Bab 27 - Kabar Baik

3.1K 169 49
                                    

Mau ku banyak, tapi yang utama kembali padanya dan mengulang kisah yang sempat retak.
—Tentang Diana.

🕊

Ada hal yang tak bisa dijelaskan dengan kata. Begitulah keadaan Agasa sekarang. Agasa tak menyangka jika papa mertuanya ada di ruangan Diana. Yang membuatnya tak bisa berkutik adalah meninggalkan Diana dan saat itu ada Adimas. Rasanya harga diri dan tanggung jawabnya sedang dipermainkan sekarang. Meskipun Adimas tidak masalah, tapi rasanya Agasa merasa sangat bersalah.

"Tadi kata dokter yang menangani Diana, tar siang kamu ke ruangannya."

Agasa mengangguk. "Makasih, Pa, maaf juga udah ninggalin Diana."

Mendengar itu Adimas lantas tertawa kecil. "Papa tahu kamu juga ada urusan pribadi, santai aja, Gas."

Semakin ramah dan tak ada apa-apa sikap Adimas padanya semakin rasa bersalah itu bertambah.

"Lagian kamu ninggalin Diana gak sendiri, tapi ada Devon, Naka sama Zemi."

Mendengar namanya disebut pun ketiga kaum adam itu menampilkan senyum terbaiknya ke arah Agasa membuat Agasa bergeridik ngeri.

Adimas menepuk pundak Agasa. "Papa titip lagi ya Diana. Ada yang harus Papa periksa dan siapkan sebelum operasi."

Agasa mengangguk.

"Jaga kesehatan juga ya. Jangan satu sakit, dua-duanya sakit."

"Iya, Pa."

Akhirnya Adimas pamit pada Diana dan juga ketiga sahabat Agasa sebelum akhirnya pria paruh baya lengkap dengan jas putih kebanggaannya itu berlalu dari ruang inap Diana.

Melihat Adimas yang sudah pergi Agasa lantas duduk di kursi samping ranjang Diana. Tangannya ia ulurkan untuk mengusap surai hitam milik istrinya seraya mengucap kata maaf berkali-kali dalam hatinya.

"Kenapa sih?" tanya Diana heran.

Agasa menggeleng. "Gapapa, kamu cantik."

Blushhh. Sontak pipi Diana kian memerah membuat ketiga sahabatnya itu bersiul menggoda keduanya.

"Cuit, cuit, ada yang manis, tapi bukan gula."

"Ada yang merah, tapi bukan tomat."

"Yang halal bebassss!!!!"

Diana menutupi wajahnya dengan kedua tangannya sedangkan Agasa terkekeh geli melihat Diana yang malu-malu.

Sangat bukan Diana yang biasanya.

"Udah jangan goda Diana." Agasa memperingati ketiganya.

"Lucu tahu, ucul, emeshhh!!!!"

Pletak!

Zemi lantas melayangkan jitakan mautnya ke kening Devon. "Tadi aja ngatain gue alay lo sendirinya, lebih alay!"

"Ih, jahat tahu. Sakit oy!" Devon mengusap keningnya yang malang.

"Ya ampun, bocah-bocah."

Tentang Diana [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang