Bab 18 - Tamu Spesial

3.7K 188 28
                                    

Kemarin WP aku error' gak bisa up + kirim pesan juga engga bisa huaaaaa:(

Semoga skrng bisa ya.

Aku tahu kamu tak mungkin bermain dibelakangku, tapi apa salah jika aku cemburu?

—Tentang Diana.

🕊

"Dimana?"

"Lagi di taxi, mau pulang."

"Udah beres makannya?"

"Hah? Makan? Kamu tahu?"

"Kamu lagi gak bohong sama aku kan?"

"Engga, Agasa. Apa perlu VC atau mau ngomong sama pak supir?"

"Diana aku serius."

"Aku juga."

"Yaudah tunggu aku di pos satpam depan komplek, pulang bareng."

"Lama gak?" Diana sedikit merengek membuat Agasa gemas di sebrang sana. Meskipun dia marah atau lebih tepatnya cemburu melihat poto tadi, tapi untuk memarahi Diana, Agasa tak sanggup. "Kok diem?"

"Aku bentar lagi sampai, Na."

"Yaudah aku tunggu."

"Iya, aku tutup ya, byeee sayang!!!"

Diana menghela nafasnya kemudian menyimpan ponselnya ke tas yang dia bawa dan kembali fokus pada jalanan. Selang lima menit dia sampai di pos satpam depan kompleknya. Dia harus menunggu Agasa, tapi nyatanya Diana salah karena ternyata mobil Agasa sudah ada di ujung sana tepat disampingnya pos satpam komplek.

Tanpa ingin mengulur waktu Diana menghampiri mobil itu, dia sudah tak sabar ingin bertemu papanya dan berbagi soal undangan kampus ini.

"Aku yang nunggu lho, Na." Kalimat pertama yang Diana dengar kala dirinya masuk ke mobil dan duduk di samping jok kemudi.

"Suruh siapa ngebut, aku padahal masih baru tahu naik taxi waktu kamu nelpon."

"Pantes."

Diana tak lagi menggubris dan Agasa memilih untuk melajukan mobilnya. Sebenarnya Agasa ingin sekali bertanya mengenai apa tujuan kepala sekolah memanggil istrinya? Atau yang lebih membuat Agasa penasaran adalah siapa pria yang ada di poto yang dia lihat?

Akan tetapi, melihat kondisi Diana yang sepertinya lelah dan ingin cepat pulang membuat Agasa mengurungkan niatnya dan berharap Diana sendiri yang menjelaskan semua tanpa dia minta. Ya, semoga.

***

"Paapaaaa!!!"

Dengan senyum merekah di wajahnya Diana menunjukkan beberapa amplop undangan kampus yang pak Ramdan beri padanya.

Adimas yang melihat itu ikut tersenyum kemudian maju mendekati putrinya dan langsung memeluk erat tubuh Diana tak lupa beberapa kecupan Adimas berikan pada puncak kepala putrinya.

"Papa ikut seneng sayang. Papa bangga sama kamu. Papa sangat berterimakasih karena telah diberikan putri seperti kamu."

Dalam dekapan sang hero Diana mengangguk. "Diana juga bangga punya papa seperti Papa Adimas."

Adimas mengurai pelukannya menatap anaknya dengan tatapan hangat penuh kasih sayang membuat Diana selalu nyaman ditatap olehnya. "Kamu udah cerita sama Agasa?"

Tentang Diana [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang