||45. Leave (I)°

2.1K 216 26
                                    

Heartbeat

Aku berada pada puncak di mana aku ingin menghilang dari dunia, terlalu sakit Tuhan semua luka yang mereka berikan padaku. Katakan apa kesalahanku hingga aku harus menjalani hidup seperti ini?

Dan teruntukmu lepaskan aku, semakin bertahan dalam hubungan ini semakin aku membohongi diriku untuk baik-baik saja.

Aku hanya ingin ketenangan tanpa ada luka, lara dalam hidup. Hanya itu, kenapa harus seperti ini?

•••


Tahun ini musim semi datang lebih awal, Lalisa tersenyum melihat bunga-bunga yang sudah siap mekar untuk menghiasi dunia. Suasana hari pertama di musim semi benar-benar menenangkan untuk siapapun yang melihat indahnya bunga-bunga dengan salju yang masih muncul. Lalisa menghirup napasnya merasakan sensasi aroma bunga-bunga masuk ke dalam rongga hidungnya. Kata orang musim semi adalah musim cinta, Lalisa pernah membacanya pada sebuah artikel.

Apa musim semi tahun ini akan membawakan dirinya cinta?

Lalisa berharap seperti itu, sengaja ia tidak pulang dan menginap di rumah sakit. Ia tidak ingin saat pulang ia malah tidak bisa menahan emosinya saat melihat Jungkook. Ia ingin suaminya datang menjemput dirinya dan menjelaskan, meyakinkan dirinya agar ia merasa yakin bahwa Alice tidak bisa merebutnya lagi.

Sayangnya hingga pagi hari Jungkook tak kunjung datang menjemputnya. Tentu saja ia kecewa dengan pria itu, namun mau bagaimana lagi? Ia tidak ingin terjadi pertengkaran seperti kemarin terulang kembali. Ia takut Lalisa tidak bisa menahan emosinya dan meminta untuk mengakhiri hubungan. Saat bertengkar, kalimat itulah yang selalu keluar dari mulutnya.

"Eomma."

Lalisa tersenyum saat Ryunjin datang dan berlari untuk memeluk dirinya. Bocah itu terlihat sangat bersemangat sekali, lalu pandangan Lalisa beralih pada ponsel yang berada di genggaman Ryunjin.

"Dokter Jeon," sapa Minhyuk pada sambungan video call tersebut.

Lalisa mengangguk dengan senyum.

"Daddy, ayo cepat pulang. Kita jalan-jalan bersama." Bocah kecil itu tampak bersamangat sekali, senyumnya sangat terlihat jelas.

Sekitar lima belas menit mereka menghabiskan dengan obrolan ringan. Setelah itu Ryunjin melihat dirinya dengan tatapan sendu.
Senyum Lalisa mengembang saat Ryunjin memeluk dirinya.

"Sejak Ryunjin bertemu dengan Eomma, Ryunjin memiliki seribu semangat untuk hidup. Ryunjin ingin menjadi anak Eomma lebih lama lagi."

"Putri kecilku kau akan hidup lebih lama lagi."

"Eonnie."

Lalisa menoleh pada Park Sooyoung yang tiba-tiba datang di pagi hari.

Heartbeat✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang