21 | Another Girl

2.5K 222 48
                                    

Halo, maaf sedikit terlambat dari yang dijanjikan. Btw, part ini terinspirasi dari lagu yang ada di multimedia.  Kalian yang belum pernah tahu, coba dengerin. Jangan lupa pencet vote sama komen ya. Terima kasih.

Oh iya, mau next update kapan? wkwk

Happy reading!!!

I won't let a moment pass, and when I'm with you I feel better

Shawn Mendes - Strings

++++

Noah duduk tenang di sisi ranjang sembari mendengarkan gadis di sebelahnya bercerita. Gadis itu berbicara dengan suara yang parau sebab ia sudah menghabiskan waktunya berjam-jam hanya untuk menangis.

"Lalu apa yang harus kulakukan? Kau tahu aku tidak punya solusi," ujar Noah ketika keadaan mulai hening.

"Tidak perlu. Aku hanya ingin bercerita, aku tidak ingin bertemu lagi dengannya. Aku memang tidak mencintainya, kami hanya nyaman. Namun saat aku tahu ia tidur dengan wanita lain, sebab aku sedang tidak ingin tidur dengannya, harga diriku terluka."

"Kalau begitu sudah tidak ada masalah bukan? Sekarang kau bisa pulang Nat."

"Kumohon, biarkan aku tinggal disini selama weekend, aku akan kembali hari Minggu malam. Aku berjanji tidak akan menganggumu."

Noah menatap Natasha dengan tatapan iba sekaligus kesal. Ia tahu, Natasha adalah teman baiknya sejak lama, dan sebagai teman yang baik seharusnya ia mengulurkan tangannya sebagai bantuan ketika temannya dalam keadaan tidak baik. Sedangkan saat ini Noah sedang lelah dan ingin sendiri, ia ingin kembali ke penthouse. Namun rasanya tidak baik meninggalkan Natasha sendiri disini sementara ia sedang tak ingin membawa gadis lain kecuali Andrea ke penthousenya.

Noah menggelengkan kepalanya cepat ketika ia sadar nama Andrea kembali terlintas dipikirannya.

"Noah?" panggil Natasha.

"Baiklah, kau bisa tinggal. Tetapi aku tidak bisa menemanimu seharian penuh, aku harus menyelesaikan pekerjaanku meskipun hari libur. Dan jangan berbuat onar dengan teman kencanmu itu," ujar Noah tegas.

Ketika Noah hendak bangkit dan berniat pergi ke kamar sebelah, Natasha menahan lengannya. Noah hanya diam, menunggu Natasha berbicara.

"Kau tidak akan tidur disini?" tanyanya dengan suara menggoda.

"Nat, jangan macam-macam," desis Noah berusaha memeringatkan.

Keadaan cukup hening saat itu, hingga Noah merasakan Natasha memeluknya dari belakang. Satu tangannya berkeliaran mengusap dada bidang Noah dari balik kausnya. Sementara satu lainnya berusaha menerobos masuk dari balik kaus. Dengan cepat Noah segera menahan pergerakan tangan Natasha.

"Kau ini kenapa? Ini bukan hal yang baru. Anggap saja ini sebagai rasa terima kasihku," bisik Natasha tepat di telinga Noah, bahkan gadis itu sempat mengecup lehernya.

"Hentikan. Semuanya sudah berakhir, itu hanya masa lalu. Dan kau juga sudah sepakat. Aku sudah berhenti dari permainan itu, Nat. Kuharap kau menghargai keputusanku."

Natasha memeluk tubuh Noah semakin erat. "Kau tahu, kau sepertinya sudah lama tidak disentuh. Kau membutuhkannya Noah, dan akan kuberikan. Aku juga membutuhkanmu."

"Lepaskan," titah Noah. "Aku akan melakukannya lagi, suatu saat nanti. Dengan gadis yang kumau, gadis yang kucintai."

"Omong kosong. Percaya padaku, jatuh cinta itu bukan hal yang baik. Jangan termakan ucapan Jamie!"

Secret Message (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang