11 | Siblings and Consent

2.8K 265 79
                                    

Happy Friday!!! Author comeback!! Yang lagi sekolah, semangat sekolahnya. Author masi libur wkwkw. Yang kerja, semangat kerja. Yang udah dirumah, bolehlah baca part lanjutan.

Happy reading!!

Can't believe that I'm falling, like this, for you

Why Don't We - Falling

Satu kata bagi Andrea untuk mengekspresikan akhir pekannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu kata bagi Andrea untuk mengekspresikan akhir pekannya. Membosankan. Sejak pagi, hingga menjelang sore, tidak ada aktivitas penting yang ia lakukan. Hanya berbaring di atas ranjang, makan, mandi, lalu kini berbaring di atas sofa tepat di depan televisi.

Seluruh tugasnya di RFI sudah ia selesaikan sebelum weekend tiba. Kasus baru juga masih belum ada hingga saat ini, namun kemarin ia sempat mendengar bahwa FBI meminta bantuan RFI untuk menangkap seorang mafia. Andrea belum tahu apakah kabar itu benar atau tidak, namun Jumat lalu, Mr. Jack mengajak Noah untuk pergi ke sebuah pertemuan penting.

Noah? Andrea jadi teringat sesuatu. Permintaan Noah yaitu mengajaknya sebagai pasangan ke pesta pernikahan.

Pada awalnya Andrea merasa bahwa Noah akan menyerah, sebab ia tidak segera menanyakan jawaban pada Andrea. Di hari berikutnya, Noah justru memberikan tatapan mengintimidasi pada Andrea. Beberapa kali pria itu tampak ingin mengajaknya berbicara. Namun sepertinya selalu gagal, yeah pria itu mendadak menjadi super sibuk.

Dua hari lalu, tepatnya hari Jumat, Andrea justru tidak melihat Noah di markas. Andrea merasa lega. Mungkin dengan dengan sedikitnya waktu bagi mereka untuk bertemu, Noah akan membatalkan rencana gilanya itu.

"Kau mau kemana?" tanya Andrea menatap seorang pria yang dari tadi berjalan melintas di sekitarnya tanpa henti.

Sayangnya pertanyaan Andrea justru diabaikan. "Aku sudah siapkan makan malam, kau hanya perlu menghangatkannya di microwave."

"Jerk!" umpat Andrea pelan.

"But you love this jerk, right?"

Andrea sudah siap melempar pria itu dengan remote televisi, sayangnya rencananya terhenti ketika suara bel apartemen berbunyi. Andrea menatap pria yang begitu berarti bagi dirinya, memberikan kode. Namun usahanya diabaikan, dan dengan terpaksa ia harus bangkit dan segera melihat siapa yang berdiri di depan sana.

Apartemen yang Andrea huni memiliki dua pintu. Satu pintu berada di bagian koridor, yang nantinya mengarah menuju lift. Sedangkan satunya lagi mengarah ke sebuah lahan parkir yang di khususkan bagi dirinya dan penghuni apartemen lain yang berada di satu lantai dengannya. Andrea lebih sering menyebutnya sebagai tetangga.

"Kenapa tidak ada orang?" ujar Andrea ketika mengintip melalui door viewer dan tidak ada seorang pun berdiri disana.

Tombol bel hanya diletakkan di satu pintu saja dari dua pintu yang ada. Pintu yang terhubung dengan area parkir tepatnya. Andrea sudah berdiri di pintu yang tepat, namun ia tak mendapati tanda-tanda kehadiran seseorang.

Secret Message (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang