Perpaduan antara warna jingga di langit menjadi saksi kebersamaan mereka. Angin yang berlalu lalang menambah kesejukan udara di kala senja. Menyandarkan kepalanya di punggung orang tercinta adalah anugerah yang paling indah baginya, ia tak berhenti-henti mengukir lengkungan di bibirnya.
"Langit..." Panggil rintik.
"Hmm." Jawab Langit.
"Kenapa Langit nggak jadi nganterin Tania? Kok malah nganterin Rintik?" Tanya Rintik kembali menyandarkan kepalanya di punggung Langit.
"Nggak papa." Jawab Langit.
Rintik mengerucutkan bibirnya mendengar jawaban Langit yang singkat. Tiba-tiba bibirnya mengembang." Rintik tau kenapa! Karena Rintik lebih penting kan? Di banding Tania." Ujar Rintik.
"Iyain." Sahut Langit.
🌿🌿🌿
"Langit mau mampir nggak?" Tanya Rintik sembari turun dari motor Langit.
"Nggak, gue langsung pulang." Jawab Langit. Rintik mengangguk paham." Hati-hati ya langit." Ujar Rintik. Langit menganggukkan kepala lalu menjalankan motornya meninggalkan pekarangan rumah Rintik.
Rintik memandangi punggung Langit yang mulai menghilang dari pandangannya. Ia menghela nafas pelan lalu melangkahkan kakinya memasuki rumahnya. Rumahnya sangatlah sepi tidak berpenghuni, Bunda Rintik belum pulang kerja.
Rintik memandangi rumahnya yang besar namun sunyi." Kapan rumah ini akan di penuhi dengan tawa bahagia? Rintik cuma pengen ketawa sama kedua orang tua Rintik, dari kecil Rintik nggak pernah ngerasain semua itu. Rintik pengen ketawa sama Ayah dan Bunda." Lirih Rintik.
Rintik menghapus kasar air matanya yang hampir menetes. Lalu berlari menaiki tangga memasuki kamarnya. Rintik menutup kasar pintunya. Dia membanting tubuhnya di kasur nya. Menatap langit-langit kamarnya. Tak lama ia terlelap dengan seragam yang masih ia kenakan.
🌿🌿🌿
Rintik terbangun dari tidurnya. Ia mengucek matanya menyesuaikan cahaya. Ia menatap jam dinding kamarnya yang menunjukkan pukul 18.00 WIB." Tumben Bunda nggak bangunin aku?" Gumam Rintik. Ia mengecek ponselnya yang ternyata ada pesan dari bundanya.
Bunda❤️
Sayang maafin Bunda ya, Bunda ada urusan mendadak dan bunda harus keluar kota selama 3 hari. Kamu baik-baik ya di rumah.
Iya Bun, hati-hati ✓✓
Rintik melemparkan ponselnya di atas kasur. Selalu saja begini, di tinggal sendirian di rumah. Selalu kesepian, itulah yang Rintik rasakan. Tanpa mau berlama-lama memikirkan itu, Rintik mengambil handuk. Badannya sangat lengket dan dia harus mandi.
Tak lama kemudian Rintik keluar dari kamar mandi dengan mengusap-usap rambutnya dengan handuk. Rintik mengambil sisir dan langsung menyisir rambutnya.
Ting tong Ting tong!
Rintik mengerutkan dahinya." Siapa sih yang dateng malam-malam gini, jangan-jangan Langit lagi!" Pekik Rintik lalu berlari keluar kamarnya.
Dengan senyum mengembang Rintik membuka pintu rumahnya. Tetapi senyum itu luntur seketika ketika melihat siapa orang yang bertamu ke rumahnya. Seseorang yang memakai jaket kulit hitam dan topi yang menutupi wajahnya." Mas, ada perlu apa ya ke rumah saya?" Tanya Rintik.
Pria itu masih menundukkan kepalanya." Saya mau mengantarkan barang pesanan mbak." Jawabnya dengan menyerahkan kotak yang entah berisi apa.
Rintik semakin di buat kebingungan. Dia tidak merasa memesan apa-apa." Maaf mas, perasaan saya nggak pesen apa-apa deh. Mungkin mas salah alamat coba cek." Ucap Rintik.
