Heartbeat
Sejak kecil ayahku selalu memberi tahuku untuk tidak tergantung dengan siapapun, sekalipun aku menikah nanti aku harus bisa berdiri sendiri.
•••
"Aku ingin kembali bekerja."
Sontak Jungkook menyembur kopinya mendengar ucapan Lalisa yang tiba-tiba sekali. Pria itu melepas pandangannya pada kopi di tangannya dan beralih menatap sang istri yang kini tengah menunduk.
"Kenapa tiba-tiba? Apa uang yang aku berikan padamu, kurang?"
Lalisa menggelengkan kepalanya. Rasanya ia ingin mengeluarkan semua unek-uneknya, tapi untuk menatap suaminya saja ia begitu takut. Entahlah, Lalisa sangat berubah setelah mempunyai anak. Apa yang akan dilakukan harus meminta izin Jungkook terlebih dahulu, dan itu bertolak belakang sekali dengan prinsipnya sebelum menikah.
"Aku tidak akan mengizinkanmu," kata Jungkook mengakhiri dan beranjak dari duduknya.
Lalisa masih menunduk ke bawah, cairan bening juga tiba-tiba keluar dari matanya. Kenapa ia begitu lemah sekarang? Di mana Lalisa yang dulu.
"Jungkook, tunggu!"
Lalisa mendongakkan kepalanya menatap pada suara seseorang yang tak lain adalah Son Seungwan. Tampak kakak iparnya itu yang berjalan dengan mengangkat pandangannya, cara Seungwan bersikap sangat elegan dan berkharisma.
"Biarkan Lalisa bekerja kembali."
"Jangan mengekang di dalam sebuah hubungan, beri dia hak dan kebebasannya untuk melakukan apa yang dia inginkan."
"Dia istriku, Noona—" Belum selesai Jungkook berucap Seungwan memotongnya.
"Lalu? Bukan berarti kau bebas mengekangnya. Apa susahnya memberinya kepercayaan? Jangan lupakan pondasi dalam sebuah hubungan adalah kepercayaan. Kau meragukannya sedikit saja, ya sudah selesai."
Setelah itu ekor mata Jungkook beralih pada Lalisa yang menatapnya sendu. Lalisa sendiri bersyukur mempunyai kakak ipar yang mengerti perasaannya, Seungwan terlihat dingin dengannya, namun hatinya sama seperti ibu mertuanya.
"Tidak papa, jika kau tidak mengizinkanku." Lalisa berkata dengan senyum kecil pada sudut bibirnya.
"Kau yakin ingin bekerja lagi? Aku tidak akan mengizinkanmu kembali di dunia model."
"Lalu?"
"Kau bisa kembali menjadi dokter, bukankah kau pernah sekolah dokter sebelumnya."
Senyum lebar terukir pada sudut bibir Lalisa mendengarnya. Wanita itu memeluk sang suami, mendongakkan kepalanya menatap Jungkook dan tersenyum.
"Aku akan menghubungi Jaehyun, siapa tahu dia bisa membantu."
Lalisa mengangguk, sebuah ciuman lembut mendarat pada pipi Jungkook.
"Aku berangkat dulu."
Setelah suaminya pergi, Lalisa menghela napasnya terlebih dahulu. Ia harus menemui Seungwan untuk berterimakasih. Ah, iya sebaiknya Lalisa membuatkannya sesuatu.
Tidak membutuhkan waktu lama Lalisa berjalan menuju ke ruang pribadi Seungwon dengan cokelat hangat dan kue kering untuk diberikan pada kakak iparnya. Dilihatnya wanita itu yang tengah melukis sesuatu. Ekor matanya menyapu ruangan yang dipenuhi oleh lukisan-lukisan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbeat✔
FanfictionDetak jantungku terus berdetak kencang saat bersamamu. Memiliki istri seperti Lalisa adalah hadiah terbaik bagi Jungkook. Sering kali Lalisa meminta bercerai darinya, namun sekalipun Jungkook tidak ingin mendengarnya. Ia mencintai Lalisa tidak pedu...