Sebenarnya mau update kalo aku udah ga sibuk, tapi berhubung banyak yang minta next. Ya udah aku lanjutin ❤️
***
"Apakah ini akhir dari kisah kita?"
~ Rintik hujan
Seorang gadis sedang melamun di balkon kamarnya. Kenapa pikirannya tidak enak? hatinya resah! atau karena sebentar lagi ia akan meninggalkan semua kenangan yang ia lalui di tempat kelahirannya ini? Sungguh ia tidak mau meninggalkan semuanya, tetapi apa boleh buat. Ia harus menuruti perintah Bundanya. Bagaimana pun Bundanya adalah orang yang berperan penting dalam hidupnya.
"Apa kamu sudah membereskan barang-barang kamu?" Tanya Billa yang tiba-tiba datang ke kamarnya.
"Udah, Bun." Jawab Rintik tanpa menatap Bundanya.
Billa menghela nafas, lalu berjalan mendekati putrinya. Tangannya terulur mengelus-elus rambut Rintik." Kamu tau kan? Bunda lakuin semua ini juga buat kamu?"
"Iya Bunda, Rintik ngerti kok. Rintik cuma belum siap aja buat ninggalin semuanya, apalagi Langit. Rintik takut Langit kecewa sama Rintik, kita baru balikan kemarin."
"Langit pasti bisa ngertiin kamu. Kalian kan bisa LDR." Ucap Billa.
Rintik menghela nafas pasrah." Rintik takut kalo Langit nggak setuju. Rintik takut kalo nantinya Langit ninggalin Rintik demi cewek lain."
"Kamu harus percaya sama Langit. Nggak ada gunanya kalian pacaran, kalo kalian nggak bisa saling percaya. Karena hubungan itu harus berlandaskan dengan kepercayaan." Ucap Billa. Rintik mengangguk tersenyum lalu memeluk Bundanya.
"Makasih Bunda selalu ada buat Rintik. Maaf, selama ini Rintik udah kurang ajar sama Bunda. Maaf juga karena Rintik selalu buat Bunda sedih." Lirihnya.
Billa memeluk erat putrinya sembari menghapus air matanya." Nggak papa, sayang. Maafin Bunda juga karena Bunda udah larang kamu buat ketemu lagi sama ayah kamu. Bunda lakuin semua itu demi kebaikan kamu."
"Iya Bunda, Rintik paham kok. Rintik juga sadar, ayah cuma butuh Tania dalam hidupnya bukan butuh Rintik. Tania itu segalanya buat ayah, sedangkan Rintik nggak! Hiks... Hiks..."
Billa menghapus air matanya Rintik." Masih ada Bunda, sayang. Kamu segalanya buat Bunda. Jangan keluarin air mata kamu lagi! Okay?"
Rintik mengangguk dan tersenyum, ia langsung menghapus air matanya. Rintik kembali memeluk Bundanya." Rintik sayang Bunda." Lirihnya.
Billa tersenyum." Bunda juga sayang sama Rintik."
🌿🌿🌿
"Ini, Lang." Tania menyodorkan gelas yang ia beri obat perangsang.
"Thanks." Langit masih gelas tersebut lalu meminumnya. Tania tersenyum miring melihat Langit meminum jus tersebut, sebentar lagi ia akan menjadi milik Langit untuk selamanya.
Katakan saja Tania gila, tidak waras, atau tidak punya otak. Memang kenyataannya seperti itu, semua kesadarannya sudah hilang karena keegoisan untuk memiliki seseorang yang selama ini ia cintai. Ia tidak peduli jika di benci oleh Rintik, karena semua ini ia lakukan untuk memperjuangkan perasaannya. Tidak salah kan?
Setelah meminum jus tersebut, Langit merasa aneh dengan tubuhnya. Ia mencoba membuka matanya lebar-lebar, namun rasa kantuknya mengalahkan semuanya. Ia menguap berkali-kali.
Tania yang melihat itu tersenyum senang." Kenapa Lang? Kamu ngantuk?" Tanya Tania. Langit menganggukkan kepalanya sembari memijat pelipisnya yang terasa pusing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rintik hujan [COMPLETED]
Teen Fiction[SEBAIKNYA SEBELUM MEMBACA INI, LEBIH BAIK BACA CERITA PELANGI TERLEBIH DAHULU] (Ceritanya sudah tamat tapi malas merevisi, harap maklum jika ada typo!) Rintik hujan Capella itulah namanya, seorang gadis yang selalu berusaha mendapatkan cinta seoran...