1 | Water Splash

6.7K 417 93
                                    

Happy Reading!

Maybe the night will change us, maybe we'll stay together.

Jonas Blue, JP Cooper - Perfect Strangers

++++

Russell Federation of Investigation, Manhattan, New York.

Hanya tinggal dua buah kardus yang masih belum dipindahkan. Gadis berusia hampir dua puluh tiga itu mendesah lega. Ruangan yang sudah ia tempati hampir satu tahun ini mulai bersih dari barang-barangnya. Sesekali Andrea tersenyum, begitu banyak kenangan di sini. Ruangan ini adalah tempat di mana ia biasa menghabiskan hari-harinya sejak bekerja sebagai mata-mata di Russell Federation of Investigation atau bisa dikenal RFI.

"Akh sial," umpat Andrea ketika kardusnya tak sengaja tertendang.

RFI, sebuah badan intelegen swasta dengan standar internasional yang cukup ternama. RFI pertama kali dibentuk oleh seorang pengusaha sukses di Italia, Marcus Russell. RFI berpusat di Milan, Italia. Namun karena begitu berkembang, badan intelegen ini melebarkan sayapnya hingga ke berbagai benua, mereka membangun cabang secara perlahan, untuk mempermudah proses kerja. Salah satunya Amerika Serikat.

Jika dilihat-lihat, RFI mendominasi kekuasaan di benua Eropa. Inggris, Swedia, Russia, dan Italia yang terkuat. Mereka bahkan membuka uluran tangan lebar-lebar jika memang pemerintah membutuhkan bantuan, seperti berunding dengan FBI, CIA, atau Interpol.

RFI didirikan dengan banyak tujuan mulia. Jasa mereka tidak hanya terpaut dalam kasus-kasus yang mengancam sebuah negara. RFI juga membuka jasa untuk perseorangan atau kelompok, dalam menangani kasus tertentu seperti pembunuhan atau penculikan. Tak jarang mereka juga terlibat dalam kasus yang tergolong berat, organisasi mafia atau peredaran narkoba misalnya.

"Andrea, kau butuh bantuan?"

Andrea menoleh ketika seseorang menawarkan bantuan padanya. Ia mendapati seorang pria yang sudah ia anggap sebagai ayahnya sendiri sedang berdiri dengan gagahnya di ambang pintu.

"Tidak perlu Sir, aku bisa melakukannya sendiri," Andrea menjawab ditambah senyum yang mengembang.

"Kuharap kau bisa ke ruanganku setelah ini."

Andrea mengangguk patuh, kemudian segera menyelesaikan pekerjaannya. Beruntung, ruangan baru milik Andrea hanya selisih satu ruang dengan ruangan milik atasannya. Sehingga, setelah meletakkan barang-barang itu di ruangannya, Andrea bergegas menghampiri ruangan Dean Russell, atasannya.

"Apakah nilaiku turun Sir?" tanya Andrea ragu, ini pertama kalinya Andrea dipanggil secara pribadi.

"Hey, just relax. Ayahmu baik?" Dean mengabaikan pertanyaan Andrea.

Andrea sedikit terkejut mendengar pertanyaan ini. Kenapa tiba-tiba menanyakan kabar ayahnya, walau secara teknis Dean dan ayahnya berteman.

"Ya, kami masih bicara pagi tadi."

Dean menggaruk tengkuknya. "Kau terlihat gelisah. Tenanglah nilaimu bulan ini baik, selalu seperti itu bukan? Sejak masuk akademi kau tidak pernah mengecewakanku. Kau masih merahasiakan pekerjaan ini dari ibumu?"

Andrea hanya tersenyum sebagai jawaban. Memang benar adanya, cukup ayahnya dan saudara kandungnya yang tahu akan hal ini. Andrea tidak ingin ibunya tahu sebab hal itu akan membuat ibunya cemas. Sekarang ibu mana yang tidak cemas ketika putri satu-satunya kerap bermain dengan senjata api?

Dean menghembuskan napas kasar. "Aku hanya ingin berpamitan langsung padamu. Aku harus pergi ke Finlandia, entah sampai kapan."

"Huh? Finlandia?"

Secret Message (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang