Memaafkan memang mudah, tapi menghapus luka yang ada itu yang sulit bahkan rasanya tidak akan pernah bisa. Karena setegar dan seikhlas apapun kita memaafkan, tapi rasanya bekas luka itu pasti ada.—Tentang Diana.
🕊️
"ASTAGHFIRULLAH GUE GAK LIHAT."
Sontak Diana dan Agasa saling menjauh lalu melihat siapa pemilik suara itu. Sang pemilik suara menatap malu dengan pipi yang memerah bukannya seharusnya Diana dan Agasa yang seperti itu karena mereka yang tercyduk.
"Sorry gue gak tahu kalau kalian lagi itu," ujar Tiara.
Tiara, ya dia sang pemilik suara itu.
Diana tersenyum tipis. "Gapapa, Ra. Ada yang ketinggalan ya?"
"Engga, gue ada perlu lagi. Gapapa?"
Agasa menatap malas pada Tiara. Dia tak suka ada sosok Tiara di sini. Meskipun mungkin dia sudah berubah, tapi entah kenapa rasanya dia belum bisa berdamai dengan sosok yang pernah menjadi cinta pertamanya itu.
"Ada perlu apa ya?" tanya Diana.
"Gu-gue mau ngomong sama Agasa."
Agasa membelalakkan matanya. "Enggak, gue gak mau!" tolaknya.
"Na please ...."
Agasa memegang tangan Diana dan menatapnya penuh harap seraya menggelengkan kepala. "Jangan, Na."
Diana bingung. Dia menatap Agasa dan Tiara secara bergantian. Dia tak tega jika harus menolak keinginan Tiara.
"Yaudah sana, Ra," putus Diana akhirnya.
Sontak Agasa mempererat genggamannya seakan-akan dia tak ingin dipisahkan dengan Diana. "Na, aku gak mau."
Diana menoleh ke arah Agasa kemudian tersenyum meyakinkan. "Gapapa, sekali ini aja ya? Please ...."
Agasa tak tega jika harus menolak permohonan Diana, tapi dia juga tak sudi jika harus bicara dengan Tiara. Lagipula semuanya sudah selesai apalagi yang harus dibicarakan?
"Lima menit Gas," ujar Tiara.
Agasa menghembuskan nafasnya kemudian menatap Diana sejenak lalu ibu jarinya terulur mengusap bibir Diana membuat Diana dan Tiara terkejut.
"Agasa," tegur Diana.
"Belepotan," ucap Agasa dengan senyum tengilnya membuat Diana meringis. Dia masih ingat ada Tiara di sini, apakah Agasa lupa?
***
"Gue mau pindah hari ini ke Makassar."
Gak peduli!
"Terus?"
Tiara berat meninggalkan Jakarta, tapi rasanya dia juga tidak boleh egois.
"Gue ke sini cuman mau kita pisah baik-baik aja, Gas. Please seperti kata Diana, kita teman."
"Gue bukan istri gue yang dengan mudahnya menerima lagi!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Diana [ Completed ]
Fiksi Remaja#AgasaDKKSeries1 Kisah seorang anak yang menjadi korban perceraian orangtuanya membuat dirinya selalu berusaha tersenyum dan tertawa di depan semua orang, meskipun hatinya tengah terluka. Diana Tresya, namanya. Gadis yang memiliki topeng yang bisa...