Rintik hujan 32

15.3K 1K 36
                                    

"Aku mau nanya sama papah, tolong jawab jujur!"

Semuanya mengalihkan pandangannya ke arah Tania. Nek Nurma--- nenek Tania melirik tidak suka ke arah Tania. Yah, dia memang tidak pernah menyayangi Tania, dia hanya menyayangi Rintik cucu kandungnya.

"Kamu mau ngomong apa?" Tanya Alfa.

"Apa bener Rintik itu anak papah?" Tanya Tania.

Alfa membulatkan matanya." Kenapa kamu nanya kayak gitu?"

"Aku cuma mau jawaban papah, apa bener Rintik itu anak papah?" Tanya Tania kembali.

Nurma tersenyum miring." Yah memang bener, Rintik itu anak kandung papah kamu." Jawab Nurma.

Air mata Tania menetes mendengar jawaban dari neneknya."Jadi papah selingkuhin mamah?" Tanya Tania.

Nurma melotot tidak percaya." Enak saja kamu bilang anak saya selingkuh! Mamah kamu tuh yang pelakor, dia ngehancurin rumah tangga anak dan menantu saya. Dan yang jadi korbannya itu adalah cucu saya, Rintik!" Jawab Nurma, Vina diam menundukkan kepalanya.

Tania menatap Alfa dengan mata berkaca-kaca." Kalo Rintik anak papah? Aku anak siapa pah?"

Alfa diam, Nurma gemas sendiri melihat anaknya yang tidak mengatakan satu pun kata dari tadi."Kamu itu anaknya Doni, sahabat anak saya. Papah kandung kamu sudah meninggal, dan dia meminta anak saya untuk menikahi mamah kamu yang sedang mengandung anaknya." Jawab Nurma.

Tania nangis terisak-isak, ia tidak menyangka jika hidupnya akan seperti. Dia bahagia di atas penderitaan Rintik. Dia merasa bersalah karena telah menjelekkan Bundanya Rintik, nyatanya mamahnya sendiri yang sudah merebut Ayahnya Rintik. Pandangannya kabur dan tak lama kemudian semuanya gelap.

"TANIA!"

🌿🌿🌿

Semua orang merasa cemas dengan keadaan Rintik begitupun dengan Elang. Dia langsung membawa Rintik ke rumah sakit ketika melihat Rintik yang tergeletak di jalan dengan darah yang mengalir. Tak lama kemudian dokter keluar dari ruangan Rintik.

Billa, Vani dan Elang langsung berjalan menghampiri dokter." Gimana keadaan anak saya dok?" Tanya Billa.

Dokter menatap satu-satunya lalu menghembuskan nafasnya." Akibat kecelakaan yang di alami pasien itu menyebabkan kedua kakinya tidak bisa berjalan secara normal." Jelas dokter.

"Maksud dokter? Rintik lumpuh?" Tanya Elang. Dokter menganggukkan kepalanya. Billa menangis dan memeluk Vani yang juga menangis. Elang menggeleng tidak percaya.

"Tapi ada sedikit harapan pasien agar bisa berjalan, pasien mengalami lumpuh sementara bukan permanen. Kalau begitu saya permisi." Dokter melenggang pergi meninggalkan Billa, Vani dan Elang dalam keadaan sedih.

🌿🌿🌿

Di ruangan bernuansa putih dengan aroma obat-obatan yang menyeruak. Di sana terdapat gadis yang sedang terlelap dengan infus di tangannya. Perlahan gadis itu membuka kelopak matanya. Yang pertama kali ia lihat adalah papahnya, mamahnya dan mantan kekasihnya.

"Papah, mamah, langit..." Lirih Tania dengan suara seraknya.

Vina langsung memberikan gelas yang berisi air putih." Minum dulu." Tania meminum sedikit air dalam gelas itu.

"Aku kok bisa ada di sini mah?" Tanya Tania.

"Kamu pingsan dan kata dokter kamu itu kecapean dan terlalu banyak pikiran. Jadi kamu harus di rawat di sini selama satu Minggu." Jawab Vina.

"Mamah sama papah ada urusan sebentar, kamu di sini di temani Langit ya." Vina langsung menarik pergelangan Alfa keluar dari ruangan Tania.

"Makasih, Lang. Udah mau jenguk aku ke sini." Ujar Tania kikuk.

Langit tersenyum dengan mengelus-elus rambut Tania."Sama-sama, cepat sembuh. Gue nggak mau lihat lo sakit." Ucap Langit. Tania menganggukkan kepalanya sembari tersenyum.

🌿🌿🌿

Elang menggenggam tangan Rintik yang sedang di infus. Di ruangan tersebut hanya terdapat kesunyian dan isakan kecil. Elang memandangi wajah pucat Rintik yang terdapat perban." Bangun Rin..." Lirih Elang.

Jari-jari tangan Rintik sedikit bergerak. Mata Elang berbinar-binar melihat Rintik yang sebentar lagi akan sadar. Rintik membuka matanya dan menatap ruangan yang asing untuknya.

"Lo udah sadar?"

Rintik menolehkan kepalanya ketika mendengar suara seseorang. Billa serta Vani berlari menghampiri Rintik." Kamu udah sadar sayang?" Tanya Billa.

"Aku kenapa Bun?" Tanya Rintik.

"Kamu kecelakaan." Jawab Billa.

Rintik mengingat kembali ketika percekcokan antara dirinya dan Tania. Dan akhirnya ia tertabrak mobil. Rintik menggerakkan kakinya namun terasa berbeda." Kaki aku kok susah di gerakin?" Tanya Rintik.

Semuanya diam bingung harus menjawab apa, Vani menatap prihatin ke arah Rintik." Lo yang sabar ya Rin, kaki lo..."

"Kaki gue kenapa Van?!"

Vani menatap Billa seolah meminta ijin untuk mengatakan semuanya, Billa menganggukkan kepalanya. Vani menghela nafas berat." Kaki lo lumpuh." Jawab Vani.

Deg!

Rintik membulatkan matanya, nafasnya tercekat. Ia menggeleng tidak percaya." Nggak gue nggak mungkin lumpuh?! Gue masih bisa jalan?!" Pekik Rintik. Rintik menatap sendu ke Billa." Aku nggak mungkin lumpuh kan Bun? Kaki aku baik-baik aja kan? Aku masih bisa jalan kayak biasanya kan? Jawab Rintik Bunda!"

Billa menggeleng lemah." Kamu harus bisa menerimanya." Ucap Billa.

Air mata Rintik mengalir deras dan terdapat isakan tangis dari mulutnya. Ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya." Aku nggak mungkin lumpuh hiks... Aku nggak mau lumpuh hiks..." Rintik mengacak rambutnya frustasi.

"Kenapa tuhan nggak pernah adil sama aku?! Kenapa?! Kenapa aku selalu menderita?! Aku juga pengen bahagia!" Teriak Rintik.

Billa langsung memeluk menenangkan putrinya. Rintik menangis di pelukan Bundanya." Aku nggak mau lumpuh Bunda hiks... Hiks..."

Elang menatap nanar ke arah Rintik." Gue yakin lo bisa sembuh, Rin. Gue akan bantu lo bisa jalan kembali." Batin Elang.









Bersambung...

Jangan lupa vote and coment
SEE YOU NEXT PART 💕

Rintik hujan [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang