Bab 6 - Hancur

6K 284 28
                                    

Yang lebih sakit itu ketika kita harus kembali bertemu dengan orang yang menjadi sumber luka di masa lalu.
—Tentang Diana.

Club.

Satu tempat yang berada di black list tempat yang Diana kunjungi. Tempat yang sangat Diana benci, tempat yang menurut Diana hanya pantas untuk mereka yang mempunyai pemikiran gila dan sia-sia dalam memanfaatkan waktu hidupnya.

Akan tetapi, saat ini Diana berada di sini. Diana harus kembali menerima kenyataan bahwa perlahan tapi pasti prinsip hidupnya kian mulai pudar. Mulai dari mencintai Agasa dan kini lari ke tempat haram.

"Mama?"

"Kamu apa kabar, Na? Sudah besar ya."

"Jangan basa-basi."

"Maaf." Sherena merogoh tasnya dan mengeluarkan sebuah undangan. "Abang kamu akan menikah, datanglah."

"Satu botol lagi!" pinta Diana.

Pikirannya semakin kacau ketika bayangan-bayangan sang mama muncul lagi. Diana benci mamanya. Diana tidak ingin lagi bertemu mamanya.

"Mama sudah mengundang papa kamu, tapi dia menolak datang karena tidak ingin kamu kecewa lagi, sedih lagi."

"Undang? Kapan?"

"Sehari sebelum papa kamu drop."

"Brengsek!!! Belum puas hah?! Buat papa dan Ana menderita karena ditinggalkan?" Diana tak sadar jika dirinya berteriak di depan mamanya. Wanita yang seharusnya dia hormati.

"Mama tahu, Nak, tapi Abang mu sangat menginginkan kamu datang."

"In your dream!"

Diana tahu sang mama akan melakukan apapun untuk memenuhi keinginan abangnya karena sejak lahir abangnya adalah putra yang diingkan. Lain dengan dirinya, anak yang sangat tidak dinanti dan diinginkan.

"Mbak, saya mohon Mbak sudah mabuk berat. Saya antar pulang ya."

Diana menatap tajam pada bartender yang berani menentang keinginannya. "Saya bilang satu botol, ya satu botol!" sentaknya membuat bartender itu pasrah dan akhirnya membawa pesanan Diana.

Pikiran Diana kacau.

Kedatangan sang mama yang secara tiba-tiba membuat pikirannya kacau dan tak karuan.

Terlebih Agasa, pemuda itu termasuk dalam jajaran penyebab pikirannya kacau saat ini.

"Agasa gue sayang sama lo, tapi kita gak mungkin lanjut ini semua," racau Diana sebelum akhirnya Diana tumbang membuat bartender tadi panik dan segera membopong tubuh Diana ke salah satu kamar di Club' ini.

***

"Mas, benar ini dengan Agasa?"

"Iya."

"Mas pacarnya Mbak Diana?"

"Diana? Diana Tresya?"

"Sepertinya itu, Mas. Saya hanya ingin memberi tahu jika pacar Mas mabuk berat di Club' XXX. Saya yakin mbaknya orang baik. Jadi, saya bawa dia ke salah satu kamar di sini. Saya mohon datang Mas ke sini."

Sontak Agasa langsung menyambar jaket beserta kunci mobilnya. Yang ada di pikirannya adalah Diana. Kenapa gadis itu pergi ke club'? Pasti Diana sedang tidak baik-baik saja membuat Agasa khawatir.

Tentang Diana [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang