Heartbeat
Bukankah aku bener, setiap manusia pasti akan bahagia hanya tinggal menunggu waktunya saja.
•••
Semua pasti akan bahagia, pasti hanya saja kita perlu menunggu saja. Lihat saja betapa bahagianya keluarga Jeon, tidak disangka waktu sudah berlalu tujuh belas tahun yang artinya Lalisa dan Jungkook sudah semakin menua, dan tentu saja kedua anak kesayangannya yang sudah beranjak remaja.
"Omo, putraku benar-benar hebat debut diusia mudanya," kata Lalisa kagum pada anaknya yang tengah tampil perdana bersama grupnya.
"Haruto."
"Sarangheyo Haru!"
Lalisa semakin bahagia saat melihat banyak remaja putri yang mendukung putranya itu. Haruto memang tanpa seperti ayahnya, jadi sejak kecil anaknya sudah digilai oleh para kaum hawa.
"Lihatlah putraku, dia sangat tampan, bukan?"
"Dia anakku juga Sayang," balas Jungkook dengan gemas.
Setelah lagu debut dan interview selesai Lalisa berjalan cepat menuju ke belakang panggung untuk menemui anaknya itu. Sedangkan Jungkook hanya menghela napasnya mengikuti istrinya yang sangat berlebihan senang.
"Eomma, bagaimana penampilanku tadi?" tanya Jeon Haruto pada sang ibu yang langsung menyambutnya hangat.
Wanita itu tersenyum lebar dan mengacungkan dua jempolnya, lalu tangannya mencubit pipi anaknya. "Kau benar-benar keren, sepertinya kau akan mempunyai banyak penggemar."
Laki-laki itu tersenyum lebar, lalu menoleh pada sang ayah yang hanya tersenyum kecil. Haruto mendekat pada Jungkook dan memeluk. "Terimakasih sudah memberi Haruto izin, aku janji tidak akan mengecewakan Appa dan Eomma."
Jungkook menggangguk kecil, tersenyum kecil saat sang istri juga tersenyum bahagia. Lalisa memang sangat menyayangi anaknya ini, Jungkook bahkan merasa Lalisa pilih kasih, namun bagaimana juga ia tidak bisa merusak kebahagiaan sang istri.
"Kita masih mempunyai waktu tiga puluh menit untuk pergi ke turnamen Haruna, cepat sebelum dia mengamuk."
Jeon Jungkook menghela napasnya dalam-dalam setelah berlari dari parkiran untuk sampai ke dalam gedung pertandingan, pria itu menggeram kesal saat melihat para pemain basket yang sudah berberes. Karena Lalisa yang tiba-tiba meminta berhenti tadi, ia telat datang untuk melihat putrinya Haruna.
"Aku lelah."
Lalisa dan Haruto mengatur napasnya yang ngos-ngosan akibat berlari mengejar Jungkook, keduanya terdiam membeku melihat acara yang sudah selesai.
"Kalian telat lagi."
Ketiga orang itu menoleh pada sumber suara, tampak seorang gadis yang masih menggunakan jersey dengan rambut diikat wajahnya juga berkeringat, gadis itu mengangguk dengan senyum kecil dan menunduk ke bawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbeat✔
FanfictionDetak jantungku terus berdetak kencang saat bersamamu. Memiliki istri seperti Lalisa adalah hadiah terbaik bagi Jungkook. Sering kali Lalisa meminta bercerai darinya, namun sekalipun Jungkook tidak ingin mendengarnya. Ia mencintai Lalisa tidak pedu...