Rintik hujan 26

15.5K 1K 130
                                    

Suasana ruangan yang cukup mewah untuk ruangan kepala sekolah. Meskipun mewah tetapi Rintik tidak nyaman di sini. Di tambah lagi tatapan horor dari guru-guru yang ada di sini, Rintik bergidik ngeri melihatnya.

"Rintik, sekarang kamu jelasin semuanya." Ucap Bu Ningsih.

Rintik mengernyitkan keningnya." Jelasin apa Bu?" Tanya balik Rintik.

Bu Ningsih menepuk jidatnya." Ya jelasin semuanya lah Rintik, asal mulanya kamu sama Dhisya berantem. Paham kau?"

"Oh gitu, Bu. Saya berantem sama Dhisya karena dia duluan yang mulai." Jawab Rintik.

Dhisya melototkan matanya." Enak aja, lo duluan yang mulai. Lo yang nampar gue, habis tuh lo pukul gue---" Ucap Dhisya terpotong.

"Habis tuh gue bakal bunuh lo, kalo lo nggak bisa diem! Seneng banget nyaut pembicaraan orang, yang di tanya tuh gue. Jadi lo diem aja!" Ucap Rintik. Dhisya mengerucutkan bibirnya kesal.

"Sudah-sudah jangan berantem! Jadi yang salah di sini siapa?" Tanya Bu Ningsih.

"DIA!" Rintik menunjuk ke arah Dhisya sedangkan Dhisya menunjuk ke arah Rintik.

Rintik melototkan matanya tidak terima." Enak aja lo nyalahin gue!"

"Ya lo lah yang salah, jelas-jelas lo yang udah tampar gue habis tuh lo pukul gue." Ucap Dhisya.

"Lo juga ngapain mancing emosi gue?"

"Ya terserah gue lah, mau gue mancing ikan kek, mancing emosi kek. Itu kan hak gue ngapain lo ribut?"

"Ya udah berarti kalo gue mukul lo, ya terserah gue lah."

"DIAM!" Bentak Bu Ningsih. Bu Ningsih menatap tajam ke arah Rintik dan Dhisya bergantian. Rintik menelan ludahnya kasar begitupun dengan Dhisya.

"Kalian tuh nggak bisa apa akur satu hariiiii aja, setiap ketemu pasti berantem. Akur gitu loh." Ujar Bu Ningsih.

"Ngapain akur sama pantat panci?" Gumam Rintik yang dapat di dengar oleh semua orang.

"Ngomong apa lo tadi?!" Bentak Dhisya.

"Emangnya gue ngomong apa?" Tanya balik Rintik. Dhisya mendengus kesal mendengar tanggapan Rintik. Sedangkan Rintik tertawa dalam hati.

Bu Ningsih memijit pelipisnya pusing menghadapi muridnya itu." Rintik, kenapa kamu pukul Tania?" Tanya Bu Ningsih.

Rintik melirik malas ke arah Tania." Nggak sengaja, lagian siapa suruh jadi pahlawan kesiangan. Kena tonjok aja langsung pingsan." Jawab Rintik, Tania menundukkan kepalanya mendengar perkataan Rintik.

"Rintik!" Tegur Billa. Rintik memutarkan bola matanya malas." Okay." Ujar Rintik malas.

Rintik melirik sekilas ke arah Tania." Sorry gue nggak bermaksud ngomong kayak gitu." Ucap Rintik dengan sangat berat hati ia mengucapkannya.

Tania tersenyum." Iya nggak papa kok."

"Ya udah sekarang kalian maaf-maafan biar selesai urusannya!" Ujar Bu Ningsih menyuruh Rintik dan Dhisya untuk saling memaafkan.

Rintik dan Dhisya saling melirik tanpa mau berniat untuk berjabat tangan. Billa menghela nafas melihat tingkah laku putrinya. Ia mengambil tangan Rintik." Maafin Rintik ya." Ucap Billa. Rintik membelalakkan matanya tidak terima.

Dhisya diam tidak membalas jabat tangan Rintik. Akhirnya mama Dhisya pun melakukan hal yang sama seperti Billa." Maafin Dhisya juga ya." Ucapnya.

Rintik langsung melepaskan tangannya dan beralih menatap Billa." Bunda..." Rengek Rintik. Billa mengangkat bahunya acuh. Rintik mengerucutkan bibirnya sebal.

Rintik hujan [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang