Matahari memunculkan sinarnya yang menembus celah-celah jendela kamarnya Rintik. Keberadaan cahaya tersebut membuat mata Rintik perlahan membuka." Jam berapa sih ini?" Gumamnya.
Rintik membuka jam di ponselnya." Jam kosong enam titik lima belas berarti jam enam lewat lima belas menit. tumben gue bangun sepagi ini?" Tanyanya.
Ia mengetuk-ngetuk ponselnya di dagu." Langit jadi jemput gue nggak ya? Tapi nggak mungkin dia boong sama pacarnya sendiri kan? Oke Rintik, sekarang lo harus siap-siap mandi." Rintik beranjak dari kasurnya dan siap-siap untuk mandi.
🌿🌿🌿
"Sebel! Nyebelin! Oot! Dasar Langit, tukang Oot lihat aja ntar. Gue ngambek seharian titik!" Gerutu Rintik dengan menghentakkan kakinya kesal. Hari ini Langit tidak menjemputnya untung saja ada Rintik sudah memesan ojek online jadi dia tidak terlambat hari ini.
Langkah Rintik berhenti, matanya membulat sempurna." What the fuck! Jadi Langit nggak jadi jemput gue, karena cewek sok polos itu?!" Rintik menggelengkan kepalanya tidak percaya." Nggak! Nggak! Nggak! Langit pasti di goda tuh ama cewek sok kecantikan, sok polos, sok baik, sok suci!"
Rintik dengan kesal menghampiri mereka, ia melipatkan kedua tangannya di dada." Oh jadi karna ini Langit nggak jadi jemput Rintik?" Tanya Rintik.
Langit dan Tania dengan serempak menolehkan kepala." Emm... Maaf ya Rin. Gara-gara gue Langit nggak jadi jemput lo, tadi di jalan mobil gue tiba-tiba mogok. Untung ada langit yang bantuin gue." Ucap Tania.
"Baru nyadar kalo Langit nggak jadi jemput gue karna Lo?! Tadi pagi gue lumutan nungguin langit yang nggak jadi jemput karna lo! Untung aja ada ojek online yang bantuin gue!" Sindir Rintik dengan menirukan alasan Tania. Sedangkan Tania hanya diam menundukkan kepala.
"Rintik!" Tegur Langit.
"Apa?! Mau belain cewek ini? Iya?! Langit tau enggak sih? Rintik udah nungguin Langit dari pagi, Rintik berharap kalo Langit tuh bakal jemput Rintik! Karena baru kali ini Langit mau jemput Rintik! Tapi apa?! Langit malah jemput Tania!" Bentak Rintik.
"Mobil Tania mogok, gue nggak tega lihat dia." Sahut Langit.
"Terus langit tega ngelihat Rintik?! Langit tega ngelihat Rintik yang nunggu Langit berjam-jam. Langit tega ngelihat Rintik yang telat dan di hukum, iya?!"
"Rin, jangan marahin Langit. Dia nggak salah, gue yang salah. Gue nggak akan maksa lagi Langit buat nganterin gue." Ujar Tania melerai mereka.
"Gue pegang omongan lo!" Ucap Rintik lalu pergi meninggalkan Langit dan Tania. Sebenarnya Rintik masih ingin mengeluarkan unek-uneknya namun karena sebentar lagi bel masuk. Jadi ia pending terlebih dahulu." Muka aja sok polos! Sok baik di depan Langit! Dasar PHO!" Batin Rintik.
🌿🌿🌿
Brak!!!
"Heh! Cabe! Gue minta sama lo buat mutusin langit sekarang juga!" Bentak siswi dengan dandanan seperti tante-tante. Bernama Dhisya Anggara. Siswi yang terkenal dengan sebutan Queen Bullying.
Brak!!!
Rintik juga mengebrak mejanya. Ia berdiri sejajar dengan Dhisya." Apa lo bilang? Cabe?! Ngaca dulu deh mendingan. Yang cabe itu lo apa gue?! Dan satu lagi, tadi lo bilang suruh putusin Langit? Jangan mimpi!" Ucap Rintik.
"Langit itu punya gue! Dan selamanya akan jadi milik gue! Lo tuh nggak berhak buat dapetin dia! Cuma gue yang berhak miliki dia!" Bentak Dhisya.
Rintik mengambil gelas minumannya lalu menyiramkannya ke Dhisya. Siswa-siswi yang menonton hal tersebut membulatkan matanya sama halnya dengan Vani yang tidak jadi memasukkan baksonya ke dalam mulut. Rintik tersenyum miring." Mimpi lo ketinggian. Siang bolong gini, masih aja lo belum bangun. Oh ya? Tadi udah gue siram pakek air, masih ada nggak tuh mimpinya?" Tanya Rintik.
Dhisya mengepalkan tangannya, menatap tajam ke arah Rintik yang sedang menunjukkan senyum kemenangannya." Berani banget lo hah! Lihat aja pembalasan gue!" Ucap Dhisya. Tangannya mengambil gelas milik Vani yang masih penuh. Vani mendesah kecewa. Minuman gue...
Saat Dhisya ingin menyiramkan air tersebut ke Rintik. Rintik dengan cekatan menahan tangan Dhisya lalu membalikkannya ke atas kepala Dhisya dan menumpahkannya." Ups! Senjata makan tuan, kayaknya dua gelas cukup deh buat lo." Cibir Rintik.
Dhisya dengan kesal membanting gelas yang ia pegang. Rintik menutup mulutnya." Waduh, gelasnya jadi pecah deh. Harganya mahal tuh, oh iya gue lupa. Lo kan Holanggg kayaaa." Ucap Rintik.
"Kaya monyet maksudnya." Sambungnya.
"Lihat aja ya lo Rintik, gue bakal bales semua ini! Awas lo!" Bentak Dhisya lalu pergi meninggalkan Rintik dengan di ikuti dayang dayangnya dari belakang.
"AWAS APA DHISYA?! LO MAU BALES SEMUA INI?! GUE NGGAK TAKUT, PALINGAN JUGA LO LAGI YANG KENA SIRAM!" Pekik Rintik di iringi dengan tawanya.
Vani geleng-geleng kepala melihat tingkah laku Rintik." keterlaluan lo Rin, nggak kasian lo sama si Dhisya yang udah basah kayak gitu?" Tanya Vani.
Rintik menggelengkan kepalanya." Buat apa kasian sama lambe turah kayak gitu, sukanya ngurusin hidup orang. Mimpi lagi mau miliki Langit. Gue aja yang udah berjuang lama baru di lihat Langit sekarang." Ujar Rintik.
Vani memutarkan bola matanya malas." Iyain deh. Tapi lo harus gantiin minuman gue yang di pakek Dhisya tadi." Ucap Vani. Rintik mengacungkan jempolnya menyetujui.
Sedangkan di sisi lain Langit dkk gelang-gelang kepala melihat percekcokan antara Rintik dan Dhisya." Pacar lo emang the best, Lang." Puji Zidan. Langit menanggapinya dengan senyum tipis. Sedangkan Fino mendengus kesal.
Bersambung…
Jangan lupa tinggalkan jejak
SEE YOU NEXT PART 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Rintik hujan [COMPLETED]
Teen Fiction[SEBAIKNYA SEBELUM MEMBACA INI, LEBIH BAIK BACA CERITA PELANGI TERLEBIH DAHULU] (Ceritanya sudah tamat tapi malas merevisi, harap maklum jika ada typo!) Rintik hujan Capella itulah namanya, seorang gadis yang selalu berusaha mendapatkan cinta seoran...