28 | Secret Event

2K 184 29
                                    

Halo, semoga cerita yang aku post kali ini bisa ngilangin rasa bosan kalian selama di rumah. Semoga gak kecewa. Don't forget to wash your hands, stay safe eveyone.

Eh serius tanya sebelum kalian baca, kalian lebih suka baca cerita yang banyak gambarnya atau tanpa gambar?

Happy reading!!

The way that you blow my mind, I've been thinking about it, all night.

Mike Perry - Hands ft. The Vamps, Sabrina Carpenter

++++

"Hah, kau serius?" tanya Andrea terkejut. "Mereka akan menikah dua bulan lagi?"

Andres mengangguk mantap. "Aku tak sengaja bertemu dengan mereka ketika menemani Mom berbelanja. Seingatku, mereka tidak pernah akur dimasa sekolah."

Andres baru tiba dari Seattle hari ini, sekitar pukul dua siang. Saat ini ia sedang menghabiskan waktu makan malam bersama Andrea dengan segudang berita baru dari tempat kelahiran mereka.

"Jatuh cinta itu punya banyak rahasia, kau tidak akan pernah tahu kapan dan kepada siapa kau akan jatuh cinta," ujar Andrea yang kini berlagak seolah-olah dia pakar cinta.

"Aku sudah pernah mendengar kalimat itu sebelumnya. Tetapi kenapa, ketika kau yang mengatakannya aku jadi ingin muntah ."

"Sialan! Andres, sudah membeli merica bubuk yang kuminta kan?"

Andres mengagguk. "Bahkan sebelum aku pergi ke Seattle."

Andrea kembali meneliti setiap sudut dapur. Ia sudah memeriksa lemari penyimpanan hingga lemari pendingin. Tetap saja nihil, ia tak temukan benda itu. Dengan terpaksa ia harus memanggang potongan kentang di hadapannya tanpa merica.

"Astaga!" teriak Andres tiba-tiba. "Hentikan Andrea. Aku baru ingat, aku membawa merica itu ke ruang tengah untuk makan siang. Makanan yang kupesan tadi siang rasanya hambar. Aku akan ambil."

Andres menghilang hanya dalam beberapa detik. Andrea menggeleng kecil lalu menghampiri sekotak ayam goreng yang Andres pesan dari restauran cepat saji. Belum sempat ia mengambil ayam goreng, pandangannya tertuju pada tumpukan amplop di sudut counter. Andres pasti lupa untuk menyimpannya. Sebaiknya ia amankan sebelum Andres mengomel karena kehilangan surat.

Andrea menatap ke arah amplop hitam tebal yang berada di posisi paling atas. Undangan sebuah acara amal yang diadakan di Pacific Hotel. Saat itu juga tenggorokannya langsung terasa kering.

"Andrea, harus kuapakan ini?" tanya Andres ketika pria itu kembali.

"Taburkan saja diatasnya, lalu panggang seperti biasa," jawab Andrea tanpa menoleh sama sekali. Ia memilih duduk dan membaca isi undangan.

"Apa yang kau lihat?" Andres berjalan menghampiri Andrea. "Oh, acara itu. Kudengar itu acara amal rutin. Namun kali ini mereka mengikutsertakan beberapa universitas. Kebetulan sekali jurusanku mendapat bagian untuk hadir. Satu undangan untuk dua orang, kau mau ikut?"

"Berapa undangan yang kau punya?"

"Aku hanya punya satu. Ada apa Andrea?" Andres nampak bingung. Tidak biasanya Andrea menanyakan soal acara amal seperti ini. Gadis itu tak pernah tertarik untuk ikut dalam acara amal yang diselenggarakan oleh perusahaan.

Bukan sebuah jawaban yang didapatkan Andres. Andrea justru hanya menggeleng lalu fokus pada makanan yang sudah tersaji. Tidak ada obrolan lain soal undangan itu. Mereka kembali mengobrol mengenai topik-topik hangat yang dibawa oleh Andres.

Secret Message (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang