Aku mau promosiin ceritaku yang berjudul surat cinta tanpa kata, siapa tau kalian minat. Aku kasih bocoran ceritanya 👇
Rosa Pricilla Adara itu adalah nama lengkap ku kalian bisa memanggil ku Rosa atau Cilla. Umurku 16 tahun, hobi ku melukis dan menulis. Adakah yang sama dengan hobi yang ku miliki? Itu hanyalah kebetulan saja. Akan ku ceritakan tentang sedikit kisah cintaku. Namanya Keanno Aludra Bratama, dia tampan sangat-sangat tampan tetapi sikapnya dingin, tapi aku menyukainya. Sejak pertama kali aku melihatnya, aku sudah merasakan desiran di hatiku. Ah aku terlalu lebay! Semua yang ada di dirinya sangatlah sempurna di mataku. Dia memiliki kembaran bernama Kianno Ankaa Bratama, wajahnya mirip dengan Keanno tapi entah mengapa aku tidak tertarik dengannya. Meskipun kembar namun Keanno dan Kianno memiliki sifat yang jauh berbeda. Keanno terkenal dengan sifatnya yang dingin, cuek, irit bicara, dan ekspresi yang datar sedangkan Kianno memiliki sifat yang humoris, murah senyum, dan tidak datar seperti Keanno.
Ah itu dia! Aku melihat Keanno yang sedang bermain basket bersama temannya. Keringat yang bercucuran dari pelipisnya dan sinar matahari yang membuat wajahnya berkali-kali lipat lebih tampan. Ingin sekali aku mengelap keringatnya dan memberikan sebotol air minumnya yang biasa aku lihat di film-film. Hei ayolah Rosa! Itu terjadi hanya dalam khayalanmu saja, tidak mungkin kau bisa melakukan itu. Bersimpangan dengannya saja, jantungmu hampir saja meledak, bagaimana jika kau mengelap keringatnya. Apakah kau akan mati di lapangan? Memang benar! Aku tidak akan bisa secara langsung untuk mendekatinya. Banyak sekali siswi yang mencoba mendekati Keanno tetapi hanya berujung dengan perkataan sadis yang dapat membuat siapapun sakit hati ketika mendengarnya. Contoh saja ketika teman seangkatan ku yang secara terang-terangan menyatakan cintanya kepada Keanno tapi hanya di permalukan dengan Keanno. Dan aku tidak mau itu terjadi kepada ku, Aku memilih memendam perasaan ku dan memilih untuk mencintainya dalam diam.
Mencintai seseorang yang di cintai orang banyak itu menyakitkan. Setiap saat kita harus mendengarkan pernyataan mereka yang menyatakan jika mereka mencintai orang yang juga kita cintai, rasanya sungguh menyakitkan. Tapi aku juga terkadang menyalahkan hatiku, kenapa hatiku lebih memilih orang yang di cintai oleh orang banyak untuk mengisi kekosongan nya? Kenapa tidak orang lain saja yang tidak pernah di cintai oleh orang lain? Entahlah! Hanya hati yang bisa menjawab.
"Rosa!"
Aku menolehkan kepala ketika mendengar seseorang yang memanggil namaku. Aku mendapati seorang gadis yang berjalan menghampiri ku, namanya Gea Anggita. Cantik, putih, manis, rambut sebahu, badannya ideal, dan lentik matanya yang indah. Perfect! Itulah dirinya. Gea juga salah satu siswi yang cukup populer, dia sering memenangkan lomba dance.
"Lo lagi ngapain di sini? Sebentar lagi bel. Lo nggak mau ke kantin?"
Aku melirik ke arah jam yang melingkar di pergelangan tanganku. 5 menit lagi bel akan berbunyi. Aku tidak terbiasa makan di kantin seperti kebanyakan murid lainnya. Aku lebih suka makan bekal yang sudah di siapkan oleh Bunda, rasanya jauh lebih enak dan lebih higienis.
"Aku nggak istirahat, kalo kamu mau istirahat silahkan. Aku mau ke perpustakaan."
Aku dapat melihat raut wajah Gea yang berubah menjadi kecewa. Aku merasa bersalah karena telah menolaknya tetapi aku juga tidak ingin berada di tempat yang menurutku tidak nyaman. Terlalu banyak orang di sana, aku benci keramaian!
"Ya udah deh nggak papa, kalo gitu gue duluan ya. Byee Rosa."
Aku merasa sedikit lega karena dia dapat mengerti keadaan ku. Bukannya apa-apa, hanya saja aku merasa malas untuk pergi ke kantin dan merasa tak kuat ketika melihat Keanno! Tatapannya membuat ku tergila-gila, ah kenapa sekarang aku menjadi anak alay seperti ini? Biarkanlah! Aku memang seperti itu.
Aku beranjak dan melangkahkan kakiku meninggalkan kelas XI IPA 2. Satu-satunya kelas yang paling membuat ku nyaman dan tidak sungkan, ya iyalah itukan kelasku sendiri. Dasar aku!
Aku berjalan menuju tempat yang menjadi tujuan ku yaitu perpustakaan. Aku menundukkan kepala ketika melihat tatapan kakak kelasku yang seakan tidak suka dengan kehadiran ku. Bukannya aku penakut, hanya saja aku tidak ingin mencari gara-gara yang nantinya malah membuatku kesusahan. Aku terus berjalan dan tidak memperdulikan tatapan orang. Biarkan saja, itu mata mereka sendiri. Aku tidak berhak untuk menegurnya. Bisa saja mereka menatapku karena aku ini seorang artis, ah mimpiku terlalu tinggi!Karena terus menunduk aku tidak memperhatikan depan, yang aku perhatikan hanyalah bawah saja. Aku tidak sengaja menyenggol seseorang, atau dia yang tidak sengaja menyenggol ku? Sepertinya aku yang tak sengaja menyenggol nya. Aku mendongakkan kepala dan alangkah terkejutnya aku ketika melihat siapa orang yang tidak sengaja bersenggolan denganku.
Keanno?!
Baca ya, jangan lupa vote and coment nya.
See you all 💛
KAMU SEDANG MEMBACA
Rintik hujan [COMPLETED]
Teen Fiction[SEBAIKNYA SEBELUM MEMBACA INI, LEBIH BAIK BACA CERITA PELANGI TERLEBIH DAHULU] (Ceritanya sudah tamat tapi malas merevisi, harap maklum jika ada typo!) Rintik hujan Capella itulah namanya, seorang gadis yang selalu berusaha mendapatkan cinta seoran...