Bab 22 - Cerai

5.3K 211 43
                                    


Takdir terlalu kejam dalam menghukumku, lantas apa yang perlu aku lakukan agar takdir kembali berpihak padaku?
—Tentang Diana.

🕊️

"Eh, itu bukannya si Agasa ya."

Tiara menoleh ke arah yang sahabatnya tunjuk dan tepat itu memang Agasa, tapi.... kenapa wajahnya kusut? Batin Tiara.

"Samperin gih!" Yura menyenggol Tiara yang berada di sampingnya.

"Masa? Ih, malu lah dulu kan gue yang ninggalin masa sekarang gue yang nyamperin sih?"

Dulu memang Tiara yang memutuskan hubungan keduanya. Alasannya Tiara bosan dengan Agasa. Agasa terlalu lembek untuk dirinya. Apa-apa yang Tiara inginkan pasti itu yang Agasa lakukan. Well, itu baik, tapi rasanya Tiara ingin memiliki pria lebih dari itu dimana pria itu bisa membuat Tiara tak merasa jenuh dengan hubungannya.

Yura menghela nafas kemudian berkata dengan bijaknya, "Lo itu sebagai mantan yang baik mending samperin gih! Kayaknya tuh anak lagi ada masalah. It's okay kalau emang gak mau, tapi saran sih mending samperin. Kesempatan gak datang dua kali." Yura menekankan kalimat akhirnya.

"Dih, kesempatan apaan?"

"Ya, buat balik lagi ke Agasalah. Gue tahu kok lo nyesel kan udah ninggalin dia?"

"Dikit sih," jawab Tiara.

Mungkin memang Tiara ingin mencari yang lebih baik dari Agasa, tapi tidak dipungkiri jika rasa menyesal itu memang ada, meski hanya sebesar biji dzarah.

"Yaudah samperin gih, kalau gak bisa balikan yaudah temenan aja. Kasihan lho, Ra, kayaknya tuh bocah lagi banyak masalah."

"Terus urusannya sama gue?"

"Ihhhhh gemesh deh!" Yura mengepalkan tangannya ke udara, kemudian menghembuskan nafas berusaha menetralisir emosinya dan kembali berkata, "Dulu dia selalu ada buat lo, sekarang giliran lo sana."

"Yaudah iya."

Tiara akhirnya menyerah dan beranjak dari kursinya menuju meja Agasa yang terhalang beberapa meja dari mejanya dan juga Yura.

"Boleh gue duduk?"

Agasa menoleh sebentar kemudian mengangguk.

"Thanks ya," ujar Tiara sebelum akhirnya duduk di kursi sebrang Agasa. "Lo lagi ada problem?" tanya Tiara canggung, sungguh satu tahun putus dari Agasa baru kali ini dia kembali berbincang dengan Agasa.

"Ada enggaknya, itu bukan urusan lo." Nada bicara Agasa terkesan datar, membuat Tiara menghela nafas dan berkata sabar dalam hatinya.

Dulu sebelum mereka pacaran sikap Agasa memang seperti itu, dingin tak tersentuh. Jadi, Tiara tak kaget.

"Iya sih emang gak ada urusannya sama gue, tapi btw gue dah lama gak ketemu sama lo. Kabar lo gimana? Kabar bu-"

"Jangan manggil nyokap gue bunda lagi!" potong Agasa cepat.

Tiara merenggut kesal, dia benci Agasa yang seperti ini, tapi dia juga sadar dia salah. "Yaudah maaf."

"To the point aja lo mau apa ke sini?" sinis Agasa.

"Niat gue baik kok, mau hibur lo. Persis kayak dulu." Tiara tersenyum lebar memperlihatkan gigi putihnya.

Agasa masih setia dengan wajah datar. "Itu gak perlu karena gue gak butuh," ucap Agasa kemudian beranjak dari kursi meninggalkan Tiara.

Tentang Diana [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang