Halo, apa kabar? Semoga baik-baik aja ya.
Maaf update jam segini. Pengen banget bisa kasih ini sebelum hari senin karena ku sudah mulai kuliah lagi sksksk. Terus ini juga belum sempat aku baca ulang, maaf kalau banyak typo.
Bingung juga kasih judul. Adanya itu, jadi kalau nanti tiba-tiba ganti jangan kaget ya. Mau revisi besok siangan saja ehhehe.
Happy reading!!
I know that I'm feeling something right when I'm next to you.
Why Don't We - With You This Christmas
++++
Andrea memperhatikan setiap gerakan jari Noah pada tuts piano. Lembut nan indah. Dari samping seperti ini, Andrea punya kesempatan lebih untuk mengamati detail struktur wajah Noah. Rahang tegas yang mulai ditumbuhi rambut halus—lama tidak bercukur, mata hazel, bibir penuhnya, dan yang terpenting adalah alis tebal. Walaupun alis milik Noah sedikit berantakan dan tidak terlalu panjang, Andrea tetap saja iri karena lebih tebal daripada miliknya.
"Andrea." Noah mengarahkan dagunya pada piano, seraya menyudahi permainannya. "Santai saja, jangan terburu-buru."
Kini giliran Andrea untuk melakukan seperti yang dicontohkan sebelumnya. Senyuman Noah mengembang, begitu mengamati permainan Andrea jauh lebih baik dari sebelumnya—sudah tidak lagi terburu-buru.
"Lanjutkan hingga lagunya habis."
Noah mendekatkan wajahnya pada salah satu tempat favoritnya. Ceruk leher Andrea. Dari sanalah Noah bisa mengendus wangi tubuh Andrea yang baginya adalah candu. Ia juga tidak segan untuk memberikan kecupan basah serta mengigit kecil kulit lehernya. Berbuat seperti ini saja mampu mendorong keinginan Noah untuk menguasi tubuh Andrea secara utuh. Sayangnya Noah sudah membulatkan tekadnya untuk menahan hal ini dalam beberapa waktu ke depan.
"Noah, Andrea."
Noah menarik wajahnya ketika suara sang ibu mengusik ketenangannya.
"Di sini kalian rupanya. Mommy berkali-kali mengetuk pintu kamar namun tidak ada jawaban."
"Ada perlu apa Mom?"
Kathleen berjalan mendekat, terdapat mantel yang tersampir pada lengan kirinya. "Josh pergi ke gereja. Mommy akan pergi ke rumah teman lama, bersama Daddymu. Kalian ingin ikut?" tanya Kathleen. "Jika tidak ikut, kalian hanya akan makan malam berdua. Bertiga jika Josh sudah kembali. Andres baru akan menjemput Katie sekitar pukul sembilan."
"Kurasa tidak Mom. Andrea sebaiknya di rumah saja. Kau pasti setuju denganku?"
Andrea mengangguk pelan. Semenjak perutnya semakin membesar, ia sudah tidak lagi nyaman untuk terus berpergian. Bahu, punggung, serta pinggangnya kerap kali nyeri. Belum lagi kakinya yang akan terasa sakit jika terlalu lama berdiri.
"Baiklah, segera telepon jika butuh sesuatu."
Kathlen sudah akan melangkah pergi, namun mendadak terhenti sebab teringat sesuatu. "Oh ya, ada hadiah Natal yang belum kalian buka," ujarnya.
"Kami sudah membukanya kemarin, bersama Josh. Hadiah yang terisa milik Katie dan Andres," sahut Andrea.
"Ada hadiah yang baru tiba tadi pagi. Andres yang mengantarkannya kemari saat kalian masih tidur."
"Terima kasih Mom, akan kami buka setelah ini."
Selepas kepergian Kathleen, Andrea menyandarkan kepalanya pada pundak Noah. Ia bergumam, "Dulu aku sempat berpikir jika kaluargamu itu kaku. Aku menilainya dari cerita soal pertengkaran itu. Namun saat mendengar dari sisi Josh dan bertemu langsung dengan kedua orang tuamu, apa yang kupikirkan tidak pernah terbukti. Terlebih lagi Daddymu, sangat jauh dari asumsiku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Message (COMPLETED)
Storie d'amore[unedited version][Mature Story⚠️] Solve the case, then we fall in love. ANDREA GILLIAN WALTER, mata-mata cantik nan pintar, yang kemampuannya tak pernah diragukan. Siap mati, itu adalah risiko yang selalu Andrea terima dengan lapang dada setiap ia...