||30. Contend°

1.8K 210 13
                                    

Heartbeat

Pertengkaran dalam sebuah hubungan adalah wajar, artinya mereka menginginkan sesuatu yang lebih dari pasangan, baik itu persahabatan atau hubungan romansa.

•••

"Lalisa, kau tidak sarapan?" tanya Jeon Jihyun pada anak menantunya yang berjalan melewatinya begitu saja.

Wanita itu tersenyum kecil dan menepuk kepalanya, bodoh sangking terburu-buru ia tidak melihat keluarganya yang tengah menikmati sarapan pagi. Lalisa mendekat dan membungkukkan badannya tersenyum ramah pada ibu dan kakak iparnya.

"Good morning," sapa Lalisa dengan mencium pipi kanan suaminya, tentu saja hal itu membuat Jihyun dan Jisoo tersenyum.

"Aku sedang buru-buru."

"Sepertinya Auntie terlihat bahagia sekali," kata Giyeon yang tengah menguyah rotinya.

Lalisa tersenyum membalas bocah kecil itu. "Jjinja?"

"Jisoo, hari ini kau bertemu dengan doktermu, bukan? Ayo berangkat bersamaku."

"Kau selalu berkunjung ke rumah sakit, memangnya kau sakit apa Jisoo?" tanya Jihyun.

Wanita pemilik nama itu tersenyum kecil dan membalas. "Hanya sakit biasa." Ya, Jisoo tidak ingin orang-orang semakin banyak mengetahui penyakitnya, itu hanya membuat mereka kasihan padanya.

"Kau tidak mengajak suamimu?" Kali ini Jungkook bersuara.

"Sebaiknya kau temani Jung Jaehyun, bukankah besok dia akan menikah."

Ah, Jungkook mengangguk. Iya, baru ingat sepupunya itu akan segera menikah, kenapa ia bisa melupakan hal itu.

"Eomma, bagaimana siang nanti kita ke rumah bibi?" tanya Jungkook pada ibunya.

Jihyun mengangguk, lalu beralih pada Seungwan yang sejak tadi hanya diam. "Kau bisa datang?"

Son Seungwan mengangguk dengan senyum kecil. "Nde, Eomma."

Di dalam mobil Jisoo tersenyum kecil sendiri, wanita itu menyandarkan kepalanya pada samdaran bahu. Berapa lama lagi ia bisa bertahan dari rasa sakit yang semakin lama menggrogoti hidupnya ini.

"Jangan khawatir, aku yakin kau akan segera sembuh."

Jisoo menoleh pada Lalisa dan tersenyum kecil. "Aku harap."

Baru sampai pada ruangannya Lalisa sudah disambut dengan sebuah pelukan dari sahabatnya. Tampak wanita itu yang sangat kacau sekali, tidak biasanya.

"Ada apa?"

Mengerti dengan situasi, Kim Jisoo memilih untuk pergi dan memberikan ruang pribadi untuk keduanya.

"Aku ingin mengakhiri semua ini, aku tidak tahan dengan semua ini. Rasanya sakit harus berpura-pura baik-baik saja. Ada sesuatu yang kau harus tahu." Seulgi menghela napasnya terlebih dahulu, mungkin Rose belum menceritakan perihal hubungannya dengan sahabatnya itu.

Lalisa tertawa kecil setelah mendengar cerita dari Seulgi. Bodoh, bertahun-tahun kedua sahabatnya bermusuhan di depan matanya, namun ia tidak menyadari akan hal itu. Tentu saja ia tidak bisa memilih satu di antara mereka.

Heartbeat✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang