Heartbeat
Senang rasanya, saat Tuhan mengembalikkan sebagian hidupku yang pernah hilang sebelumnya.
•••
"Aku tidak mau!"
Jeon Jungkook menghela napasnya dalam-dalam, lalu menghentikan langkahnya dan menatap kesal istrinya yang terus memaksanya sejak tadi. Pria itu kini menatap sang istri dengan serius, begitupun dengan Lalisa yang mendengarnya dengan serius.
"Dengarkan suamimu ini, aku tidak mau meminta maaf pada mantan pacarmu itu."
"Aku tidak salah, kenapa harus meminta maaf," lanjut Jungkook yang terlihat sangat kesal.
Lalisa mengabaikan suaminya itu, berjalan mengambil tasnya dan keluar dari kamarnya begitu saja. Padahal baru saja semalam mereka berdamai, kini perselisihan kembali terjadi. Ya, melihat Lalisa yang diam malah membuat Jungkook frustasi, akan lebih baik istrinya itu marah-marah daripada diam seperti ini.
"Oke, aku akan meminta maaf."
Langkah Lalisa berhenti, wanita itu tersenyum kecil mendengar pernyataan suaminya. Membalikkan badannya dan berjalan mendekat pada Jungkook, lalu tangannya membenarkan dasi suaminya itu.
"Aku buatkan teh manis dulu."
Baru Lalisa membalikkan badannya, dengan cepat Jungkook menariknya dari belakang. Tentu saja Lalisa terkejut karena gerakannya yang cepat, Lalisa kembali tersenyum saat Jungkook melingkarkan kedua tangannya pada perutnya.
"Morning kiss?"
Wanita itu menarik napasnya terlebih dahulu, lalu membalikkan badannya menatap suaminya itu. Lalisa sengaja memberi jeda, tangannya menyentuh lembut bibir Jungkook hingga beberapa menit ia baru mencium bibir suaminya itu.
Hanya sebentar, bahkan tidak sampai satu menit. Setelah itu Lalisa mendorong tubuh Jungkook dan berlari cepat keluar kamar, jika tidak suaminya itu akan meminta jatah lebih.
Karena terburu-buru membuatnya tanpa sengaja menabrak ibu mertuanya yang berjalan berlawanan dengannya. Jungkook yang dibelakangnya juga ikut berhenti saat melihat sang istri yang menunduk ke bawah.
"Miane, Eomma."
Jeon Jihyun tersenyum ramah, lalu menyentuh pundak menantunya dengan lembut. Jungkook yang melihatnya langsung tersenyum lega.
"Ayo sarapan dulu."
"Nde, Eomma."
Lalisa menoleh pada Jungkook yang tersenyum meledeknya. Rasanya ia ingin mematahkan tangan suaminya itu yang kini tengah merangkulnya.
"Lalisa."
"Nde, Eomma."
"Kau kembali bekerja?" tanya Jihyun dengan menatap lekat menantunya.
Lalisa mengangguk dengan senyum, hatinya sangat was-was, jika ibu menantunya itu tiba-tiba menyuruhnya untuk berhenti. Sebuah senyum terukir pada sudut bibirnya saat mendengar ucapan ibu mertuanya itu.
"Kau harus ingat kesehatanmu, jangan lupakan makan."
"Nde, Eomma."
Semua pandangan langsung beralih pada sumber suara, yang tak lain adalah ponsel milik Lalisa. Wanita itu meminta izin sebentar untuk menerima panggilan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbeat✔
FanfictionDetak jantungku terus berdetak kencang saat bersamamu. Memiliki istri seperti Lalisa adalah hadiah terbaik bagi Jungkook. Sering kali Lalisa meminta bercerai darinya, namun sekalipun Jungkook tidak ingin mendengarnya. Ia mencintai Lalisa tidak pedu...