Rintik hujan 05

18.5K 1.2K 24
                                    

" Fake smile saat kita nangis tuh butuh pengorbanan."

~ Rintik hujan


Angin yang berlalu melewati daun-daun kering yang ada di sisi jalan membuat jalan di penuhi oleh daun-daun yang berguguran. Rintik menghela nafas panjang, sampai kapan? Dia harus seperti ini, sampai kapan? Dia harus selalu mengejar-ngejar Langit.

Rintik mendongakkan kepalanya menatap Langit yang mulai berwarna jingga." Kamu itu kayak Langit, meskipun bisa ku lihat tapi tak bisa ku gapai." Batin Rintik. Rintik menghela nafas lalu kembali melanjutkan langkahnya.

🌿🌿🌿

Pagi yang cerah membuat Rintik bersemangat untuk memulai pagi hari ini. Biasa lah seperti hari-hari sebelumnya ia selalu menyiapkan bekal untuk Langit tapi berujung untuk sahabatnya Langit. Tapi tidak apa-apa, yang terpenting sudah ada niatan untuk beramal.

Rintik memasukan bekal itu kedalam tasnya lalu berjalan menghampiri Bunda." Bun, Rintik berangkat dulu ya." Ucap Rintik dengan mencium punggung tangan Bundanya.

"Hati-hati ya sayang." Ucap Bunda dengan mengelus-elus rambut Rintik. Rintik menganggukkan kepalanya." Assalamualaikum bunda." Rintik berlari keluar dari rumahnya.

🌿🌿🌿

"Nih Buat Langit." Rintik menyodorkan bekal yang ia sediakan dari rumah tadi. Langit menaikan satu alisnya." Gue nggak mau!" Sahut Langit.

Rintik menghela nafas." Di terima aja ya, itung-itung Langit itu menghargai karya Rintik. Rintik udah buat ini dari subuh loh Langit. Ya Langit ya?"

"Gue nggak mau! Sampai kapan lo akan kejar-kejar gue? Berhenti deketin gue!" Tegas Langit.

"Rintik nggak akan berhenti deketin Langit, karna Langit itu hanya jodoh rintik." Jawab Rintik.

"Tau darimana kalo gue itu jodoh Lo? Lo bukan tuhan! Jadi jangan berharap kalo gue bakal jodoh sama Lo!" Ketus Langit dengan wajah datar.

"Kita itu jodoh langit! Coba langit lihat dari nama kita. Langit dan hujan adalah sesuatu yang tidak akan pernah bisa untuk di pisahkan. Langit itu tercipta hanya untuk hujan dan hujan tercipta hanya untuk Langit. Kedua adalah Sirius dan Capella. Sirius adalah Bintang paling terang di Langit malam, dengan magnitudo tampak -1.47. Bintang ini terletak di rasi Canis major  dan merupakan sistem Bintang ganda dengan komponen primer bintang deret utama kelas A dan komponen sekunder sebuah Katai putih. Sedangkan Capella adalah Bintang paling terang di rasi Auriga, tercerah keenam di langit malam dan tercerah ketiga di langit utara setelah Arcturus dan Vega. Dari nama bisa di lihat kalo langit dan Rintik adalah jodoh." Jelas Rintik panjang kali lebar.

Sedangkan teman-teman langit menganga tidak percaya jika Rintik bisa menjelaskan kalimat sepanjang itu. Langit mendengus kesal." Serah!" Langit pergi meninggalkan mereka semua.

"HATI-HATI YA JODOHNYA RINTIK!" Teriak Rintik. Langit menggelengkan kepalanya." Gila!" Gumam Langit lalu kembali melanjutkan langkahnya.

🌿🌿🌿

"Siapa yang tidak mengumpulkan tugas?!" Tanya Bu Ningsih dengan menatap satu persatu murid di kelasnya. Semua murid saling melirik tidak tau siapa yang tidak mengumpulkan tugas.

Rintik mengangkat tangannya." Saya Bu." Jawab Rintik. Semua menoleh ke arah Rintik, sedangkan Vani menepuk jidatnya." Mampus dah lu Rin." Batin Vani.

Bu Ningsih berjalan menghampiri meja Rintik." Kenapa kamu tidak mengumpulkan tugas?!" Tanya Bu Ningsih.

"Saya lupa Bu." Jawab Rintik dengan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Semua murid melongo, beraninya Rintik bilang dengan menggunakan kata 'lupa'. Semua murid di SMA Angkasa juga tau kalo Bu Ningsih tidak suka jika ada alasan lupa.

"Lupa kamu bilang?! Kamu tau kan?! Kalo saya paling nggak suka jika ada alasan lupa! Kamu milih hormat bendera sampai jam istirahat atau kamu lari lapangan dua puluh kali?!" Tanya Bu Ningsih.

Rintik melirik ke arah Vani." Gue harus milih yang mana?" Bisik Rintik." Lo pilih yang lari aja, ntar lo lari lima kali tapi kalo lo di tanya sama Bu Ningsih, bilang aja kalo lo lari dua puluh kali." Jawab Vani dengan bisikan.

Rintik menganggukkan kepalanya. Bu Ningsih menatap tajam ke arah Rintik dan Vani." Kenapa kalian bisik-bisik?!" Tanya Bu Ningsih.

"Oh itu loh Bu anu Rintik anu. Eh iya saya itu lagi nasehatin rintik biar nggak lupa ngerjain tugas lagi. Kan kasian Bu Ningsih harus marah-marah terus." Jawab Vani bohong.

"Nah bagus. Rintik kamu itu harus contoh dan dengarkan nasehat dari Vani." Ucap Bu Ningsih.

Vani tersenyum bangga. Sedangkan Rintik mengacungkan jempolnya ke udara." Siap Bu! Kalo gitu saya permisi mau menjalankan hukuman. Selamat siang Bu." Rintik beranjak keluar dari ruang kelasnya.

🌿🌿🌿

Rintik mengelap keringatnya yang bercucuran dengan menggunakan telapak tangan. Cuacanya sangat panas hari ini. Tapi ia terus melanjutkan hukumannya. Langkah Rintik mulai pelan. Pandangannya kabur lalu berubah gelap. Rintik pingsan!







Bersambung…

Jangan lupa tinggalkan jejak okee
SEE YOU NEXT PART 💕

Rintik hujan [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang