Penantian panjang mungkin terdengar tak mengenakan, tapi yakinlah ada hikmah dan pelajaran dibalik semuanya.—Tentang Diana.
🕊️
4 bulan kemudian ....
Kalian tahu masa yang paling menegangkan selama hidup kalian itu saat apa? Mungkin jawabannya akan berbeda-beda, tapi untuk kali ini Agasa akan menjawab pertanyaan itu dengan jawaban: MASA MENEMANI DIANA MELAHIRKAN.
Ya, sekarang dirinya beserta Diana dan juga tentu para dokter dan suster sudah siap berada di ruang melahirkan.
Agasa tak sanggup melihat wajah sang istri yang kesakitan sedari kemarin tepatnya saat Diana masih pembukaan satu.
"Ga-gas .... Pa-papa."
Papa.
Ya Adimas.
Agasa mengusap rambut Diana yang menutupi wajah Diana dengan tangan gemetar. Wajah Diana penuh keringat dan air mata. Dia tak tega, jika bisa mungkin dia ingin menggantikan posisi Diana sekarang, tapi sayang itu mustahil.
"Kamu mau papa?"
Diana mengangguk lesu. "Aku mohon, Gas. Papa."
Agasa mengecup singkat dahi Diana kemudian ijin keluar untuk memanggil Adimas sesuai keinginan Diana.
"Lho, udah lahirannya?" Kalimat pertama yang Agasa dengar kala dia keluar ruangan. Jelas semua orang harap-harap cemas menunggu Diana lahiran.
Agasa menggeleng. "Diana pengen Papa ke sana. Agasa mohon, Pa," pintanya memohon padahal tanpa Agasa memohon pun Adimas mau.
"Papa mau, Nak. Ayo kita ke dalam!" Masih lengkap dengan jas putih kebanggaannya Adimas masuk ke dalam ruangan tentunya dengan Agasa.
Sungguh hal pertama yang dia lihat adalah wajah lelah, penat, sakit milik putrinya. Adimas tak tega, dia ingin sekali mempercepat waktu lahiran ini jika bisa, tapi nyatanya hal itu sangat mustahil.
"Pa-papa."
"Ini Papa, Sayang. Kenapa? Diana mau apa?" Adimas menggenggam erat tangan kiri Diana.
"Sa-sakit, Pa." Bersamaan dengan itu air mata Diana luruh. Entah sudah berapa banyak air mata yang Diana teteskan dari kemarin pagi hingga sore hari ini.
Adimas tersenyum menguatkan. "Bismillah, Nak. Bismillah. Percaya sama Papa, kamu pasti bisa."
"Mari Diana sepertinya bayi nya sudah siap untuk lahiran."
Instruksi dari dokter Evellyn bak alarm tanda waspada membuat jantung Diana, Adimas dan Agasa kian berdebar.
Agasa lantas menggenggam tangan kanan Diana. Sekarang ada dua lelaki yang Diana sayangi menemaninya, dia harus berjuang. Demi anaknya, dia ingin anaknya melihat indahnya dunia ini. Diana mau, dan Diana harus bisa.
"Satu .... Dua .... Tiga .... Dorong!"
"Aaaaaaa!!!" Dengan sisa-sisa tenaga Diana mengejan berusaha mendorong sang anak untuk keluar dari perutnya.
"Bagus, Diana. Ayo sekali lagi."
"Aaaaaaa!!!"
Kini tenaga Diana benar-benar habis. Agasa merasakan hal itu dan tentu Adimas juga. Genggaman Diana kian melemah, bahkan mata cantiknya siap menutup.
"Diana dokter mohon bertahan ya. Kepala bayi sudah terlihat Diana."
Meskipun samar-samar Diana bisa mendengar suara dokter Evellyn.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Diana [ Completed ]
Teen Fiction#AgasaDKKSeries1 Kisah seorang anak yang menjadi korban perceraian orangtuanya membuat dirinya selalu berusaha tersenyum dan tertawa di depan semua orang, meskipun hatinya tengah terluka. Diana Tresya, namanya. Gadis yang memiliki topeng yang bisa...