Heartbeat
Beri aku waktu, agar aku mengetahui apa yang harus aku lakukan untuk hubungan kita.
•••
Memilih untuk sendiri, bukanlah sebuah kesalahan. Lalisa hanya ingin haknya untuk diprioritaskan, apa salah jika cemburu dan memilih untuk diam? Hanya ketenangan sementara, setelah itu Lalisa akan memutuskan langkah apa yang akan ia pilih untuk hubungannya dengan Jungkook.
"Lalisa, minumlah."
Wanita itu mengangkat pandangannya pada sahabatnya yang membawakan secangkir teh hangat. Tersenyum kecil dan meminum teh tersebut.
"Maaf merepotkanmu," kata Lalisa setelah itu.
Rose tersenyum kecil, lalu duduk dan memeluk Lalisa dari samping. Sudah lama sekali ia tidak memeluk dan duduk di bersama sahabatnya. Menyandarkan kepalanya dan menutup kedua matanya.
"Aku tahu, selama ini kau menjalani hari-hari sulit, tapi aku tidak bersamamu. Maafkan aku, aku benar-benar teman yang jahat."
"Saat ini aku benar-benar tidak mempunyai siapapun selain kalian, aku mohon jangan pisah lagi. Aku sudah terlalu sering bersedih karena kehilangan seseorang." Rose menatap sendu Lalisa, sorot mata yang mengartikan seseorang yang penuh kesepian.
Lalisa tersenyum kecil dan menggelengkan kepalanya. "Aku tahu, kita saling membutuhkan. Selagi kita saling menjauh, takdir akan membuat kita kembali."
"Oh ya, Jennie bilang dia akan datang. Bagaimana jika kita melakukan sesuatu? Sudah lama kita tidak bersenang-senang bersama."
"Boleh juga."
Tidak membutuhkan waktu lama seseorang yang ditunggu-tunggu akhirnya datang. Kali ini tidak sendiri, melainkan bersama sang suami Park Jimin.
"Lalisa, kau di sini? Suamimu mencarimu," kata Jimin membuat kedua sahabat Lalisa langsung menatapnya untuk menuntut sebuah penjelasan.
Wanita bermarga Jeon itu menyengir kuda, lalu kembali menatap Jimin. "Jangan bilang padanya, aku ada di sini."
"Kau ada masalah dengan Jungkook?" tanya Jennie.
"Kenapa tidak cerita?"
"Jadi sejak tadi melamun, karena sedang ada masalah dengan Jungkok?" Kali ini Rose yang berucap.
"Aku akan menceritakannya nanti."
"Dia terlihat sangat khawatir tadi," lanjut Jimin.
"Ya, aku akan menghubunginya nanti."
Park Jimin mengangguk, lalu beralih pada sang istri. Mencium kening memberikan salam perpisahan.
Setelah Jimin pergi, Lalisa benar-benar dirundung oleh kedua sahabatnya. Pertanyaan bertubi-tubi ditujukan padanya.
"Lalisa, ayo katakan."
"Lalisa."
"Ah, iya. Tapi kita cari tempat untuk minum, aku benar-benar ingin udara segar," jawab Lalisa yang berjalan menuju ke dalam mobilnya, dan diikuti oleh kedua temannya.
Baru juga duduk dan belum memesan minum, Lalisa sudah kembali diserbu oleh pertanyaan teman-temannya.
"Ayo, katakan kau sedang ada masalah apa dengan Jungkook?" tanya Jennie antusias.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbeat✔
FanfictionDetak jantungku terus berdetak kencang saat bersamamu. Memiliki istri seperti Lalisa adalah hadiah terbaik bagi Jungkook. Sering kali Lalisa meminta bercerai darinya, namun sekalipun Jungkook tidak ingin mendengarnya. Ia mencintai Lalisa tidak pedu...