Heartbeat
Hubungan apapun itu, tidak akan bertahan lama, jika kedua pihak tidak saling mempercayai satu-sama lain.
•••
Lalisa bergegas beranjak dari duduknya dan berlari keluar saat mendengar suara Jungkook. Ia ingin menyambut sang suami yang kembali. Wanita itu menghentikan langkahnya saat melihat wanita lain yang berjalan di belakangnya.
Baru ia membalikkan badannya Park Sooyoung sudah melihatnya terlebih dahulu.
"Eonnie."
Lalisa membalikkan badannya dan tersenyum ramah pada keduanya. Lalu berjalan mendekat.
"Jangan salah paham, kami bertemu tadi. Jadi Jeon Jungkook Sajangnim mengajakku untuk bareng," jelas Sooyoung, ia benar-benar takut jika Lalisa salah paham dengannya.
Wanita bermarga Jeon itu kembali tersenyum dan mengangguk paham.
"Tentu saja.""Ya sudah, aku pergi dulu." Setelah itu Soyuou berjalan pergi meninggalkan kedua pasang suami istri tersebut.
Jungkook menatap intens Lalisa, langkahnya semakin mendekat membuat keduanya tidak ada jarak sama sekali. Pria itu tersenyum kecil, tangannya menggegam tangan Lalisa.
Lalisa memalingkan wajahnya saat Jungkook sudah mengendus di area telinganya.
"Kau tidak sadar, kita berada di kantor."
Jungkook tidak merespon, pria itu semakin memeluk erat istrinya. Saat ini ia sudah berada pada titik di mana yang membuat Lalisa tidak akan menolak, leher. Lalisa akan lemah saat seseorang menyentuh lehernya.
"Aku merindukanmu."
Lalisa menutup kedua matanya, membiarkan Jungkook bermain dengan lehernya. Lalu, mendongakkan kepalanya menatap Jungkook yang wajahnya sudah mulai mendekat, saat kedua bibir itu baru saja menyentuh, seseorang tiba-tiba datang membuat keduanya langsung gelalapan dan salah tingkah.
"Ada apa?"
Karyawan itu langsung menunduk ke bawah, selain merasa bersalah ia juga merasa takut jika ia dalam bahaya setelah ini karena merusakan kenyamanan bosnya.
"Ada berkas-berkas yang harus Sajangnim tanda tangani."
Jungkook merapikan kerah bajunya terlebih dahulu, lalu berjalan mendekat untuk mengambil berkas itu. Sedangkan, Lalisa yang melihat wajah Jungkook rasanya ia ingin melepas tawanya ini.
Jeon Jungkook menghela napasnya lega setelah karyawan itu pergi. Sontak Lalisa tertawa kencang setelah itu.
"Aku baru pertama kali melihat bos yang takut dengan karyawannya."
"Serius, wajahmu sangat konyol tadi," lanjut Lalisa yang masih tertawa keras.
Terlepas dari itu semua, Jungkook tersenyum lega saat melihat Lalisa yang tertawa lepas. Tawa itu begitu nyaman dilihat, ia tahu selama ini Lalisa berusaha untuk bisa kembali seperti semula, tersenyum dan tertawa palsu adalah salah satunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbeat✔
FanfictionDetak jantungku terus berdetak kencang saat bersamamu. Memiliki istri seperti Lalisa adalah hadiah terbaik bagi Jungkook. Sering kali Lalisa meminta bercerai darinya, namun sekalipun Jungkook tidak ingin mendengarnya. Ia mencintai Lalisa tidak pedu...