Satu bulan berlalu dengan cepat, tak terasa jika sebentar lagi Rintik serta yang lain akan naik kelas. Satu bulan itulah Rintik hidup dengan keterbatasan. Meskipun hidup dengan keterbatasan, tetapi Rintik tidak pernah merasa kekurangan. Semua temannya selalu mendukungnya dan menyemangatinya. Langit yang selalu membuatnya tersenyum dan Elang yang selalu membuatnya tertawa.
"Belajar jalan sekarang, tuan putri?"
Tanya Elang. Rintik menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Elang mulai mendorong kursi roda Rintik menuju taman belakang rumah Rintik.
"Siap?" Tanya Elang.
Rintik menarik nafasnya dalam-dalam lalu menganggukkan kepalanya.
Elang mengulurkan tangannya ke Rintik, Rintik menggenggam erat tangan Elang. Ia mulai bangkit dari kursi rodanya. Rintik meringis, keringatnya mulai bercucuran dari pelipisnya. Dengan perlahan ia melangkah kakinya.
1 langkah
2 langkah
3 langkah
4 langkah
5 langkah
Senyum Rintik mengembang seketika. Ia berhasil melangkah kakinya walaupun hanya lima langkah. Ia terus melangkah kakinya sampai rasa berat di kakinya hilang. Rintik mendongakkan kepalanya." El gue?"
Elang menganga tidak percaya."Kaki lo sembuh Rin. Lo udah bisa jalan lagi." Ucap Elang antusias.
Rintik menutup mulutnya tidak percaya." Ini nggak mimpi kan El?" Tanya Rintik. Elang menggelengkan kepalanya.
Rintik tertawa terharu." Gue sembuh El! Gue udah bisa jalan lagi, gue udah nggak lumpuh." Pekik Rintik. Elang tersenyum mendengarnya.
Rintik menghentakkan kakinya seperti anak kecil. Rintik menatap Elang lalu memeluk erat Elang." Makasih El, karna lo. Gue bisa jalan lagi hiks... Hiks..."
Elang melepaskan pelukannya ketika mendengar isakan tangis dari Rintik." Kenapa nangis?" Tanya Elang seraya menghapus air mata Rintik.
Rintik menggelengkan kepalanya." Gue bahagia, akhirnya setelah sekian lama gue bisa jalan lagi dan itu berkat lo."
"Lo bisa jalan bukan karena gue, itu semua karena lo sendiri, lo udah berusaha keras agar bisa jalan lagi." Ujar Elang.
"Tapi tetep aja, kalo lo nggak kasih semangat buat gue. Pasti sekarang gue masih duduk di kursi roda."
"Iya iya!"
Rintik tersenyum senang. Ia kembali menghentakkan kakinya dan berlari memutari taman dengan di sambut oleh hujan. Rintik tidak menghiraukan hujan yang sudah membasahi tubuhnya, ia terus berlari. Ia menatap Elang yang sedang tersenyum ke arahnya." Apa ini pertanda kalo gue harus milih Elang?"
🌿🌿🌿
Malam hari ini, Rintik sudah siap dengan dress berwarna navy yang sangat pas di gunakan olehnya. Dia berjalan berdampingan dengan Elang, kali ini Elang menggunakan tuxedo berwarna hitam. Mereka berjalan menghampiri yang lain. Malam ini adalah perpisahan kelas XII, jadi banyak kelas XII yang berlalu lalang.
Vani, dan Langit dkk membulatkan matanya melihat Rintik yang bisa berjalan. Mereka berjalan menghampiri Rintik dan Elang." Rintik kaki lo?"
Rintik tersenyum lebar." Iya Van! Gue udah bisa jalan lagi." Ucap Rintik antusias. Vani tersenyum lebar lalu memeluk Rintik." Gue seneng dengarnya." Ucap Vani.
Vani melepaskan pelukannya." Sekarang ceritain! Kok lo bisa jalan lagi?" Pinta Vani.
"Gue juga nggak nyangka kalo gue bakal bisa jalan lagi, dan ini semua karena Elang." Rintik melirik Elang yang sedang tersenyum ke arahnya. Langit mendengus kesal mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rintik hujan [COMPLETED]
Teen Fiction[SEBAIKNYA SEBELUM MEMBACA INI, LEBIH BAIK BACA CERITA PELANGI TERLEBIH DAHULU] (Ceritanya sudah tamat tapi malas merevisi, harap maklum jika ada typo!) Rintik hujan Capella itulah namanya, seorang gadis yang selalu berusaha mendapatkan cinta seoran...