maaf, Agasa."

"Maaf? Ada apa, Na? Kamu kok aneh? Kamu enggak bikin salah kok, serius."

Diana menunduk, dia takut Agasa marah. Sontak Agasa menarik dagu Diana agar istri nya ini lantas menatap dirinya.

"Cerita sama aku, aku janji enggak bakalan marah kok."

"Bener?"

Agasa mengangguk.

"Kamu ingat kak Rafi?"

"Yang waktu datang pas acara BBQ?"

"Iya."

"Terus kenapa? Kamu suka sama dia?"

Sontak Diana menggeleng kuat. "Enggak, Agasa. Aku gak suka," bantahnya membuat Agasa terkekeh.

"Terus kenapa? Kok malah minta maaf? Atau tadi kamu diantar sama dia?"

Diana menggeleng. "Bukan juga."

"Terus?" Agasa menaikkan sebelah alisnya membuat Diana semakin enggan bicara jujur soal Rafi. "Kalau kamu enggak mau jujur, gapapa kok, tapi inget aku gak akan tinggal diem."

"Tadi aku ketemu sama dia," ucap Diana akhirnya.

"Terus?"

"Ketemu di depan rumah dan dia lihat perut aku yang gede terus dia tahu aku hamil dan parahnya aku kasih tahu kalau kamu suami aku."

Diana menunduk, dia siap mendapat amarah Agasa sekarang, tapi bukan amarah yang dia terima melainkan tawa Agasa yang menggema di pendengarannya.

Apa ada yang lucu? Jika iya, apa?

Diana lantas mendongak melihat Agasa yang kini sudah menghentikan tawanya.

"Kamu kok ketawa? Aku lucu?"

Agasa menggeleng. "Kata siapa? Geer banget kamu."

"Ih, Agasa, aku serius."

"Aku juga!" Agasa tak mau kalah. Agasa akui menjahili istrinya ini memang menyenangkan.

"Ih, terus kamu kenapa ketawa?"

Agasa menggenggam kedua tangan sang istri. "Aku ketawa karena aku kira ada apa, eh tapi nyatanya gitu ya? Aku gak papa kok bahkan aku seneng, Na dan aku mau semua orang tahu kalau kamu itu istri aku dan aku ini suami kamu, tapi kamu belum siap aku gak papa juga karena kebahagian kamu prioritas aku."

Tentang Diana [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang