44 | A Promise

1.6K 170 17
                                    

Hola! Welcome back! Kalian apa kabar? Terima kasih buat yang masih tahan baca sampai part ini.

Akhirnya aku pilih pisah jadi dua, karena kepanjangan juga. Lanjutannya aku update kalau ga ntar malem, besok, atau lusa ya hehehe. Biar kalian bisa istirahat gitu.

Notif wattpad kalian suka error ngga? Punyaku sering, jadi ada cerita up, atau kalian komen gitu gaada notifnya. Bisa muncul setelah beberapa jam.

KAN, BARU AJA AKU BILANG KALAU SUKA NOTIF TELAT. Btw ini cerita aku publish siang, jam 12 an. Tapi serius deh, di aku aja gaada notif, padahal udah masuk library juga. Dan, emang wattpad lagi error. Notif yang masuk cuma vote, itu aja ga semua. (paragraf ini aku ketik waktu adzan maghrib)

Yaudah deh, ntar kalau masih error terus aku unpub-publish lagii.

Happy Reading!!

Call you my brother, the way that we used to. When we were younger.

Ruel - Younger

++++

Russell Federation of Investigation, Manhattan, New York City.

Noah baru saja kembali dari dapur bersama Felix. Waktu shiftnya masih berlangsung kurang lebih dua jam kedepan, tapi Noah merasakan jika hawa kantuk mulai menyerangnya. Felix yang tidak sengaja melihat Noah menguap beberapa kali, berinisiatif untuk mengajak Noah minum kopi demi menekan rasa kantuk.

"Lebih baik, Agent Peterson?" tanya Felix saat mereka berjalan memasuki ruang IT.

Noah menggerakkan kedua lengannya, melakukan pergegangan sebelum kembali duduk. "Ya sedikit. Aku memang kurang tidur akhir-akhir ini."

Ketika Noah baru membuka layar ponselnya, satu panggilan masuk, itu dari Andrea. Noah tersenyum tipis, tidak biasanya gadis itu menelepon. Selama ini Noah yang selalu menghubungi Andrea terlebih dahulu.

"Andrea? Kau sudah di apartemen?"

"Noah aku butuh ban—"

Kalimat Andrea terputus. "Andrea kau butuh apa?"

Tidak dijawab, Noah mulai panik.

"Andrea! Andrea!"

"Lari Andrea! Lari!" Itu teriakan Daniel. Noah baru saja akan kembali bertanya dan sambungan mereka langsung terputus.

"Felix! Bantu aku temukan lokasi Andrea sekarang! Dia bersama Daniel, dan kurasa sedang dalam bahaya."

Jelas, Felix tidak dapat menyembunyikan raut wajah terkejutnya. Namun itu tidak bertahan lama, ia segera meraih ponsel milik Noah lalu melakukan tugasnya.

Noah mengambil gagang telepon yang ada di dekatnya. Tangannya bergetar ketika menekan tombol nomor satu persatu. Keringatnya bercucuran.

"Agent Peterson disini. Aku minta siapkan tim pelacak dan anjingnya, pasukan pertahanan, atau sniper, terserah. Agent Walter dan Agent Horran dalam bahaya. Aku akan kirim lokasinya jika sudah ditemukan, kita akan berangkat bersama-sama. Bawa mereka yang bisa diandalkan, tidak peduli dari tim mana."

"Baik, perintah diterima Agent. Pasukan akan siap kurang dari sepuluh menit."

Noah menutup panggilannya, kembali fokus pada Felix.

"Ketemu, mereka masih di Brooklyn. Ini lokasi detailnya."

Noah mengangguk, ia segera menyambar jaket serta kunci mobilnya. "Kunci lokasinya Felix. Kau ikut atau tidak?"

Secret Message (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang