Heartbeat
Aku pergi bukan karena aku tidak nyaman. Aku hanya tidak ingin membebani mereka.
•••
"Rose." Kali ini Jaehyun yang memanggil, ekor matanya menangkap keganjilan antara Jungkook dan Rose yang sama-sama terkejut.
Wanita bermarga Park itu tersenyum ramah pada Jungkook. "Senang bisa bertemu denganmu di sini."
Kini ketiga orang itu berada di kantin rumah sakit, Rose masih menunduk ke bawah menatap makanannya. Sebenarnya, ia tidak ingin bertemu dengan Jungkook ataupun sahabat-sahabatnya yang lain, dalam kondisi seperti ini. Rasanya benar-benar malu saat harus berhadapan dengan mereka.
"Kau mengenalnya, Jungkook?" tanya Jaehyun membuka topik pembicaraan.
"Dia temannya Lalisa."
Jeon Jungkook menyunggingkan senyumannya, melihat Rose yang masih diam tidak ingin menjelaskan sesuatu.
"Kemana saja selama ini kau, ketiga sahabatmu mencarimu kemana-mana setelah mendengar kecelakaan orang tuamu. Apa kau tidak memikirkan bagaimana cemasnya perasaan mereka?"
"Apa kau tahu juga, satu tahuh terakhir Lalisa selalu melakukan percobaan bunuh diri, dia membutuhkanmu. Kau pikir ini yang dinamakan sebuah pertemanan."
Alih-alih, Rose tidak membalas, memalingkan wajahnya sebentar untuk menahan air mata ini. "Karena aku tahu, aku hanya membuat mereka susah dengan keberadaanku."
Mendengar jawaban Rose membuat emosi Jungkook tersulut, bukan ini jawaban yang ia inginkan. Pria itu menarik napasnya terlebih dahulu, baru ingin mengatakan sesuatu tidak jadi saat Rose kembali berkata.
"Jangan katakan pertemuan kita dengan mereka, dan bilang pada istrimu tidak usah mencemaskanku."
Setelah itu Rose bergegas berjalan pergi, langkahnya terhenti saat mendengar ucapan Jungkook, yang membuat air matanya terjatuh.
"Kalau begitu, jangan pernah temui Lalisa. Dia sudah hidup bahagia tanpa seorang teman sepertimu."
Roseanne Park menelan salivanya, hatinya seperti tertusuk mendengar hal itu. Mungkin memang harus seperti ini, jika ia masih berada di antara ketiga temannya ia hanya akan menjadi benalu dan akan selalu menyusahkan mereka.
Rose menghela napasnya terlebih dahulu, lalu membalikkan badannya. Sebuah senyum tipis terukir. "Jangan khawatir."
Jung Jaehyun yang sejak tadi diam, langsung beranjak dari duduknya dan berlari untuk mengejar Rose. Ia tahu, Rose tengah berbohong tadi, Jaehyun mengenal bagaimana Rose. Firasatnya semakin yakin bahwa Rose kini tengah tidak dalam kondisi baik-baik saja.
Langkahnya terhenti saat melihat Rose duduk menyandar dinding dengan memeluk lututnya. Isak tangisnya terdengar begitu pecah, rambut panjang pirangnya menutupi keseluruhan wajahnya.
Jaehyun masih berdiri menunggu Rose selesai menangis, mungkin sekitar dua puluh menit pria itu berdiri melihat mantan pacarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbeat✔
FanfictionDetak jantungku terus berdetak kencang saat bersamamu. Memiliki istri seperti Lalisa adalah hadiah terbaik bagi Jungkook. Sering kali Lalisa meminta bercerai darinya, namun sekalipun Jungkook tidak ingin mendengarnya. Ia mencintai Lalisa tidak pedu...