Rintik hujan 13

14.3K 1K 61
                                    

Bunyi gertakan sepatu menggema di ruangan yang serba putih. Rintik menggerutu kesal, tega-teganya Langit bermesraan dengan wanita lain, di depan kelas Rintik pula! Sengaja mau bikin Rintik kesel?! Pikir Rintik. Dengan kesal ia menendang tembok yang tak bersalah, alhasil kaki Rintik lah yang sakit bukan temboknya.

Rintik merintih kesakitan dengan memegangi sepatunya." Aduh! Gila nih tembok! Sakit banget njir! Kalo aja lo manusia udah gue lempar lo ke jurang atau kalo perlu gue cincang lo jadi perkedel." Rintik berbicara dengan tembok, seolah-olah tembok bisa mendengarkan ocehannya.

"Stres!"

Suara berat dan dingin seseorang membuat Rintik menoleh kearahnya. Ternyata dia adalah Langit yang sedang menyenderkan tubuhnya di pintu dengan melipatkan kedua tangannya di dada. Rintik masih kesal dengan Langit jadi ia memilih untuk duduk di kursi yang ada pada ruangan tersebut.

Langit menghela nafas, ia berjalan menghampiri Rintik dan duduk di sebelah Rintik. Rintik hanya melirik sekilas lalu ia kembali menatap ponselnya." Ngapain?" Tanya Langit.

"Nafas!" Jawab Rintik singkat.

Langit tersenyum tipis melihat tingkah Rintik yang jutek." Masih marah?" Tanya Langit.

Rintik menolehkan kepalanya menatap Langit dengan mengangkat satu alisnya." Marah kenapa?" Tanya balik Rintik.

"Karna gue deket sama Tania." Jawab Langit.

Mendengar jawaban langit membuatnya kesal lagi." Udah tau nanya!" Ketus Rintik, ia kembali memalingkan wajahnya ke ponselnya.

Langit terkekeh dalam hatinya, ia lebih menyukai Rintik yang cuek ketimbang Rintik yang cerewet." Kalo cemburu, bilang!" Ucap Langit.

"Percuma bilang. Langit juga masih bakal deket-deket sama si Tania." Sahut Rintik.

"Salah? Kalo gue deket sama Tania?" Tanya Langit.

"Jelas salah lah! Langit itu udah punya pacar, jadi Langit harus kasih batasan buat cewek yang deket sama langit. Meskipun Tania itu sahabatnya Langit tapi Langit nggak boleh terlalu dekat sama dia. Langit harus jaga perasaan Rintik!" Jawab Rintik.

"Iya." Sahut Langit.

Kekesalan Rintik berubah menjadi kebahagiaan mendengar kata yang keluar dari mulut Langit. Tanpa aba-aba ia langsung memeluk langit." Nah gitu dong langit, Rintik kan jadi makin sayang." Ucap Rintik dengan mengeratkan pelukannya. Langit hanya diam tidak membalas pelukan Rintik, entah apa yang membuatnya seperti itu.

🌿🌿🌿

Mulut Rintik berkomat-kamit membaca buku yang ia ambil di salah satu rak yang ada di perpustakaan ini. Ia ingin tobat dan tak ingin menjadi bad girl karena sekarang ia sudah berpacaran dengan Langit jadi ia harus bersikap selayaknya wanita pada umumnya, yang alim dan feminim. Walaupun itu susah buat Rintik tapi ia akan mencobanya.

"Rin..."

Rintik menengok ke arah sumber suara yang memanggilnya. Ternyata di itu adalah Fino." Eh lo Fin? Sini duduk! Ngapain lo berdiri kayak patung." Ucap Rintik di sertai kekehan.

Fino duduk di samping Rintik." Tumben lo ke perpus?" Tanya Fino.

Rintik menyengir kuda."Sekali-kali nggak papa kan? Biar ada ilmu dikit di otak gue." Jawab Rintik.

