||35. Still With You°

1.9K 200 7
                                    

Heartbeat

Ada orang yang sangat membenci cinta, katanya cinta menyakitkan. Namun, tahukah kalian bahwa cinta menyakitkan atau tidak tergatung di mana kalian meletakkan hatimu itu.

•••

Letih dan lelah dalam sebuah kehidupan memang wajar dalam sebuah kehidupan manusia. Bekerja, bahkan belajar atau hanya mengurus rumah tangga semua itu memang melelahkan, bukan? Banyak cara dari mereka untuk melepas kepengatan itu. Seperti halnya Lalisa dan Jungkook yang memilih untuk berkunjung ke Thailand, di mana kedua orang tuanya saat ini tinggal. Ah, iya sebenarnya Lalisa adalah kelahiran Thailand, namun tiga bulan setelah itu keluarganya pindah tinggal di Amerika hingga beranjak remaja, Lalisa memutuskan untuk pergi ke Korea hingga pada akhirnya ia menikah dengan seorang pria di Korea, siapa lagi jika bukan Jeon Jungkook.

"Coba aku tebak."

Lalisa mengalihkan pandangannya pada suara seseorang yang tak lain adalah neneknya. Mencoba untuk menetralkan napasnya agar ia bisa sedikit menahan emosinya dengan nenek tua di depannya ini. 

"Grandma, kau mau titip oleh-oleh, atau kau mau berkunjung ke rumahku?"

"Semenjak aku meninggalkan rumah kenapa kau semakin tidak tahu sopan santun, ah iya saat berada di rumah orang tuamu minta pada mereka untuk mengajarimu sopan santun."

Lalisa membalas dengan mengangguk dan tersenyum, setelah itu berjalan meninggalkan nenek mertuanya itu. Lama-lama di sini ia bisa kehabisan kesabaran.

"Aku tahu kau marah padaku karena aku menuntut dirimu, tapi aku hanya ingin kebahagiaan untuk keluargaku."

"Apa aku bukan keluarga ini? Kau tidak tahu bagaimana rasanya ditekan dalam sebuah tuntutan yang sampai kapanpun tidak bisa aku penuhi?"

Kembali menghela napasnya, Lalisa mencoba untuk mengutarakan apa yang dirasanya tanpa melibatkan emosi, bagaimanapun ia masih menghormati Jeon Hyebin sebagai neneknya.

"Jangan khawatir, aku akan penuhi janjiku, dan selama itu aku mohon biarkan aku hidup sendiri dan jangan ikut campur dalam rumah tanggaku."

Tidak Lalisa kau tidak boleh menangis, untuk apa? Hanya membuang tenaga saja, jika ia tidak bisa memberikan keturunan. Setidaknya dalam setahun ini ia akan menghabiskan waktu bersama suaminya, membuat kenangan indah.
Lagi pula ia sudah pernah melahirkan seorang jagoan, bukan? Ia menyayangi Jeon kecil itu sampai kapanpun itu.

"Kita akan berangkat sore nanti, jadi kau bisa menemui Seulgi atau mungkin Rose sebelum kita pergi," kata Jungkook tiba-tiba yang datang dengan tersenyum kecil.

Lalisa selalu senang entalah, ia menyukai Jungkook yang hanya mengenakan kaos putih dan celana selutut itu, ditambah aroma maskulinnya benar-benar menggairahkan.

"Ramuan apa yang kau berikan padaku? Atau kau pergi ke dukun agar aku tergila-gila denganku?" Senyum manis pada sudut bibir wanita itu juga membuat Jungkook benar-benar gila.

Pria itu mengangguk, mendekat pada istrinya hingga ia berhasil merebut kendali tubuh istrinya. Tangannya menyentuh lembut rambut panjang Lalisa, sedangkan kepalanya kini terbenam mengendus leher istrinya.

"Kenapa aku merasa akhir-akhir ini kau selalu menggodaku?"

"Memangnya dosa menggoda suami sendiri, kau mau aku menjadi jalang yang menggoda pria-pria di luar."

Heartbeat✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang