" mencintai mu itu mudah tapi melepaskan mu itu susah."
~ Rintik hujan
Rintik menatap keluarga yang sedang bermain bersama. Hatinya terasa sakit ketika melihat ayah dan anak yang sedang lempar bola." Beruntung sekali anak itu bisa bermain dengan ayahnya, aku bahkan tidak pernah bertatap muka langsung dengan ayahku sendiri. Mengetahui namanya pun aku tak tahu." Batin Rintik.
Tes... tes... tes...
Setetes demi setetes air hujan mulai berjatuhan dari langit. Rintik mendongakkan kepalanya, dia tersenyum simpul." Hujan selalu saja tau bagaimana perasaan ku saat ini. Terimakasih hujan." Batin Rintik. Hujan semakin deras, tetapi Rintik tidak bergerak sama sekali. Ia terus duduk dan meluapkan tangisannya. Rintik memang suka menangis di tengah-tengah hujan.
Menangis dalam derasnya hujan bisa membuat ku tidak terlihat lemah di depan orang. Terkadang aku lebih suka berjalan di tengah-tengah hujan karena aku merasa istimewa, setiap setapak jalanku selalu di hiasi dengan cairan kristal yang turun dari langit.
Hujan selalu tau bagaimana caranya membuatku bahagia dan bagaimana caranya menutupi luka ku yang tidak akan pernah ada obatnya.
🌿🌿🌿
Rintik mengintip Bunda nya yang sedang menangis, Rintik tidak mau menganggu Bundanya saat ini. Dapat Rintik lihat jika Bunda nya menangis karena menatap foto ayahnya. Tanpa Rintik sadari jika cairan kristal berjatuhan dari pelupuk matanya. Tak selang lama Rintik melihat Bundanya yang terlelap dengan posisi memeluk bingkai foto.
Rintik berjalan mendekati ranjang Bundanya lalu mengambil foto itu secara perlahan agar tidak membangunkan Bundanya. Rintik menaikkan selimut, lalu ia beralih menatap foto itu." Rintik akan buat Bunda bahagia tanpa dia. Rintik nggak akan pernah biarin Bunda menangisi dia lagi. Rintik janji." Batin Rintik.
Rintik mencium kening Bundanya." Good night Bunda, have a nice dream." Bisik Rintik. Rintik berjalan mendekati pintu lalu kembali menatap Bundanya yang sudah terlelap, Rintik tersenyum tipis lalu menutup pintunya.
🌿🌿🌿
Langit mengobrak-abrik semua tumpukan buku. Dia mencari buku fisika miliknya yang harus di kumpulkan besok. Padahal hari sudah larut, sempat-sempatnya mengerjakan tugas. Setelah sekian lama mencari akhirnya ia menemukannya, Langit membuka lembaran bukunya namun secarik kertas jatuh. Langit memungut kertas tersebut, dahinya mengerut ketika melihat isi kertas tersebut.
Dear Langit
Hai Langit, maaf ya Rintik numpang nyelipin kertas ini di buku fisika Langit. Habisnya kalo Rintik kasih langsung, Langit pasti selalu membuangnya. Rintik cuma mau bilang kalo Rintik tuh sayang banget sama Langit, meskipun Langit enggak pernah nganggap Rintik ada. Tapi nggak papa kok, setidaknya Rintik pernah ngerasain yang namanya cinta walau yang Rintik rasain tuh cinta sendirian.
Rintik yakin suatu saat nanti pasti Langit akan buka hati buat Rintik. Mungkin saat ini hati Langit belum ke buka buat Rintik, tapi Rintik akan berusaha mencari kunci untuk membuka hati Langit. Langit itu satu-satunya cowok yang paling sempurna di mata Rintik, dan Rintik itu cewek yang paling nggak punya harga diri di mata Langit. Langit nggak papa kok nilai kalo Rintik tuh murahan, tapi Langit harus ingat kalo suatu saat nanti yang bakal ngisi hati Langit tuh cuma Rintik. Rintik akan buktiin itu!
From
Rintik hujan Capella
Langit membaca seluruh isi surat itu, lalu ia meremas kertas itu lalu membuangnya ke tempat sampah." Nggak penting!" Gumam Langit lalu kembali melanjutkan pekerjaannya mengerjakan tugas fisika.
🌿🌿🌿
"Gimana sekolah kamu?" Tanya Samudra dengan memasukkan nasi goreng ke dalam mulutnya.
Langit menoleh ke arah Samudra." Baik kok pah." Jawab Langit.
"Udah punya pacar belum?" Tanya Samudra yang membuat Langit tersedak. Langit langsung minum air yang sudah di siapkan oleh Pelangi.
Pelangi langsung mencubit lengan samudra. Samudra meringis." Kok aku malah di cubit?" Tanya Samudra yang malah mendapatkan pelototan mata dari Pelangi.
"Kok papa nanya tentang itu?" Tanya Langit.
"Ya nggak papa sih, papa cuma heran aja sama kamu. Masak udah kelas sebelas kok belum punya pacar, papa dulu kelas lima udah punya pacar." Jawab Samudra.
Pelangi memutarkan bola matanya malas." Hilih punya mantan banyak aja bangga, aku aja yang punya mantan satu susah ngelupainnya." Gumam Pelangi yang dapat di dengar oleh Langit dan samudra.
"Kamu belum move on sama Galaxi?!" Sembur samudra langsung. Sedangkan Langit bingung." Galaxi siapa?" Batin Langit.
"Move on sih udah, tapi kalo ngelupain semua kebaikan Galaxi sama aku tuh belum bisa." Jawab Pelangi.
Samudra memutarkan bola matanya malas." Mantan tuh harus di lupain, percuma kalo di kenang. Cuma nyakitin." Ucap Samudra.
Langit beranjak dari tempat duduknya, ia tidak mengerti dengan topik pembicaraan mama papanya." Mah pah, Langit berangkat dulu. Assalamualaikum." Langit mencium punggung tangan Pelangi dan Samudra secara bergantian.
"Waalaikumsalam." Jawab Pelangi dan Samudra serempak lalu kembali melanjutkan perdebatan kecilnya, Langit geleng-geleng kepala lalu berjalan keluar dari rumahnya.
Bersambung…
Jangan lupa vote and coment nya
SEE YOU NEXT PART 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Rintik hujan [COMPLETED]
Teen Fiction[SEBAIKNYA SEBELUM MEMBACA INI, LEBIH BAIK BACA CERITA PELANGI TERLEBIH DAHULU] (Ceritanya sudah tamat tapi malas merevisi, harap maklum jika ada typo!) Rintik hujan Capella itulah namanya, seorang gadis yang selalu berusaha mendapatkan cinta seoran...