Fino tersenyum kecil, ia ingin sekali menanyakan sesuatu tapi ia takut hatinya hancur ketika mendengar jawabannya." Emm... Lo beneran udah jadian sama Langit?" Tanya Fino.

Rintik menolehkan kepalanya dengan tersenyum lebar." Iya, gue seneng banget akhirnya Langit bisa bales perasaan gue." Jawab Rintik antusias.

Melihat senyum Rintik membuat Fino juga ikut tersenyum tetapi senyum masam." Kapan lo jadiannya?" Tanya Fino.

"Kemaren pas pulang sekolah, Langit nembak gue di parkiran." Jawab Rintik tak kalah antusiasnya dengan jawaban pertamanya.

Fino menundukkan kepalanya." Oh..." Ia kembali mendongakkan kepalanya." Selamat ya, gue turut bahagia." Ucap Fino. Walaupun sulit buat Fino menerima jika Langit dan Rintik, tetapi ia juga harus sadar. Rintik hanya mencintai Langit, sahabatnya bukan dirinya.

"Makasih ya Fino." Ucap Rintik.

Fino menatap Rintik yang tengah asik membaca bukunya." Meskipun gue bukan pacar lo, tapi gue akan terus jaga lo dari kejauhan. Gue relain lo buat Langit, gue harap dia bisa bahagiain lo." Batin Fino.

🌿🌿🌿

Rintik menggerutu kesal ketika melihat Langit dan Tania jalan bersama ke parkiran, apa Langit tidak mendengarkan ucapannya tadi siang. Ia tambah kesal ketika melihat Langit menggenggam tangan Tania. Tanpa aba-aba Rintik langsung berlari menghampiri mereka.

"Nggak usah pegang-pegang!" Ketus Rintik dengan melepaskan genggaman mereka dengan kasar.

Tania mengerutkan dahinya tidak mengerti." Emangnya kenapa?" Tanya Tania.

Rintik mendengus kesal."Karna langit pacar gue, dan lo nggak boleh deket-deket sama Langit." Jawab Rintik.

Tania membelalakkan matanya." Kalian pacaran?" Tanya Tania dengan menatap Rintik dan Langit secara bergantian.

Rintik tersenyum sinis."Iya kenapa?! Lo cemburu?!"

Rintik tersenyum melihat wajah tak percaya dari Tania. Ia menyelipkan rambutnya." Jadi udah jelaskan? Jadi hari ini Langit pulang bareng gue!" Ucap Rintik dengan menggenggam tangan Langit.

Langit melepaskan genggamannya." Gue nggak bisa! Gue harus nganterin Tania." Ucap langit yang membuat Tania senang tetapi tidak dengan Rintik ia menahan mati-matian emosinya agar tidak meluap.

"Langit kan pacarnya Rintik! Jadi Langit seharusnya nganterin Rintik, bukannya nganterin dia. Sebenarnya Langit serius nggak sih sama rintik?!" Tanya Rintik. Oke teman-teman Rintik tidak bisa mengontrol emosinya.

Rintik menghembuskan nafasnya agar tidak makin menjadi-jadi emosinya, ia takut jika ia terbawa emosi akan bisa merusak hubungannya dengan Langit." Oke, Langit anterin aja Tania. Rintik bisa pulang sendiri." Ucap Rintik.

Tinnnnn

Suara klakson itu menghentikan perdebatan kecil mereka. Mereka menoleh ke arah mobil yang ternyata itu adalah mobil Elang." Rintik hujan Capella! Lo pulang aja bareng gue!" Teriak Elang dari jendela mobilnya.

Rintik tersenyum senang, Elang tepat waktu. Jadinya Rintik tidak harus menunggu taksi. Rintik berjalan ingin menghampiri Elang namun tangannya di cekal oleh Langit." Lo pulang bareng gue..."










Bersambung…

Jangan lupa vote and coment
SEE YOU NEXT PART 💕

Rintik hujan [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang