Hujan renyai-renyai melembabkan tanah bumi, memukul emosi sayu yang bertenggek di dada aku. Suasana kian sepi. Dingin. Seperti hati aku yang beku dan kaku. Aku tersedar bila jari hangat Hadi menggenggam tangan aku.
"You were brave." Bisik dia lembut. Aku menoleh memandang kosong dia di kerusi pemandu tanpa berkata apa-apa.
"You were brave." Hadi mengulangi kata-kata dia. Aku kembali menala pandangan ke luar.
Selepas memandikan jenazah anak aku, mengafankan dia dan membawa dia ke tanah perkuburan, aku tak dapat rasa tubuh aku. Seolah darah berhenti mengalir dalam tubuh aku, seolah setiap sel dalam badan aku kebas, berhenti berfungsi, berhenti bernafas, berhenti wujud.
You're just a small bump unborn
In four months you're brought to life
You might be left with my hair
But you'll have your mother's eyes
Anak aku seperti kaca. Jernih dan bercahaya. Halus, kecil dan rapuh. Mata dia tertutup, jadi aku tak tahu warna mata dia hitam ikut aku atau perang seperti Hadi. Tapi aku yakin mata dia perang, seperti ayah dia. Rambut dia belum tumbuh. Tapi aku dapat bayangkan rambut dia kerinting seperti rambut aku.
I'll hold your body in my hands
Be as gentle as I can
But for now you're a scan of my unmade plans
Aku merapatkan anak aku serapuh kaca ke bibir aku yang terketar-ketar menahan berat duka menghimpit dada, meretakkan bahu. Dia hanya sebesar dua tapak tangan. Jarinya hanya sebesar sebutir beras.
Matanya katup dan aku dapat lihat urat-urat merah dan ungu di kulit jernih dia. Perlahan-lahan aku kucup dia, kucup buat pertama kali dan yang terakhir, dan mengucapkan selamat tinggal tanpa menyambut kelahirannya.
I'll whisper quietly
I'll give you nothing but truth
Bila Hadi menyambut tubuh halus anak kami ke liang lahad, aku menahan sebak yang menebal di dada. Bila Hadi kucup dahi anak kami buat kali terakhir sambil berbisik sesuatu yang hanya dia saja tahu, aku mengesat air mata dan perlahan-lahan bibir aku mengukir senyum nipis.
Seolah dapat aku lihat anak aku terangguk-angguk dengar ayahnya berbicara di telinga dia, buat kali terakhir.
If you're not inside me
I'll put my future in you
Bahagialah kau anak. Bahagialah kau di sisi Pencipta kau, dan jangan kau lupakan ibu yang pinjam kau walau hanya lima bulan, jangan kau lupa ayah yang setiap malam membisikkan kata cinta pada kau, wahai anak, bahagialah kau.
You were just a small bump unborn
Just four months then torn from life
Maybe you were needed up there
But we're still unaware as why
Daripada Allah kita datang dan hanya kepada Allah kita akan kembali.
A/U notes:
Untuk tulis scene ni, I got inspirasi daripada lagu Ed Sheeran bertajuk 'Small Bump'. I just had to put it in the scene as well. Too significant to be left out.
Ed tulis lagu ni untuk kawan dia yang keguguran. I love every word of this song and how it dissects the emotion of a mother with hopes and faiths.
This chapter is dedicated to all who have lost loved ones.
Vote and send your prayers in the comment section below.
YOU ARE READING
KITA
RomanceTak terjangkau di fikiran AKIRA yang umi akan mengiklankan dirinya di laman sosial untuk mencari calon suami terbaik untuknya. Facebook, instagram, twitter, tiktok, tinder...ya TINDER! Natijahnya, dia memaksa diri bertaaruf dengan 30 orang calon ya...