Pria itu mendongakkan kepalanya dengan membenarkan topinya. Rintik membelalakkan matanya." Lo!!" Pekik Rintik dengan menunjuk ke pria tersebut. Kalau mau tahu pria itu adalah Elang Triton Sanjaya, cowok paling nyebelin seantero dunia.
Elang menyisir rambutnya kebelakang dengan menggunakan jarinya." Iya ini gue, kenapa? kangen?" Tanya Elang.
"Dihh! Siapa juga yang kangen sama lo. Lagian lo tuh ya, jadi cowok nyebelin banget! Tiba-tiba dateng ke rumah gue, malem-malem lagi. Nggak tau apa? Kalo gue tuh mau istirahat. Mending lo pulang deh!" Usir Rintik dengan melipatkan kedua tangannya di dada.
Elang menghela nafas."Ya udah deh kalo lo mau istirahat, padahal gue bawain Pizza buat lo. Tapi lo malah ngusir gue, byee Rintik." Ucap Elang dengan membalikkan badannya ingin pergi.
Mendengar nama makanan membuat perut Rintik kembali berbunyi. Ia belum makan dari tadi dengan berat hati ia mencegah Elang pulang atau lebih tepatnya mencegah makanannya." Eits tunggu dulu, gue nggak jadi usir lo. Sekarang lo boleh masuk. Silahkan masuk tuan Elang." Ucap Rintik dengan senyum semanis mungkin.
Elang tersenyum puas dengan melangkahkan kakinya memasuki rumah Rintik yang nampak sunyi." Sepi amat rumah lo, orang tua lo kemana?" Tanya Elang.
"Bunda gue lagi keluar kota." Jawab Rintik.
Elang mengangguk paham." Kalo ayah lo?" Tanya Elang kembali.
Mendengar kata 'Ayah' membuat Rintik diam. Ia bahkan tidak tahu sekarang ayahnya ada dimana dengan siapa dan dalam keadaan yang seperti apa." Lo nggak perlu tau!" Rintik merenggut paksa Pizza tersebut dari Elang.
"Aneh." Gumam Elang.
Mata Rintik berbinar-binar melihat makanan di depannya. Tanpa mau berlama-lama Rintik langsung memakannya. Elang geleng-geleng kepala melihat tingkah laku Rintik. Dia berjalan mendekati Rintik dan duduk di sampingnya." Enak?" Tanya Elang.
Rintik mengangguk antusias." Enak, lo mau?" Tanya Rintik dengan menyodorkan sepotong pizza kepada Elang.
Elang tersenyum senang." Boleh." Jawabnya lalu membuka mulutnya. Rintik tersenyum jahil." Ambil aja sendiri!" Ucap Rintik yang membuat Elang mendengus kesal.
Rintik tertawa terbahak-bahak melihat raut wajah Elang. Ia kembali memasukkan sepotong pizza ke dalam mulutnya. Sebuah ide terlintas di benak Elang. Ia mendekatkan wajahnya lalu menggigit pizza yang sedang di gigit oleh Rintik. Rintik membulatkan matanya. Jaraknya begitu dekat, bahkan hidung mereka sudah bersentuhan. Rintik mati-matian menahan nafasnya. Lalu dengan kesal ia mendorong tubuh Elang agar menjauh darinya." Nyebelin Lo!" Geram Rintik.
Elang terkekeh melihat wajah Rintik yang memerah. Melihat Elang tertawa membuat Rintik kesal, ia langsung memukuli Elang. Elang tidak merasa sedikit pun sakit, ia malah semakin tertawa.
Bersambung…
Jangan lupa vote and coment
SEE YOU NEXT PART 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Rintik hujan [COMPLETED]
Teen Fiction[SEBAIKNYA SEBELUM MEMBACA INI, LEBIH BAIK BACA CERITA PELANGI TERLEBIH DAHULU] (Ceritanya sudah tamat tapi malas merevisi, harap maklum jika ada typo!) Rintik hujan Capella itulah namanya, seorang gadis yang selalu berusaha mendapatkan cinta seoran...