Gemerlap bintang menghiasi Langit malam yang gelap nan sunyi. Seorang gadis duduk dengan menekuk kedua lututnya, semilir angin membuat bulu kuduknya berdiri. Pikirannya berkecamuk, ia curiga dengan sikap Elang yang mulai berubah kepadanya padahal baru seminggu lalu ia baikan.
Ia melirik gelang yang tiga hari lalu di berikan oleh Elang. Gelang dengan ukiran huruf E. Indah? Memang, gelang ini sangat sederhana namun sangat indah dan unik. Rintik mengerutkan keningnya saat mengingat kata-kata Elang.
"Nanti kalo gue pergi, janji nggak akan nangis?" Tanya Elang sembari menggenggam erat tangan Rintik.
Rintik mengernyitkan dahinya." Lo mau pergi kemana emang? Jauh?" Tanya Rintik.
Elang mengangguk." Iya jauh, lo mau kan nepatin janji itu?"
Rintik menggelengkan kepalanya." Kalo lo pergi. Gue ikut!"
"Nggak!"
"Kenapa?" Tanya Rintik.
Elang menghela nafas." Nggak papa, nanti juga lo akan paham. Tapi janji dulu, kalo gue pergi lo nggak akan nangis?"
Rintik mengangguk." Iya gue nggak bakal nangis, palingan ini juga prank? Lo bilang bakal pergi tapi aslinya nggak kan?"
Elang terkekeh." Iya ini prank."
"Tuh kan, gue mah udah hafal sama sifat Lo. Kurangin tuh nge prank orang."
Elang tersenyum tipis, ia mengeluarkan gelang dari saku celananya lalu memakaikannya di pergelangan tangan Rintik." Jaga gelang ini baik-baik. Memang harganya nggak mahal, tapi gelang ini nyimpen banyak kenangan. Gue mau saat gue kembali nanti, gelang ini masih melekat di tangannya lo."
Rintik menarik nafasnya ketika mengingatnya, di liriknya gelang pemberian Elang." Maksudnya apa?" Batinnya.
🌿🌿🌿
Rintik berlari keliling sekolah hanya untuk mencari Elang. Ia yakin, jika Elang membolos. Biasanya tempat saat Elang membolos sekolah adalah kantin, rooftop dan UKS. Tapi ia tidak ada di sana.
Rintik menghampiri siswa yang sedang berkumpul." Eh kalian lihat Elang nggak?" Tanya Rintik.
"Elang siapa? Burung? Lo nyari burung di sekolah?" Tanya salah satu dari mereka.
Rintik menepuk jidatnya pelan." Nggak jadi, gue duluan." Ucapnya dan berlalu meninggalkan mereka.
"Tolol banget sih tuh cowok! Masak dia nggak kenal sama Elang? Yah emang sih Elang itu nama burung, ah tau ah pusing gue ngadepin cowok bego!" Batinnya.
🌿🌿🌿
Tok tok tok!
Rintik mengetuk pintu rumah Elang, tak lama muncul wanita paruh baya dengan menggunakan pakaian daster." Elangnya ada bi?" Tanya Rintik.
Bi Yati menggigit bibir bawahnya cemas, ia sudah di pesan oleh majikannya agar siapapun yang menanyakan tentang Elang tidak usah di jawab. Tapi ini Rintik, bi Yati sudah cukup dekat dengan Rintik.
"Maaf non Rintik. Tuan, nyonya, sama den Elang lagi nggak ada ke rumah." Jawabnya.
"Mereka pergi kemana ya bi?"
Bi Yati menautkan jari-jarinya gugup." Jujur nggak ya? Jujur! Nggak! Jujur! Nggak! Jujur! nggak! Jujur! Ya udah saya jujur aja." Batinnya.
"Anu non, nyonya sama tuan lagi nganterin den Elang ke bandara." Jawab bi Yati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rintik hujan [COMPLETED]
Teen Fiction[SEBAIKNYA SEBELUM MEMBACA INI, LEBIH BAIK BACA CERITA PELANGI TERLEBIH DAHULU] (Ceritanya sudah tamat tapi malas merevisi, harap maklum jika ada typo!) Rintik hujan Capella itulah namanya, seorang gadis yang selalu berusaha mendapatkan cinta seoran...