Bab 45 - Permintaan Maaf Tiara

4.4K 165 62
                                    


Yang baik saja bisa menjadi jahat. Mengapa yang jahat tidak bisa menjadi baik? Semua bisa berubah dan itu semua kita yang menentukan. Entah menjadi buruk, baik atau bahkan menjadi lebih baik.

—Tentang Diana.

🕊

"Gue minta maaf, Na. Gue tahu gue salah, tapi lo tahu kan kalau gue ngelakuin hal itu karena gue gak suka kalau lo nampar gue. Maafin gue, Na."

Keesokan harinya Tiara memang datang menjenguk Diana tak lupa Yura juga ada menemani Tiara. Ini semua permintaan sang mama, tapi Tiara juga menyesal telah berbuat jahat dan bahkan hampir melayangkan dua nyawa.

"Diana please gue tahu berat banget kan buat maafin gue, tapi gue mohon maafin gue ya? Gue janji gak bakalan ganggu hidup lo lagi, gue bakalan pindah ke Makasar ikut bokap yang tugas di sana sekalian tinggal di rumah nenek gue."

Tiara tidak bohong jika hatinya gelisah setelah dia melakukan hal ini pada Diana dan pada akhirnya dia memutuskan untuk pindah ikut bersama sang papa yang memang seorang TNI AD yang ditugaskan di Makasar. Tiara memang bukan orang jahat, tapi dia khilaf.

Bibir pucat pasi milik Diana melengkung membentuk senyuman. Dia tak semarah itu pada Tiara, meskipun dia kecewa, tapi dia tahu Tiara tak jahat, dia baik.

"Gue maafin lo, Ra."

Tiara ikut tersenyum mendengarnya kemudian dirinya merengkuh tubuh Diana. "Makasih, Na, makasih banget. Lo emang baik hati, lo pantas sama Agasa. Maafin gue yang emang asalnya mau rebut dia lagi, tapi jujur itu semua gue niatin sebelum tahu kalau kalian udah nikah."

Diana mengusap punggung Tiara. "Gue tahu, Ra, lo bukan orang jahat, gue tahu. Lo pantes hidup dan kejar cita-cita lo, gue doain lo dapat jodoh yang bisa ngertiin lo ya? Dan gue doain kuliah lo lancar terus."

Katakan dimana Tiara bisa membeli hati sebaik Diana, katakan!

Kini Tiara sadar jika Diana memang lebih pantas bersama Agasa. Agasa pria baik dan dia pantas mendapatkan yang baik pula, Diana tentunya.

"Aamiin, Na, gue juga doain lo lancar ya sampai lahiran dan jangan lupa hubungi gue kalau lo lahiran, insya Allah gue datang."

"Iya, Ra, gue bakalan kasih tahu lo."

Tiara lantas mengurai pelukannya seraya tersenyum menatap wajah Diana yang terlihat pucat, tapi kecantikan Diana memang tak pernah pudar.

"Maafin Aunty ya," ujar Tiara seraya menatap perut Diana yang kian membesar itu.

"Dimaafin kok, Aunty Tiara yang cantik," ujar Diana menirukan suara anak kecil.

Tiara dan Yura terkekeh mendengarnya.

Yura yang sedari tadi menjadi penonton pun kini berdiri di samping Diana. "Maafin gue juga ya, Na. Gue sempet ngompor-ngomporin Tiara buat rebut Agasa dari lo."

Diana mengangguk. "Gue gapapa kok, santai ya? Gue udah maafin kalian, gak enak hidup dengan dendam. Gue mau kita hidup tentram apalagi kita kan teman."

Yura mengangguk. "Iya, Na, makasih ya. Lo emang baik, Na, sekali lagi maaf sempet ada niat jahat ke lo."

"Iya, Yura. Gapapa kok, tapi jadiin ini sebagai pelajaran buat kita semua ya?"

Tiara dan Yura lantas mengangguk kompak.

"Kita temen kan, Na?" tanya Tiara.

"Why not? Dari dulu kan kita temen. Kalian itu tetangga sebelah gue kan? Gue tahu kok. Apalagi lo, Ra, Agasa pernah nangis gara-gara lo dan lo tahu dari situ gue jadi deket sama dia."

Tentang Diana [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang