Rintik hujan 03

21.4K 1.4K 57
                                    

" Aku seperti angin yang tak pernah kau anggap ada."

~ Rintik hujan


Rintik menatap langit yang mulai gelap. sebentar lagi pasti akan turun hujan, pikir Rintik. Hujan adalah salah satu ciptaan tuhan yang paling ia sukai. Seperti namanya Rintik hujan. Setetes demi setetes air mulai berjatuhan dari langit. Rintik menengadahkan tangannya dan mendongakkan wajahnya menikmati rintik-rintik hujan yang mulai membasahi wajahnya.

Rintik menatap orang-orang yang berlarian menghindari hujan, padahal baju yang mereka kenakan sudah basah. Kenapa nggak sekalian hujan-hujanan kan enak, pikir Rintik.

"WOY CEWEK GILA!" Teriak seseorang.

Rintik membalikkan badannya menatap orang yang meneriakinya."ADA APA?!" Tanya Rintik dengan teriakan, jika tidak teriak maka dia tidak akan mungkin mendengarnya karena suara hujan yang begitu keras.

"LO GILA YA?! UDAH TAU HUJAN BUKANNYA MENGHINDAR MALAH HUJAN-HUJANAN!" Sahut cowok itu, bernama Elang Triton Sanjaya.

Rintik berlari menghampiri Elang." Emangnya kenapa? Gue suka kok sama hujan." Ucap Rintik.

"Lo nggak lihat tuh seragam lo udah basah kuyup, besok lo mau pakek apa? Pakek karung lo ke sekolah?" Tanya Elang.

"Gue kan masih punya seragam dua di rumah, jadi kalo ini basah ya tinggal pakek seragam yang lain lah. Susah amat hidup lu." Ucap Rintik.

Rintik mendekatkan wajahnya, ia memicingkan matanya." Atau jangan-jangan lo takut ya sama hujan?" Tanya Rintik. Rintik kembali menjauhkan wajahnya." Dih Cemen!" Ejek Rintik.

"Gue nggak takut sama hujan." Jawab Elang.

Rintik tersenyum puas. Lalu ia menarik pergelangan tangan Elang." Ya udah kalo nggak takut sama hujan. Ayok kita hujan-hujanan!" Seru Rintik. Rintik berlari tanpa melepaskan tangannya dari Elang. Rintik melepaskan cekalan tangannya lalu kembali menengadahkan tangannya.

Elang mengusap wajahnya yang basah terkena air hujan." KENAPA?! LO AJAK GUE HUJAN-HUJANAN?! GUE NGGAK SUKA HUJAN-HUJANAN!" Teriak Elang.

Rintik menolehkan kepalanya."KATANYA TADI NGGAK TAKUT SAMA HUJAN. BUKTIIN DONG!" Jawab Rintik dengan teriakan.

"Tau ah, gue mau balik aja. Males gue hujan-hujanan kek gini." Ucap Elang lalu melangkahkan kakinya tapi di cegah oleh Rintik. Rintik menarik Elang, lalu ia mengambil telapak tangan Elang dan menengadahkannya. Elang hanya pasrah menerimanya.

"Coba deh nikmatin air hujan ini. Gue jamin lo bakal suka sama hujan. Asal lo tau, hujan itu adalah ciptaan Tuhan yang paling gue sukai dan gue yakin setelah ini lo pasti suka dengan hujan." Ucap Rintik.

Elang menatap Rintik." Kenapa lo suka sama hujan?" Tanya Elang.

"Karena hujan itu baik, dia tetap mau hadir walaupun kehadirannya tidak pernah di anggap oleh manusia. Sebagian orang tidak pernah menghargai jasa hujan, mereka mengabaikannya saat mereka tidak butuh dan mereka mencarinya saat mereka butuh. Tapi hujan akan selalu turun untuk mereka, dia selalu ada untuk manusia. Baikkan hujan? Jadi lo harus suka sama hujan." Jawab Rintik.

Elang tersenyum kagum mendengar perkataan Rintik, baru kali ini ia menjumpai cewek seperti Rintik. Cewek aneh yang menyukai hujan, itulah sebutan Elang untuk Rintik.

"Jadi lo sekarang suka kan? Sama hujan?" Tanya Rintik tanpa mengalihkan pandangannya.

"Sampai sekarang gue tetep nggak suka sama hujan." Jawab Elang.

Rintik dengan cepat menolehkan kepalanya dengan mengangkat satu alisnya." Kenapa?" Tanya Rintik.

"Karena sekarang gue sukanya sama Lo."

🌿🌿🌿

Jari-jari langit bergerak-gerak di atas keyboard laptopnya. Matanya fokus menulis sesuatu. Entah apa yang ia ketik. Pelangi yang melihat putranya belum tidur padahal waktu sudah malam." Kamu kok belum tidur?" Tanya Pelangi.

"Nanggung mah, bentar lagi juga mau selesai." Jawab Langit tanpa mau mengalihkan pandangannya.

Pelangi geleng-geleng kepala, Langit selalu saja lembur mengerjakan tugasnya. Sifat Samudra nurun ke Langit, selalu mengerjakan tugas jika mau di kumpulkan saja padahal tugas itu sudah di berikan dari hari-hari yang lalu." Ya udah, kamu jangan tidur larut malam ya. Besok sekolah." Ucap Pelangi.

Langit menganggukkan kepalanya. Pelangi beranjak pergi dari kamar Langit. Pelangi menutup kembali pintu kamar Langit. Saat ia membalikkan badannya, samudra tiba-tiba mengejutkannya dengan boneka sapi yang besarnya menutupi seluruh wajah." Kalo mau ngagetin orang tuh, pakek cara yang ampuh. Boneka sapi kayak gini, ya nggak bakal kaget lah." Ucap Pelangi.

Samudra menghela nafas lalu menjauhkan boneka sapi itu." Ya udah, besok aku pakek boneka Annabelle aja biar kamu ketakutan." Sahut Samudra.

"Apaan sih, kurang kerjaan banget kamu. Udah minggir sana aku mau lewat!" Usir Pelangi.

"Kamu boleh lewat tapi..." Samudra menunjuk-nunjuk pipinya. Pelangi mengerti lalu menabok pipi samudra dengan boneka sapi." Tuh udah di cium sama kembaran kamu." Ucap Pelangi yang di serai tawa. Pelangi sedikit menggeser badan samudra lalu berjalan melewati samudra.

Samudra menunjukkan senyum jahilnya." Lihat aja nanti, bakal gue tempur habis-habisan." Batin Samudra.









Bersambung...

Jangan lupa untuk tinggalkan jejak
SEE YOU NEXT PART 💕

Rintik hujan [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang