||19. Jealous (II)°

2.2K 219 26
                                    

Heartbeat

Cemburu dalam sebuah hubungan itu wajar, cinta akan diragukan pada hubungan yang tidak memiliki rasa memiliki.

•••

"Jungkook tidak ikut pulang, Lalisa?" tanya Son Seungwan memergoki adik iparnya yang berjalan sendiri.

Lalisa menghentikan langkahnya tersenyum kecil dan meggelengkan kepalanya. "Dia belum bisa meninggalkan temannya."

Seungwan menyunggingkan senyumannya, aneh saja rasanya melihat sebuah hubungan yang lebih mementingkan temannya daripada pasangannya. "Dan membiarkanmu pulang sendiri, akan aku beri tahu dia nanti."

"Tidak perlu, Eonni. Biarkan saja dia menunggu temannya, lagipula Jisoo di Korea sendiri dia hanya tinggal bersama anak angkatnya."

"Kau yakin baik-baik saja? Kau tidak cemburu, Lalisa?"

Sebuah senyum kecil terukir pada sudut bibir Lalisa. Jika ditanya cemburu atau tidak, entahlah Lalisa sendiri bukan tipe pasangan yang cemburuan, hanya saja ia kembali teringat pada masa lalu. Di mana ia harus menjadi tumbal untuk kebahagian sahabat pasangannya. Itu benar-benar sakit dan sampai saat ini masih membekas.

"Aku baik-baik saja."

"Kamsahamnida, selamat malam Eonni." Setelah itu Lalisa berjalan pergi meninggalkan Seungwan.

Setelah selesai membersihkan diri dan bersiap untuk tidur, Lalisa mengambil ponselnya. Kali-kali ada sebuah pesan dari suaminya, tapi sama sekali tidak. Ia mencoba tersenyum dan meyakinkan dirinya untuk berpikir positif thingking.

Lalu diketikkan sebuah pesan pada suaminya itu.

Lalisa Jeon

Kau tidak pulang? Jika pulang bangunkan aku, akan aku masakan sesuatu, aku yakin kau belum makan.

Jangan terlalu keras, ingatlah kesehatan.

Kim Jisoo akan segera membaik.

Setelah mengirim beberapa pesan itu, Lalisa mematikkan lampunya dan berniat untuk tidur. Namun, baru menarik selimut ponselnya tiba-tiba bergetar. Tentu saja Lalisa sangat senang, mungkin itu balasan dari Jungkook.

Senyumnya memudar setelah melihat siapa mengirim pesan itu. Ternyata bukan dari suaminya.

"Kim Taehyung," panggil Lalisa pada seorang pria yang tengah berdiri menunggu di depan pagar rumahnya.

Pria itu tersenyum kecil membalas sapaan itu. Memeluk sahabatnya itu tiba-tiba, Lalisa bingung tentu saja pada Taehyung yang terdengar menangis.

"Ada apa?"

"Perihal Jisoo."

"Ya sudah, masuk. Ayo kita bicarakan di dalam." Hendak Lalisa ingin mengajak Taehyung masuk ke dalam rumahnya. Alih-alih pria itu mengikutinya Taehyung menawarkan tempat lain.

Heartbeat✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang