Heartbeat
Untuk memaafkanmu mungkin aku bisa, tapi untuk kembali seperti sedia kala, maaf aku tidak bisa.
•••
Memang bahagia rasanya saat bertemu dengan seseorang yang kita sayangi setelah bertengkar hebat, seperti halnya yang dilakukan oleh Jungkook sejak kemarin ia selalu menempel dengan istrinya, ia takut akan ditinggalkan kembali.
Pagi-pagi sekali ia sengaja datang ke kamar istrinya yang tidur bersama Park Sooyoung."Selamat pagi." Pria itu tersenyum lebar sembari memeluk sang istri yang tengah duduk merias dirinya.
Wanita itu tersenyum lebar saat merasakan sensasi hangat, apalagi dengan Jungkook yang kini mencium bagian sensitifnya, pria itu menelusuri lehernya hingga menggigit telinganya.
"Kau tampak menikmati? Biasanya kau selalu mendorongku jika aku menyentuh area ini, ada apa?" tanya Jungkook aneh, Lalisa memang tidak bisa jika lehernya disentuh.
"Aku pikir itu tidak terlalu buruk." Wanita itu membalas dengan kikuk.
"Kau menyukai malam atau pagi?" tanya Jungkook memastikan, jujur ia memang merasa ada yang aneh dengan Lalisa di depannya. Seperti bukan istrinya, ia hanya ingin menghilangkan keraguannya.
"Pagi dan aku benci hujan."
Jungkook tertawa kecil setelah itu mendorong wanita di depannya. "Kau bukan Lalisa."
Tentu saja orang yang mengaku Lalisa itu langsung panik sendiri. "Kau bicara apa? Aku Lalisa istrimu, Kook." Sekali lagi keraguan Jungkook semakin yakin, Lalisa selalu memanggilnya Jung, tidak pernah dengan Kook.
"Dia memang bukan Lalisa, wanita itu adalah Alice." Tiba-tiba Park Sooyoung datang, tatapannya sangat tajam pada wanita yang mengaku sebagai Lalisa.
"Aku kasihan denganmu, kau tidak laku ya sampai ingin merebut suami orang."
"Kalian ini bicara apa sih?" Wanita itu masih saja membela dirinya, membuat Sooyoung benar-benar geram.
"Kau ingin disiram lagi ya? Cepat katakan di mana Lalisa!" teriak wanita bermarga Park itu, kedua tangannya sudah gatal ingin menjambak dan mencakar Alice.
"Kau memang sudah gila Alice." Kali ini Taehyung yang berkata.
Alice yang terus didesak membuatnya akhirnya mengaku juga. Sebuah tawa terdengar darinya, bukan tawa yang menghangatkan atau menggemaskan, melainkan tawa seorang yang sudah gila.
"Bener aku Alice."
"Dasar jalang, katakan di mana sahabatku!" Emosi Sooyoung semakin menjadi saja, bahkan ia kini sampai mendorong Alice.
"Lalisa sudah mati, aku membunuhnya." Alice tersenyum menyungging, berkata dengan santai dan itu semakin terlihat menyebalkan saja.
Sejak tadi Jungkook tengah berusaha menahan emosinya karena ia masih menggangap Alice sebagai temannya, namun kesalahan Alice terlalu fatal untuk dimaafkan, pria itu memijat pelipisnya setelah itu sebuah ledakan kemarahan terdengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbeat✔
FanfictionDetak jantungku terus berdetak kencang saat bersamamu. Memiliki istri seperti Lalisa adalah hadiah terbaik bagi Jungkook. Sering kali Lalisa meminta bercerai darinya, namun sekalipun Jungkook tidak ingin mendengarnya. Ia mencintai Lalisa tidak pedu...