Hola! Apa kabar? Terima kasih buat yang sudah balik.
Maaf banget, buat part sebelumnya kalau ngga ada notif masuk. Emang lagi error.
Gimana sama part 44?
Yaudah, sekarang napas dulu yuk, biar lega, tanpa beban. Ngga kaya Noah, kebanyakan beban, bikin stress.
Bacanya pelan-pelan, alurnya lagi maju mundur.
Selamat berakhir pekan!
Happy Reading!!
You'll never be alone. When you miss me close your eyes. I may be far but never gone.
Shawn Mendes - Never Be Alone
++++
"Hai, ada yang bisa kubantu?"
Andrea mendongak, matanya bertemu dengan manik mata berwarna biru yang menenangkan.
"Siapa namamu?" tanyanya lagi.
"A-Andrea."
"Kau bisa memanggilku Daniel." Daniel menatap ke arah Andrea, gadis itu kembali menundukkan kepalanya, menatap kumpulan berkas di pangkuannya yang masih rapi. "Ingin kubantu untuk verifikasi berkas?"
Andrea mengangguk pelan, ini kali pertamanya ia tiba di akademi RFI. Tanpa orang tua, tanpa teman, tanpa kenalan. "Apa kita perlu menunggu giliran?"
"Tidak perlu, akan kubantu sekarang."
Andrea berjalan mengikuti Daniel. Pria itu membawanya ke sebuah ruangan, membantunya menyerahkan berkas-berkas penting yang merupakan syarat bagi siswa baru.
"Berkasmu sudah diserahkan?" tanya Andrea ketika urusannya sudah selesai.
Daniel tersenyum lebar, "Aku satu angkatan di atasmu."
Mendengar hal itu Andrea langsung menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ia tersenyum kikuk. "Maafkan aku, aku pikir—"
"Tidak masalah. Sudah dapat kunci kamar?"
"Sudah, barangku juga sudah disana."
"Baguslah. Kau bisa kembali sendiri ke asrama, kan? Aku masih harus membantu para siswa baru disini."
Andrea mengangguk cepat. "Jangan khawatir. Terima kasih, Daniel."
"Jangan ragu untuk meminta bantuan atau menyapaku saat kita bertemu. Selamat istirahat, Andrea."
Kedua mata Andrea terbuka perlahan. Cahaya matahari yang masuk melalui jendela membuat matanya menyipit, silau. Tidak biasanya Andrea lupa untuk menutup tirai sebelum tidur.
Tunggu... Andrea melirik ke arah pakaiannya. Gaun pemberian Noah. Sedikit demi sedikit memori Andrea mulai terkumpul. Kelab, serangan mendadak, darah, rumah sakit, Daniel.
Sial, kini Andrea ingat semuanya. Pantas saja ia bermimpi soal pertemuan pertamanya dengan Daniel beberapa tahun lalu. Dia, apa kabar? Lebih baik, atau lebih buruk dibandingkan semalam?
"Andres," panggil Andrea sesaat setelah ia keluar dari kamar.
Tidak ada jawaban. Ini baru pukul tujuh lebih tiga puluh. Sepertinya Andres masih tidur. Apa kuliahnya sedang libur? Andrea memutuskan untuk membuka kamar Andres, jangan sampai dia terlambat kuliah. Sayangnya ketika dibuka, tidak ada seorang pun disana. Tempat tidurnya bahkan sudah rapi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Message (COMPLETED)
Romance[unedited version][Mature Story⚠️] Solve the case, then we fall in love. ANDREA GILLIAN WALTER, mata-mata cantik nan pintar, yang kemampuannya tak pernah diragukan. Siap mati, itu adalah risiko yang selalu Andrea terima dengan lapang dada setiap ia...