Hola, selamat malam. Kalian apa kabar?
Gimana part 45? Hahaha
Ngga maksud jahat, tapi mau gimana lagi. Udahlah langsung aja, udah malam juga. Berhubung udah malam, santai dikit skuy.
Oh iya, kalau kalian nemu typo atau ejaan yang salah, boleh langsung komen in line kok. Nanti pasti aku betulin. Terima kasih.
Happy Reading!!
On that one night when we undressed. And we jumped in, can I confess?
Jack&Jack - Barcelona
++++
Tiga hari sejak kepergian Daniel. Tidak banyak yang berubah, hanya tawanya yang kerap menjadi semangat di pagi hari mendadak hilang. Aktivitas berjalan normal, walau sedikit hambatan. Orang-orang mencoba melupakan kesedihan, melangkah ke depan, tanpa melupakan kenangan.
Namun hal itu tidak berlaku bagi Noah. Bukan tidak, hanya belum.
"Kita butuh penyesuaian tim." Lucas berkata dengan tegas. "Aku bisa memaklumi keadaan ini, kita semua sama, berduka. Tetapi kita tidak bisa terus menerus berduka."
Sejak Daniel pergi, Noah selalu absen datang ke markas. Hari pertama Noah mengatakan jika ia bangun kesiangan. Di hari kedua dan ketiga, tidak ada kabar sama sekali. Ponselnya tidak dapat dihubungi. Noah menghilang begitu saja.
"Jika tidak ada perubahan jadwal, Isaac akan datang lusa. Aku ingin saat itu kita sudah kembali fokus menyelesaikan kasus yang ada." Mata Lucas bergerak, menyeleksi anggota timnya satu persatu. "Lalu, aku ingin kalian semua datang. Siapapun yang tidak hadir hari itu, kecuali ada tugas keluar dari markas, akan dikeluarkan dari tim. Aku tidak peduli apapun alasannya."
Andrea menarik napas dalam-dalam. Tak perlu bertanya, semuanya cukup jelas, keputusan Lucas ditujukan untuk Noah. Hanya Noah, satu-satunya anggota tim yang tidak hadir selama tiga hari berturut-turut.
"Agent Walter, aku tahu ini bukan tanggung jawabmu. Tetapi, berhubung kau dan Agent Peterson yang paling tahu soal kasus ini, kuharap kau bisa bicara dengannya. Katakan padanya soal keputusanku tadi. Aku tidak akan memaksa, dia punya hak jika memang ingin keluar dari tim."
Andrea mengangguk patuh. "Akan kucoba, Agent Melton."
Keputusan Andrea sudah bulat. Tidak ada waktu lagi. Setelah ini ia harus bertemu dengan Noah. Persetan jika pria itu sedang tidur nyenyak di kamarnya. Andrea tidak ingin apa yang seharusnya menjadi tanggung jawab Noah lari begitu saja.
Hari itu juga, setelah diskusi singkat ditutup, Andrea langsung meminta izin untuk pulang lebih awal. Ia kembali ke apartemennya terlebih dahulu, mengganti pakaian, lalu berangkat menuju tempat tinggal Noah.
Di saat Andrea akan memasukkan kombinasi password, pintu penthouse terbuka secara tiba-tiba. Josh berdiri di ambang pintu, mengerjap berkali-kali. Pria itu mencoba tersenyum—menampilkan kesan ramah, namun gagal karena terlalu kaku.
Andrea menatap Josh tajam, menuntut penjelasan. "Kenapa kau mengabaikan seluruh pesanku?"
"Mr. Peterson meminta saya untuk mengabaikan seluruh pesan Anda," jelas Josh lancar.
"Di mana dia sekarang? Sedang apa?"
Josh menipiskan bibirnya, mulai gugup. "Di dalam, sedang minum."
"Apa?" jerit Andrea. Pria itu tidak datang ke markas hanya karena sibuk minum? Itu sama sekali bukan gaya Noah. Pasti ada yang salah di sini.
Josh benar, Andrea sudah melihat dengan mata kepalanya sendiri. Noah sedang duduk di ruang tengah, di dekatnya ada MacBook yang terbuka serta tiga, tidak empat botol whisky.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Message (COMPLETED)
Romance[unedited version][Mature Story⚠️] Solve the case, then we fall in love. ANDREA GILLIAN WALTER, mata-mata cantik nan pintar, yang kemampuannya tak pernah diragukan. Siap mati, itu adalah risiko yang selalu Andrea terima dengan lapang dada setiap ia...