||20. Mine°

2.5K 227 42
                                    

Heartbeat

Dia milikku Tuhan, tapi aku merasa semuanya berubah saat masa lalunya kembali.

•••

Wanita bermarga Park itu menutup pintu rumah dengan melemparnya begitu saja. Sakit Tuhan harus melihat seseorang yang masih berada di hati ini bersama dengan orang lain. Kenapa melupakan seseorang begitu sulit? Bahkan setelah dua tahun hubungan itu berakhir rasa ini seolah masih ada seperti kala hubungan itu masih terjalin.

"Bagaimana rasanya harus membohongi diri sendiri untuk terlihat baik-baik saja?"

Rose menoleh pada sumber suara, wanita itu menggeram kecil pantas saja Jaehyun bisa masuk ke dalam rumahnya saat ia lupa mengunci pintu itu.

"Kau punya hak apa untuk bertanya padaku? Lancang ya, menanyakan sesuatu yang bahkan kau tidak cukup dekat padaku."

Jung Jaehyun tersenyum kecil, lalu berjalan mendekat pada mantan pacarnya yang menatapnya dengan dingin itu. Langkahnya semakin mendekat membuat Rose terpojok pada dinding.

"Jangan membohongi diri sendiri, seolah kau tidak cinta padaku. Padahal dengan jelas sorot matamu itu mengartikan bahwa kau masih menyimpan rasa padaku."

Jaehyun kembali tersenyum kecil, lalu dahinya menempel dengan dahi Rose yang saat ini tengah menunduk ke bawah. Tangannya menyentuh dagu Rose agar menatapnya kembali, lalu mencondongkan wajahnya agar lebih dekat dengan Rose.

"Jangan bersikap seperti ini padaku, apalagi memyuruhku untuk pergi dan melupakanmu. Bukan hanya aku yang sakit, tapi kau juga."

Kedua mata Rose yang awalnya menatap sendu Jaehyun, kini beralih menutupnya saat bibir Jaehyun mulai menyentuh bibirnya. Bahkan untuk menolak saja tidak bisa, hatinya begitu lemah untuk menolak Jaehyun.

Napas Rose memburu saat Jaehyun memulai permainannya. Kedua tangannya melingkar pada leher pria itu, sedangkan tangan Jaehyun melingkar pada punggungnya.

Hanya kurang dari lima menit permainan itu berakhir, Rose menundukkan kepalanya ke bawah. Cairan bening keluar begitu saja, Jaehyun tersenyum kecil lalu menghapus air mata wanita di depannya itu.

"I hate this moment, but I can’t refuse."

"Don't hate me, but I love you."

Tangis Rose pecah, kedua matanya menatap sendu Jaehyun. Rasa sakit itu akan selalu terasa sangat nyata saat melihat sorot mata pria itu yang memang mencintainya. Ia juga mencintainya, namun kenapa takdir tidak menulis nama mereka dalam skenario yang sama. Kenapa harus ada perpisahan pada dua hati yang masih memiliki rasa.

"Don’t make me more difficult to forget, aku sudah terjebak dalam belunggu ini lama, please forget me."

"No. I can't."

••

"Eonni."

Lalisa menghentikan langkahnya saat hendak masuk mobil bersama Seungwan yang sudah duduk di kursi pengemudi. Senyumannya mengembang saat melihat Park Sooyoung berjalan menujunya.

Heartbeat✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang