Part 13

202 99 12
                                    

Aku sayang kamu
Itulah sebabnya
Aku akan bakal
Selalu menunggumu

Waktu itu senja sedikit menakutkan. Cahayanya merah, dengan beberapa burung gereja yang terbang tak tentu arah. Burung itu seakan memberikan firasat jika akan ada dosa terjadi di waktu ini. Dan memang itulah yang senja inginkan, beberapa simpul waktu juga hati yang bersedih.

Pita menengok ke arah utara wajahnya, di sebuah gang sempit tanpa bangunan sedikit pun. Angga ingin berbicara kepadanya, matahari menengok dengan curiga. Dan pita pun tahu, jika debar hatinya sudah mencapai puncak.

"Hubungan ini tak seharusnya seperti ini!" gerutu pita di dalam hati.

Helai rambutnya yang bergelombang, tertiup angin senja yang datang seketika. Ia kedinginan, sedang awan mulai mendatangkan bulan dari sebelah barat. "Mana seh anak itu!" pita sedikit takut, sebab gang di dekat rumahnya ini, terkenal agak rawan begal.

Ia menatap handphone nya, dan mencoba menghubungi angga dengan tergesa.

"Sudah sampai mana seh? Aku takut nih!" suara itu pelan dan lirih.

"Sabar, ini sebentar lagi sampai, mungkin lima menit lagi!" lalu angga menutupnya tanpa mengucap apapun.

"Apakah aku terlalu dalam dengan keadaan ini? Padahal niatku hanya membuat lara cemburu! Malah jadi seperti ini," ia hentakkan kakinya di jalanan gang yang dipenuhi kerikil batu.

Tembok-tembok gang dipenuhi lukisan absurd kerjaan anak jalanan di daerah sini. Belum lagi, ia takut ayahnya bakal sudah pulang dan mencarinya. Ia tahu, jika ayahnya adalah sosok yang keras wataknya.

"Maaf lama Pit," dengan wajah memerah, angga berjalan dan menaruh motornya di ujung gang di dekat sebuah toko.

Pita agak terburu-buru, ia ingin langsung ke inti pembicaraan dan mengapa angga mengajaknya ke sini.

"Ada apa seh ga? Sepertinya penting banget!" lalu tiba-tiba angga mendorong tubuhnya kw arah tembok gang yang terbuat dari semen ini. Seketika pita kaget dan tak bisa melawan cengkraman tangan angga yang kuat.

Tanpa berkata apapun, bibir itu angga lumat, dan membuat pita tak bisa melawannya. Senja seketika menjadi petaka, perasaan yang pertama kali pita rasakan, justru dari angga cowok yang tak ingin sebatas teman saja.

Ke dua tangan itu bebas menyusuri tubuhnya, dan pita tak bisa melawan, ia hanya menghela napasnya panjang, saat udara senja memabukkan bayangannya. "Cowok kurang ajar!" bentak pita di dalam hatinya sendiri. Ia pasrah, dan kalah dengan apa yang sedang ia rasakan.

Sampai jemarinya menyentuh kesuciannya. Ia menangis, sebab angga bukanlah cinta pertamanya. Ia justru membayangkan lara yang ada di hadapannya.

"Oh Tuhanku, maafkan hambamu yang sudah tak lagi suci ini," pita menangis kencang, sambil melihat angga melumat seluruh tubuhnya tanpa ampun.

Tiba-tiba waktu berhenti, kumandang adzan membuat angga sadar harus menyelesaikan semua ini. Ia lalu pergi, dengan tatapan tajam seorang lelaki. Ia kecup kening pita, dan tersenyum kejam kepada mata indah gadis ini. "itulah bukti cintaku untukmu sayang!" angga pergi berlari menuju motornya, dan membiarkan pita menangis melamun dengan apa yang barusan terjadi padanya.

"Ini hanya awal dari bencana itu, aku telah salah menilai angga," sambil menangis, ia rapikan tubuhnya, menutup kembali apa yang sepantasnya tak dilihat angga. Dan berjalan menuju rumah, dengan tegar dan tanpa ketakutan sama sekali.

Sepanjang perjalanan menuju rumah, ia ingat ciuman pertama dari lara, di rumahnya saat malam itu. Beda, semua terasa berbeda dari waktu itu.

Ia tepuk dadanya, ia paham jika keadaan ini akan membuatnya makin terpuruk. Setelah itu, handphone nya berbunyi, pesan dari angga. "Sekarang kau telah jadi milikku, sampai nanti sampai selamanya, kau tak bakal bisa lepas dariku!" ia langsung matikan handphonenya, ia tak sadar jika lara dalam waktu yang sama akan menelponnya.

"Maafkan aku, aku telah menjadikanmu kisah yang gagal, dan semua ini karena ku! Karena kebodohanku sendiri!" pita berjalan dengan terhuyung dan mencoba tegar dengan apa yang terjadi barusan.

*

Suara gitar itu merdu, menyeruak di antara dahan pohon jambu yang tumbuh di sekitar rumahnya. Aku lantunkan petikan merdu, dengan suara serak yang khas.

Pikiranku terbentang luas, saat wajah pita seketika tampak dalam bayang. Sedangkan ibu masih saja sama, ibu malah makin parah keadaannya.

Daun-daun berguguran, angin senja melumat mimpinya. Pita yang tak bisa dihubungi, membuat diriku dalam keadaan yang lunglai. Sejak dekat dengan angga, pita telah berubah, menjadi jauh, jauh sekali dengan dirinya.

Orang-orang sedang menuju musalla, dengan membawa anak-anak mereka, berharap menjadi patuh kepada agamanya. Aku tersenyum pasi, teringat masa kecilku yang indah itu.

"Ayo ngaji dulu, biar Tuhan membuatkan rumah untuk kamu dan ayah ibumu ini," kata ayah, yang membuat diriku begitu semangat mengaji.

Membuatkan rumah mereka berdua gratis tanpa biaya, dan masuk surga lagi! Ini sungguh kesempatan yang menarik! Gerutuku di dalam hati pada waktu itu.

Kenangan receh, kesederhanaan yang tak mungkin lagi bisa kembali. Semuanya berubah, keadaan, waktu juga tanggung jawab ini. Aku tersenyum, dan berdiri menuju rumah lagi, mencoba berdoa dan mengaji berharap ibu dan pita dalam keadaan yang baik-baik saja.

"Ayah benar, ketenangan jiwa akan kita dapat, saat kita menghadap kepada Tuhan, memohon ampun kepadanya dan juga berserah diri, jika keajaiban itu ada dan jika sebuah masa depan itu adalah hak Darinya. Setidaknya aku bangga punya ayah, punya kenangan yang tak bakal bisa ku kulupakan sampai nanti, entah sampai kapan" kumandang azan datang, aku tutup pintu rumah, dan menghampiri ibu yang sedang melamun menatap foto ayah.

Aku cium kening dan telapak tangannya dan kupasrahkan semuanya kepada Tuhan yang menciptakan semua ini.

Burung-burung gereja pun menuju dahannya. Kelelawar datang mencari makannya. Ku tutup juga jendela rumah, dan sepintas menatap langit merah yang menakutkan.

Hatiku terasa tak nyaman, ada yang mengganjal perasaanku.

"Kenapa ini? Mudah-mudahan semuanya baik-baik saja," aku teringat pita dan sangat mengkhawatirkan nya saat ini.

KENANGAN (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang