Little Brother

2.3K 176 24
                                    

Halo, selamat malam. Apa kabar?

Mau curhat dikit sih. Asli, gatau kenapa aku susah banget move on dari sini. Feelnya ke sini terus. Jadi sulit buat ngasih feel ke cerita sebelah. But I'd try my best.

Aku ngetik ini baru tadi sore dan lancar. Kenapa dulu-dulu ga gitu astaga.

Untuk after story ini cuma cerita random. Ngga tahu jumlahnya berapa. Maka dari itu cuma ada judul aja tanpa angka. Beberapa sudah ada di draft sih, tinggal ngubah kalau ga cocok. Semoga suka ya.

Happy Reading!!

You have my focus, I can't control it. I find your magic in every moment.

Why Don't We - Just To See You Smile

Noah melihat ke arah ponselnya, pesan terakhir yang ia kirim lima belas menit lalu pada Andrea tak kunjung dibalas, hanya dibaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Noah melihat ke arah ponselnya, pesan terakhir yang ia kirim lima belas menit lalu pada Andrea tak kunjung dibalas, hanya dibaca. Sepuluh menit sudah Noah duduk di halaman depan rumah Andrea, menunggu gadis itu tiba. Saat ia mencoba menelepon Andrea, hasilnya masih sama, tidak ada respon.

Noah masih menunggu dan dalam dua menit sudah membuahkan hasil. Andrea keluar dari mobilnya dengan wajah lesu, sedikit pucat, dan tidak bersemangat.

"Aku pikir saat kau mengirim pesan untuk datang kemari, kau sudah ada di rumah."

Andrea menggeleng. "Ketika pesan balasanmu masuk, aku baru saja keluar gedung. Kenapa tidak menunggu di dalam?"

Noah dan Andrea berjalan beriringan memasuki rumah. "Tidak. Aku sempat cemas karena kau tidak di sini. Terlebih kau terlihat tidak sehat."

"Aku baik-baik saja. Pergilah ke kamar, aku akan menyusul. Ingin minum?"

"Air mineral saja."

Noah memperhatikan punggung Andrea yang semakin menjauh. Ia yakin Andrea tidak sedang baik-baik saja. Terlebih saat Noah melihat gadis itu tampak menahan sesuatu untuk tidak keluar dari mulutnya.

Andrea tiba di kamar dengan dua gelas air mineral yang terisi penuh. Ia menghampiri Noah yang duduk di pinggir ranjang lalu memberikan satu gelas air kepadanya.

"Katakan padaku apa yang terjadi hari ini?" tanya Noah selepas air dalam gelasnya tandas.

Raut wajah Andrea berubah sedih. Air yang tadinya akan ia minum diletakkan di atas nakas. "Kelihatan sekali ya?"

"Ada apa?"

"Hari ini aku diminta untuk datang menggantikan Andres. Di tempat itu mereka menyajikan berbagai macam makanan dari beberapa negara. Aku lupa makanan apa yang pertama kali kucoba, tetapi itu membuatku mual. Baunya saja aku tidak tahan, terlalu menyengat."

Noah menarik lengan Andrea agar duduk di sampingnya. "Setelah itu kau tetap teruskan makanmu?"

"Tentu saja. Tidak sopan jika aku berhenti di satu makanan saja. Aku sempat berpikir mualnya akan hilang, tetapi tetap saja. Rasa makanan itu tidak hilang dari mulutku."

Secret Message (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang