Bab 13 - DNA Wedding

4.6K 239 26
                                    

Jika dia serius padamu maka dia akan berani memegang tangan ayah mu dan mengucap ijab qabul mengatasnamakan dirimu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika dia serius padamu maka dia akan berani memegang tangan ayah mu dan mengucap ijab qabul mengatasnamakan dirimu.
—Tentang Diana.

🕊

12 Mei.

Tanggal dimana sepasang sejoli akan melangsungkan pernikahan mereka. Sepasang sejoli itu adalah Diana dan Agasa. Ya, mereka menikah hari ini tepat ditanggal 12 Mei. Pemilihan tanggal disamakan dengan tanggal mereka jadian dulu.

Setelah perdebatan cukup panjang akhirnya pernikahan itu berlangsung. Meskipun hanya sekedar akad karena ini keinginan sang mempelai wanita. Diana enggan mempublikasikan pernikahannya dan dia tidak siap jika suatu saat nanti dia digunjing oleh teman-temannya.

Jadi, dia memilih jalan pernikahan tertutup hanya dihadiri oleh kedua keluarga mempelai dan para sahabat mereka.

Diana yang kini masih duduk di kursi rias kamarnya mulai gugup. Dia tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Dia akan menjadi seorang istri dan tentunya itu belum pernah terpikirkan dalam benaknya karena Diana enggan menikah, tapi insiden itu membuat semuanya berubah.

Nyatanya kita boleh merencanakan, tapi adalah Allah yang akan menentukan.

Ceklek.

Pintu kamar terbuka membuat Diana yang sudah selesai dirias menoleh dan mendapati Bianca dengan mulut ternganga melihat seserahan dari pihak mempelai pria.

"Anjirrrr gila, gila! Kece!" Bianca menggelengkan kepalanya tak percaya. "Di, gue ambil satu boleh?"

Diana hanya bisa menghela nafas dan memutar bola matanya jengah. Haruskah itu yang Bianca pikirkan sekarang?

"Bi, gue takut."

Bianca yang tadinya sibuk memandang seserahan pun kini mengalihkan pandangannya pada Diana.

"Takut kenapa, Na?" tanya Bianca seraya maju mendekati sang sahabat.

"Gue takut. Lebih tepatnya gue gak mau berada diposisi ini, gue gak siap. Bahkan gak akan pernah siap."

Diana menunduk memilin ujung kebaya putihnya membuat Bianca tersenyum maklum kemudian bersimpuh di depan Diana yang duduk memegang tangan Diana erat. "Di, gue tahu apa yang lo rasain, tapi apakah bener lo gak siap? Gue lihat selama ini lo baik-baik aja lho."

"Bi, menikah gak ada di list perjalananan hidup gue," tegas Diana mengingatkan sahabatnya.

"I know Na, tapi lo mau mundur? Bukannya ini lo lakuin buat Papa lo? Kalau emang lo gak niat nikah udah dari dulu lo nolak."

"Because papa, gak ada yang lain."

"Bener? Emang gak ada sedikit pikiran lo nerima ini karena lo sayang dan cinta sama Agasa?"

Tentang Diana [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang