The Day

1.7K 152 16
                                    

Halo, apa kabar? Selamat satnight!

Mau umumin sedikit. Mulai minggu depan, ada hitungan buat update after story. Aku bakal update kalau cerita sebelah alias Ocean Eyes udah update 2-3 chapter. Tujuannya itu, biar pas tamatnya bareng dan aku langsung ganti ke sequel Secret Message.

Jadi, dimohon bersabar hehe. Aku usahain pake banget seminggu sekali bisa update after story. Antara jumat/sabtu/minggu.

Lagi, aku udah nyelesaiin 2 part lanjutan setelah ini. Sebenernya itu bisa buat cadangan 2  minggu ke depan. 

Tapi, kalau ini bisa rame dalam waktu cepet, aku kasih antara besok siang atau malam. Gimana gimana?

Udah deh gitu aja. Selamat berimajinasi ria bareng Noah dan Andrea.

Happy reading!!

Watching you stand alone, all of my doubt, suddenly goes away somehow.

Christina Perri - A Thousand Years

++++

Noah berjalan dengan langkah tergesa-gesa. Jantungnya berdegup kencang, napasnya terengah-engah. Keringat di pelipisnya juga mulai bercucuran. Noah gugup sekaligus takut. Sampai-sampai ia lupa jika sebelah tangannya sedang menggenggam sebuah MacBook. Masih beruntung Noah tidak menjatuhkannya.

"Kau datang?"

Noah mengangguk, menjawab pertanyaan Stansie yang baru saja keluar dari kamar bersama Andres. "Bagaimana?"

"Lebih baik dari sebelumnya. Seharunya kau tidak perlu datang. Kau butuh istirahat, Noah."

"Tidak apa-apa. Boleh aku masuk?"

"Tentu," jawab Stansie ramah lalu beranjak pergi.

Sayangnya Andres masih menetap di sana. Matanya meneliti pada Noah dari atas hingga bawah. Noah yang menyadari keberadaan Andres, mengurungkan niatnya untuk masuk ke kamar, meski pintunya sudah sedikit terbuka.

"Aku yakin ada sesuatu dengannya," tuduh Andres terang-terangan. "Kau masih bertingkah dalam batas wajar 'kan?"

"Kau pikir aku ini apa?"

Kedua bahu Andres terangkat. "Semoga saja besok tidak ada gadis asing yang tiba-tiba datang mengacau. Jika itu terjadi, aku patahkan lehermu."

Mengabaikan bualan Andres, Noah kembali fokus pada tujuannya datang kemari. Dari tempatnya berdiri saat ini, Noah bisa melihat Andrea yang sedang berbaring membelakangi pintu. Senyum kecil Noah terpancar ketika Andrea berbalik dan menatapnya dengan mata yang menyipit.

Sejak tadi pagi, Noah sempat merasakan ada sesuatu yang tidak beres. Itu bermula ketika Andrea tak kunjung membalas pesannya. Noah tahu Andrea tidak mungkin sibuk. Persiapan pernikahan sudah selesai. Mereka hanya perlu menunggu hingga besok sore.

Noah mencoba untuk mengabaikan hal itu, ia beranggapan jika dirinya hanya gugup. Akan tetapi ketika Noah pergi ke dapur untuk mengambil minum, ia tidak sengaja mendengar percakapan kedua orang tuanya. Ayahnya baru saja kembali setelah pergi bersama Josh, dan mengatakan kepada ibunya jika Andrea sedang demam. Beruntung ibunya memperbolehkan Noah untuk pergi ke tempat Andrea, asalkan Josh ikut dengannya.

"Kau pasti memaksa untuk datang kemari," tebak Andrea sembari mencoba untuk duduk.

"Tidak juga." Noah duduk di pinggir ranjang. Punggung tangannya ditempelkan pada kening Andrea. "Apa yang kau lakukan hingga demam seperti ini?"

Andrea menggeleng lemah. "Tiba-tiba saja seperti ini."

"Kita pergi ke rumah sakit bagaimana? Setidaknya kita bisa tahu penyebab kau demam."

Secret Message (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang